-05-

299 40 1
                                    

"Baiklah, buka matamu," kata Kyungsoo.

Jongin memandangi kakinya yang bergelantungan memainkan sandal barunya yang sudah lecet di bagian sisi-sisinya. Kemarin setelah melakukan fitting baju yang kemudian mengalami syok berat akibat sang mantan kekasih muncul, membuat Jongin menarik tangan Kyungsoo untuk langsung memasuki butik, tidak menghiraukan wanita itu lagi.

"Jadi, apa yang akan kita lakukan setelah ini?" tanya Kyungsoo. Dia ingin kembali ke apartemen kumuhnya, mengingat semalaman penuh Jongin menghindarinya.

"Menurutmu aku harus bersikap seperti apa?"

"Kau masih mencintainya?"

Kyungsoo melihat Jongin tertunduk lesu mendengar pertanyaan itu, yang kemudian dia berdeham mengiyakan. Tentu saja Jongin masih mencintai wanita itu, meski harus mengakui dia juga merasa kesal ketika momen bahagia kelulusannya, wanita malah menghilang selama setahun penuh. Dia bimbang sekarang.

Kyungsoo mencolek bahu Jongin, "Hari ini kita harus berurusan dengan penyidik yang kemarin menyirammu."

Jongin memincingkan mata sipitnya sedikit, "Apa ini tentang pembunuhan itu?"

"Ya, ku dengar dari Profesorku, ternyata pembunuh sesungguhnya adalah orang yang kita cari selama ini."

"Maksudmu, Baekhyun itu?"

Jongin menimbang-nimbang lagi, "Tunggu dulu, bagaimana bisa wanita penipu itu yang menjadi pelaku? Bukankah kau bilang alat buktinya hilang kemarin di persidangan?"

"Siapa tahu? Bukannya kau ingin menjambak rambutnya?"

Jongin berdecih, mengatakan, "Apa hubungan kita dengan kasus ini? Oh sial, aku ingin tidur seharian, berurusan dengan para pembunuh itu menyebalkan."

Kyungsoo mengacuhkan perkataan Jongin, dia mengecek arlojinya dan memperhatikan mobil milik Jongin sudah terparkir di halaman depan. Dia menarik tangan Jongin yang membuat pria itu mengeluh. Ponselnya berdering.

"Jongin, kau kenal nomor ini?"

"Tidak, angkat saja dan masuklah ke mobil."

Jongin memacu mobilnya, sambil mendengar kekehan-kekehan kecil Kyungsoo yang sedang mengobrol dengan teman lamanya melalui ponsel. Dia juga tidak tahu harus berbuat apa selanjutnya; kecuali bersiap diri kalau-kalau penyidik sialan itu menyiramnya lagi. Baru ketika dia ingin berbelok ke arah seberang jalan, dia melihat beberapa mobil tahanan mengeluarkan bunyi sirine yang nyaring dan ketika dia memarkir mobilnya, matanya meneliti satu per satu tahanan bertato keluar dari bis pengangkut mereka.

"Apa yang lucu, Jongin?" tanya Kyungsoo, menghapus seringai itu di wajah Jongin.

"Lihatlah mereka, bukannya menyesal, malah memaki-maki polisi yang berjaga di sana."

Dia menunujuk petugas kepolisian yang geram berkacak pinggang menghentakkan kakinya karena kesal dengan tahanan tak tahu diri itu. Sialnya, salah satu tahanan di sana melihat mereka yang membuat mereka sama-sama terdiam mengalihkan pandangan.

Pintu belakang gedung kepolisian terbuka lebar. Mereka mengeluhkan sambutan tidak nyaman dari beberapa tahanan yang juga masuk lewat pintu belakang dikarenakan pintu depan sedang direnovasi. Jongin mencoba memasang telinga, namun yang didengarnya hanyalah detak jantungnya yang berpacu kencang. Dia melihat pria yang berkelahi dengannya di apartemen Kyungsoo, menyeringai kepadanya.

Dia melangkah pelan menghampiri panggilan penyidik tua itu, semua pintu tiba-tiba ditutup ketika mereka memasuki sebuah ruangan.

"Apa hari ini ada interogasi, Pak?"

That Bloody Night - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang