SEASON 2 : BAB 18

Start from the beginning
                                    

Arya melayangkan tatapan protes. "Ma! Arya 'kan udah bilang, Arya nggak mau ke Yogya dan ninggalin mama juga Raya. Apalagi selama Mama masih bersama bajingan itu."

Arya meremas kuat sendok di genggamannya. Ia bangkit lalu pergi meninggalkan tempat itu.

"Mama belum bilang soal itu?" Raya menoleh menatap ibunya yang tengah menggeleng pelan. Rania ikut bangkit lalu berlari mengikuti Arya.

Arya memasuki kamarnya. Ia menghempaskan tubuhnya di atas ranjang. Satu tangannya menekuk menutup kedua matanya.

"Ar? Mama boleh masuk?"

Rania perlahan membuka daun pintu. Arya memiringkan tubuh memunggungi sang mama tanpa menjawab sepatah kata pun.

"Ar ... kamu sudah dapat surat drop out dari sekolah karena kasus-kasus kamu itu. Selama kamu masih tinggal di Jakarta, kamu akan terus terbawa arus pergaulan ibukota yang begitu kelam." Rania menarik nalas dalam.

Tangannya terangkat mengusap pelan punggung sang anak penuh kasih sayang. "Mama mau kamu pindah ke Yogya dan bersekolah dengan sungguh-sungguh di sana. Kejar cita-cita kamu buat masuk fakultas kedokteran UGM."

Arya mendudukan tubuhnya menghadap sang mama. Kakinya melipat silang. "Arya nggak mau pergi ninggalin mama, sebelum mama ninggalin bajingan itu," kata Arya penuh penekanan.

"Arya nggak bisa pergi gitu aja dan ngebiarin bajingan itu menyiksa Mama lagi!" nada bicaranya mulai meninggi. "Arya—"

Rania memberikan sebuah surat dan menaruhnya di atas telapak tangan Arya. "Mama udah ngajuin gugatan cerai. Dan kita akan pulang bersama-sama ke kota Yogya, ke kampung halaman almarhum papamu."

.

.

(*)

Raya menduduki sebuah ayunan di taman dekat kompleknya. Tangannya memegang kuat pegangan rantai besi, sedangkan kakinya ia rentangkan ke depan.

Tiba-tiba Raya terpekik ketika seseorang memeluk lehernya dari belakang.

"Hei…," bisiknya pelan.

"Kak!" Raya menoleh, mendapati seorang lelaki berhoodie hitam mengenakan topi juga kacamata hitam. Ah, jangan lupakan masker hitam yang menutup setengah wajahnya.

Raya mendelik menatap orang tersebut dari atas sampai bawah. "Gue kira penculik!"

Orang tersebut terkekeh ringan. Ia menarik maskernya, lalu tersenyum menunjukkan lesung di kedua pipinya.

"Pacaran sama ka Nicho berasa pacaran sama oppa Korea tahu nggak." Raya mencebik memanyunkan bibirnya.

"Lah gue 'kan nggak kalah ganteng sama mereka." Nic tersenyum menggoda menaik turunkan alis tebalnya.

"Ohh ya, kakak ngapain ngajak ketemuan malam-malam begini?"

Tangan Nic menarik pelan bahu raya, lalu mendorongnya pelan membiarkan gadis itu terayun menikmati hempasan angin.

"Kangen," ucap Nic dengan nada menggoda.

"Itu doang? Malam-malam maksa pengen ketemu cuma buat ngomong kangen doang?" cecar Raya.

"Iya," jawab Nic lalu mendorong bahu gadis itu. "Lo nggak kangen sama gue emang?" tanyanya balik.

"Yakali gue nggak kangen, setelah sekian lama lo ngilang nggak ada kabar." Raya terlihat nyolot.

"Btw orangtua lo sekarang gimana?"

Raya menoleh, Nic menghentikan kegiatannya dan tampak melamun. "Mereka ... udah lebih baik sekarang."

Nic pun melangkah, lalu berdiri di hadapan Raya. Ia merendahkan tubuh lalu berjongkok di hadapan gadis itu.

Tangannya terangkat mengelus pelan pipi Raya yang bersemu merah. "Gue ke sini bukan buat ngomongin itu."

Nic menatap lekat gadis tersebut. wajahnya maju perlahan mengikis jarak di antara mereka. Membuat Raya menahan nafas karena terlalu gugup.

"Gue ke sini buat ngelepas rindu gue sama lo."

Nic memiringkan kepala menyalurkan rasa rindu itu lewat sapuan bibirnya pada bibir Raya.

Raya memejamkan mata, tampak menikmati permainan Nic yang lembut, namun begitu menggebu.

Nic kembali menjauhkan wajah melepas tautan mereka. Tangannya menangkup kedua pipi gadis itu. "Lo tahu 'kan kalo gue dan Arya dikeluarin dari sekolah?"

Raya mengangguk. Tangannya terangkat menggegam tangan Nic. "Jangan bilang kalo lo nemuin gue sekarang karena mau ninggalin gue."

Nic menatap kedua bola mata gadis itu secara bergantian. "Gue bakal tinggal di Amerika sampai lulus sekolah ...."

"Gue nggak bisa tinggal lagi di sini, Ray. Situasinya nggak memungkinkan buat gue bisa bersekolah dengan nyaman di sini."

Raya menunduk. "gue nggak mau putus, Kak." Nic menarik dagu gadis itu. "Siapa yang mau ngajak putus? Hubungan kita nggak akan pernah rusak cuma karena jarak."

"Lo tetep milik seorang Nicholas Nndreas," bisik Nic tepat telinga gadis itu. Lelaki itu menarik tengkuk Raya mengecup lembut gadis itu. Raya yang menyambut kecupan Nic membuat lelaki itu terus memperdalam permainannya.

Ia mulai dirundung nafsu. Tangannya terangkat hendak membuka kancing bagian atas, tetapi Raya menepisnya.

Gadis itu melepaskan tautannya, menatap sengit sang kekasih. "masa di sini!" Ia merengut kesal.

Nic menyeringai. "Kalau di apartemen?"

Ahh, ya, satu lagi sifat yang mungkin tidak ada satupun yang tahu kecuali Raya. Bahwa Nic adalah lelaki yang sangat MESUM!

-SEASON 1 ; END -

.
.

End di sini maksudnya lebih ke ending para tokoh S1 ya~

Bab ini jadi penutup para tokoh Season 1~

Dan lembaran baru hidup Cindy dimulai!!

 BAD CINDERELLA (Seri Kedua)Where stories live. Discover now