(30) Go to Cybertron.

221 20 1
                                        

Note : Signature Sigma - Cairan berwarna hitam yang membuat besi berkarat serta membusukkan daging manusia dengan waktu yang tertentu.


* * * * * * * * *

ALESSA POV.

Rebahan.

Siapa yang tidak menyukai hal seperti itu. Dengan posisi rebahan kita bisa merelaxkan diri, tugas dan beban hidup seperti kita tendang jauh-jauh. Semua orang yang lelah akan permasalahannya akan berakhir dengan rebahan.

Ya, itu kegiatanku saat ini. Chiki disebelah tempat tidurku serta kabel panjang untuk mencharger handphoneku terlihat seperti surga sederhana yang membuatku bahagia. Jujur saja kejadian kemarin membuatku syok karena Richard mempunyai anak buah baru selain Zafran. Aku yakin percobaan mereka sudah sangat banyak dan diluar dugaan. Dasar biadab!

Untuk menghilangkan rasa stress dan pusingku, rebahan adalah salah satu pelampiasan terbesar jika aku sedang mendapat masalah. Sementara handphone yang sedari tadi kuperhatikan, dia adalah Zelfa yang bercerita tentang romantisnya dia bersama Alex ketika aku pulang dari rumahnya.

Mereka saling bercerita banyak hal, Zelfa juga mengajaknya keliling Kota Malang dan makanan kesukaan baru Alex adalah rujak cingur. Astaga, aku jadi pengen :") Zelfa berjanji akan mengajakku dengan Alex pergi bersama untuk refreshing minggu depan. Mumpung Desember ini adalah hari libur semester ganjil para pelajar, Zelfa serasa bebas ingin pergi kemana saja yang dia mau.

Heh, gatau kelakuan gue yang disini nggak sekolah, uhuuyy.. Tapi udah jadi agency aja ya ;)

Sementara selain handphone, charger dan chiki, ada juga laptop yang bertengger masih dalam posisi aktif menampakkan layar code yang masih belum bisa aku pecahkan. Aku hanya menebak-nebak tengtang apa yang dimaksud 10 wave. Wave adalah gelombang, jika aku terjemahkan ke beberapa kejadian yang pernah terjadi masih ada 3 gelombang.

Seperti serangan Ordion, Bee dan Strongarm. Sisanya aku masih menerka-nerka. Dan aku juga masih tidak paham maksud dari sʜᴏᴡ ʙᴇᴄᴏᴍᴇ ʙʟᴏᴏᴅ ʙᴇғᴏʀᴇ ᴅᴀɪʟʏ sᴛᴀɪɴᴇᴅ ᴅᴀʏs.. Huft.. Membuatku makin merinding saja.

Ryker dan yang lain juga pasti sedang mengotak-atik apa yang dimaksud setiap kalimat itu. Zelfa juga sudah mendengarkan satu persatu lagu, tapi juga tidak bisa menyimpulkan apapun itu karena terlalu banyak arti.

Aaaarghh!! Ingin kubunuh saja si pembuat kode! Bikin rambut pada rontok cuman mikirin ginian!!

Selang beberapa menit, aku mendengar suara ketukan pintu—sangat keras dan Oscar yang memanggil namaku. Dengan senang hati aku menyambutnya, namun.. begitu terkejutnya aku dengan apa yang ia ucapkan sebagai pembuka.

"Mau ke Cybertron, nggak?" dengan wajah polos berseri.

"Wait.. What.. Nggak salah denger, nih?" tanyaku menggaruk tengkuk leher yang tidak gatal.

"Iya!! Kita udah ngerencanain bareng-bareng sama Ordion dan Firenz!"

"Disana ada oksigen?" tanyaku sekali lagi. Namun Oscar menggeleng masih dengan senyuman. "Lha terus aku nafas gimana dong?"

"Pakek baju astronot lah," sahut Firenz di belakang Oscar.

"Nggak ah, ribet tau!" balasku tidak terima.

"Mau ikut apa enggak?" sentak Firenz tegas. Aku kembali berfikir dua tiga kali, tawaran seperti ini tidak harus aku tolak. Lumayan lah, jalan-jalan ke galaksi lain.

"Iyain deh, sekarang?"

"Nggak besok," sahut Firenz dingin. Akupun segera masuk kembali ke kamar, tapi lagi-lagi Firenz berteriak. "Eh, eh.. Mau kemana!? Sekarang lah, Lessa!!"

TRANSFORMERS PRIME : WHEN YOU CALL MY NAME ✔Where stories live. Discover now