Bagian I (Surel Baru)

1.1K 75 7
                                    

Do Kyungsoo, seorang perempuan pemilik toko bunga di jalanan Seoul yang dingin, baru saja tiba di tokonya untuk membersihkan sisa-sia bunga mawar yang kemarin kehujanan dan layu. Dia sempat mengeluh dengan tugas akhirnya sebagai seorang mahasiswi di salah satu universitas terkenal di Korea Selatan, Hanguk University. Salah satu cita-citanya adalah menjadi seorang desainer, dia sangat suka hal-hal mengenai desain, namun dia malah terjebak dengan jurusan hukum yang menjadi keinginan mendiang Ayah dan Ibunya. Baru saja dia menyalakan radio, mendengarkan bagaimana si penyiar menggebu-gebu membacakan berita tentang "pembantaian empat orang siswi" dan membuatnya menahan muak karena hampir setiap hari dibicarakan oleh dosennya di kelas.

Dia mendengar keributan di luar tokonya, membuatnya mematikan radio, dan berlari ke luar. Dia melihat beberapa orang berteriak karena melihat darah sangat banyak mengalir di jalanan, dia sempat terkejut ketika dua orang mengarahkan senapan laras panjang ke sembarang arah, juga mayat seorang wanita tergeletak begitu saja di depan tokonya. Dia segera melangkah mundur sebelum berhasil diperhatikan dua orang pelaku yang sedang kalap itu. Dia tak dapat melangkah lagi ketika salah satu dari mereka mengarahkan senapan itu pada dirinya. Oh sial, batinnya.

Setelah beberapa menit mempertimbangkan langkahnya, Kyungsoo berakhir mematung, karena melihat darah itu, berdoa agar tidak bernasib seperti mayat wanita yang berjarak lima meter dari tempatnya berdiri. Ini masih pukul setengah tujuh malam dan dia sudah disuguhi pemandangan yang membuat kepalanya sangat sakit. Dia butuh pertolongan, sialnya lagi dia meninggalkan ponselnya di toko, dan beberapa orang terlihat ketakutan untuk sekadar melangkah, dia berdoa lagi polisi segera datang dan menyelesaikan masalah ini.

"Kau baik-baik saja?" seorang yang dikenalinya tiba-tiba saja menarik lengannya dan menyeretnya berlari menjauhi keributan di sana. Mobil polisi perlahan mendekat tanpa menimbulkan suara, namun sorot lampu mereka berhasil mengalihkan perhatian dua pelaku bersenjata itu dan membuat Kyungsoo bernapas agak lega ketika dia berhasil menjauhi tempat itu.

"Do Kyungsoo sudah kubilang tunggu aku menjemputmu, kau ini bodoh apa? Sudah tahu akhir-akhir ini banyak masalah kriminal, apa kau terluka?" ujar orang itu tanpa berhenti.

Kyungsoo menatapnya malas dan melepaskan genggaman mereka.

"Kau berlebihan, aku akan pulang, tapi sepertinya tasku tertinggal di toko dan aku belum mengunci tokoku."

"Lupakan saja, jangan berani-beraninya kau mendekat lagi ke sana, aku sudah susah payah meninggalkan mobilku sembarangan dan berlari kehabisan napas karena kau!"

Kyungsoo tak terima dengan itu, mengambil kunci di sakunya.

"Aku membawa kuncinya, ini dia. Kau tunggu saja di sini, aku akan segera kembali."

"Tidak! Jangan bodoh! Aku bisa dibunuh Ayah jika sampai kau terluka! Dengar, lupakan tentang tokomu, kau bisa membukanya di tempat lain- dan sungguh, Do Kyungsoo!"

Terlambat, Kyungsoo sudah lari dari hadapan orang itu, sedikit cemas karena beberapa polisi menembakkan peluru ke arah langit. Salah satu dari pelaku berhasil ditahan, namun yang lain masih menembakkan pelurunya ke sembarang arah, membuat Kyungsoo harus menjauh ke sisi kanan jalan, bersembunyi di balik kaca halte. Empat orang polisi berhasil melompat ke arah pelaku dari belakang, membuat pelaku terjerembab ke tanah dan kehilangan kendali terhadap senapannya.

"Sialan!" Kyungsoo terkejut mendengar itu tepat di telinganya.

"Kau membuatku hampir bunuh diri! Oh- sudah tertangkap?"

"Tuan Kim, kau jangan berlebihan, aku akan mengambil tasku dan mengunci toko dulu."

Kyungsoo benci mengakui bahwa dia sekarang harus terikat dengan sebuah keluarga yang menurut wasiat Ayahnya, dia akan tinggal dan dirawat oleh keluarga Kim yang selama dua-puluh dua tahun ini dikenalnya sangat baik. Dia juga berteman baik dengan kedua anak di keluarga itu, Kim Jongin, yang lebih tua darinya satu tahun dan Kim Minseok, kakak perempuan Jongin yang empat tahun lebih tua darinya. Kyungsoo melihat Jongin mengikutinya seperti anak ayam yang mengekori induknya, dia menghentikan langkah ketika beberapa polisi mengacaukan mawar-mawar yang berada di beranda tokonya, membuatnya berlari hampir menangis.

That Bloody Night - COMPLETEDHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin