-11-

322 36 2
                                    

Dari sudut kota pria itu mencoba menghampiri pinggiran trotoar. Dia mencari sebuah kedai untuk sedikit menghangatkan badan di musim dingin saat ini. Dia selalu bertanya ada apa dengan dirinya sebenarnya? Dia merasa remuk untuk sekadar memaling muka ketika kopi panasnya dihidangkan dengan agak kasar oleh sang pelayan. Pria sepertinya telah kehilangan banyak kesempatan dan ingatan. Masa lalu itu membuatnya mencoba hidup untuk mati. Tak ada yang spesial ataupun ingin dia perbaiki. Hubungannya dengan manusia lainnyapun tak membuat kondisi logikanya baik. Dia sedikit meniup kopinya dan menyalang ketika ponselnya berdiring.

Dia mendengar seorang pria yang dikenalnya selama empat tahun belakangan, setelah kejadian buruk itu, dia mengalami luka yang sangat parah. Butuh tiga tahun untuk bangun, hampir mati belasan kali di ranjang operasi, dan sisanya dia berjuang sembuh meski ingatannya sudah tak mampu dikembalikan.

"Ya, Joe?"

Dia menyesap kopinya kembali.

"Ke rumahmu? Ada apa?" tanyanya tanpa meletakkan cangkir kopinya di jari-jari, melanjutkan, "Kyungsoo? Siapa dia?"

Dia mulai meletakkan cangkir kopinya, setelah memutus sambungan telfonnya dengan Joe. Dia membersihkan bajunya dari debu dan menuju kasir untuk membayar.

Pria tua seperti dirinya sudah tak memiliki motivasi melanjutkan hidup. Dia hanya menerima informasi dari ornag-orang yang menolongnya waktu itu. Kematiannya dihadiahi sebuah tawa sangat membahagiakan oleh putranya sendiri dan kehilangan istrinya yang meregang nyawa dulu sebelum berhasil dilarikan ke rumah sakit. Dia memiliki keajaiban untuk berhasil selamat dengan luka tebas di seluruh bagian perut dan dadanya. Tanpa memiliki rasa haru, pria tua sepertinya menyesal selamat dari kejadian itu karena seluruh tubuhnya sampai saat ini terasa sakit dan dia dituntut untuk mengingat masa lalu.

Dia telah sampai di rumah besar keluarga Darrow, seseorang yang dia kenal sebagai pengacara yang juga merupakan sahabat baiknya di masa lalu. Dia mendengar, dia telah banyak membantu si Darrow muda itu menjalani profesi pengacaranya selama hampir dua puluh tahun, hingga pada malam itu, malam penuh darah yang membuatnya hampir mati belasan kali.

"Hi, brother, akhirnya kau datang."

"Langsung saja ke intinya, ada apa, Joe?"

"Santai dulu, minum anggurmu, istriku sudah menyiapkannya khusus untukmu."

"Jadi, siapa Kyungsoo itu?"

Joe menyilang kaki dan sedikit terlihat sedih melihat kepasrahan seorang Do Kyungsan yang telah duduk di hadapannya dengan luka masa lalu yang masih terngiang di benaknya. Saat itu, malam itu, dia mendengar berita yang sama sekali tak bisa membuatnya tenang. Dia telah mendengar rencana Orch tentang pembantaian keluarga Do yang dieksekusi sendiri oleh putra sulung keluarga itu. Joe berusaha mencapai Korea Selatan dengan pesawat pribadinya dari San Fransisco, dia butuh seharian di udara dan sangat terlambat ketika melihat kekacauan itu. Dia melihat seorang pria membawa seorang gadis keluar dari rumah itu, membuatnya was-was apakah pria itu juga anggota dari Orch, dia sempat ingin mengejar pria itu, namun telinganya mendengar suara Kyungsoo meminta bantuan ketika tergeletak di halaman belakang.

Ada setidaknya enam orang yang tergulai penuh darah di ruang tengah, bekas darah itu sampai pada dapur dan terakhir di teras yang terhalang pintu kaca besar. Di sanalah dia melihat Kyungsan duduk dengan luka di sekujur tubuhnya. Perutnya terkoyak dan dadanya ditembus peluru. Kyungsan saat itu mengejar Chanyeol yang telah melakukan hal yang sama pada ibunya dan keempat sepupu adiknya, berusaha untuk tetap sadar saat berbicara dengan Jongin yang ketakutan. Joe segera menemui pria menyedihkan itu berharap bisa menyelamatkannya, dia sama sekali tak terganggu dengan kehadiran Jongin yang menangis dan bergetar memegang beberapa dokumen. Saat itulah, Joe pertama kali melihat Jongin. Selama itu, Kyungsan diselamatkan Joe dari kejadian itu, pria itu tak berpikir apapun kecuali melakukan segala hal untuk membuat sahabatnya tetap hidup. Dia menghubungi seluruh rekannya di San Fransisco untuk membantunya, bahkan sampai membuat salah satu mayat anggota Orch menjadi mayat Kyungsan. Dia tak segan memotong jari-jari pria yang telah mati itu untuk mengelabui identitasnya dan menghancurkan wajah pria itu. Hingga rahasia ini cukup untuk membuat Orch berhenti mengejar Kyungsan karena barang bukti itu.

That Bloody Night - COMPLETEDWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu