TIMEBOXING

372 31 4
                                    

Halo...
Beberapa waktu lalu (udah lama banget sih) ogut diminta ngasih saran gimana caranya agar INTP bisa lebih produktif, yang mana ogut nggak berani jawab karena ogut sendiri amat sangat tidak produktif. Huehehe.

Sama, brader. Saya juga tak tahu bagaimana caranya.

Tapi sekarang ogut coba saja kasih trik yang pernah berhasil ogut lakukan untuk meningkatkan produktivitas.
So, kali ini ogut akan mencoba untuk berbagi sebuah metode manajemen waku yang layak dicoba. Metode ini mungkin kalian udah pernah dengar atau bahkan menerapkannya dalam kegiatan sehari-hari tanpa disadari. Metode ini namanya timeboxing atau timeblocking.

Apa itu timeboxing/blocking?

Timeboxing adalah sebuah latihan untuk menyelesaikan suatu kegiatan dalam durasi tertentu yang sudah ditetapkan dan diselaraskan dengan jadwal kita secara keseluruhan.

Seperti namanya, kita mengkotak-kotakkan waktu saat mengerjakan suatu pekerjaan. Setiap pekerjaan yang kita lakukan dibatasi sekian menit. Jika sudah habis waktunya, kita harus pindah ke pekerjaan berikutnya.

Okay, sepetinya gw nggak bakal bisa seperti itu. Gw orangnya nggak suka jadwal yang ketat...

Dear friends,
Mari ogut jelasin sedikit bagaimana metode ini bisa sangat membantu kamu untuk menjadi lebih produktif terutama buat para proctractinator ulung (INTP, INFP, atau apapun tipe-mu).

Jenis timeboxing

Dalam timeboxing, ada namanya hard timeboxes dan soft timeboxes. Hard timeboxes adalah mengotakan waktu yang apabila waktu yang ditentukan sudah habis, maka kamu harus stop dan pindah ke pekerjaan berikutnya yang sudah dijadwalkan. Tidak peduli kamu sudah selesai atau belum. Sedangkan pada soft timeboxes, kamu masih bisa mengulur waktu sedikit jika pekerjaan kamu belum selesai, alias otw kelar.
Hard timeboxes idealnya digunakan untuk pekerjaan yang punya batas waktu yang lebih singkat dan sifatnya individualis. Soft timeboxes lebih cocok untuk pekerjaan yang tidak terlalu terikat waktu atau paling nggak bisa molor dikit dan bisa saja secara individualis maupun kelompok. Misal, sedang rapat atau kerja kelompok yang direncanakan hanya selama 2 jam, berakhir menjadi 2,5 jam karena saat waktu habis kalian lagi bahas hal penting dan nanggung banget, so waktunya diperpanjang sedikit.

How I (personally) use timeboxing

Metode timeboxing ini sudah ogut terapkan saat kuliah dan yah, lumayan ampuh. Mungkin ogut nggak akan lulus tepat waktu kalau nggak pakai metode ini saat menyusun skripsh*t. Ogut sangat mageran dan kecanduan nunda-nunda pekerjaan, udah stadium lanjut. Belum lagi kebosanan dan frustasi karena skripsi yang mentok di situ-situ aja (harus jadi mahasiswa tingkat akhir dulu baru ngerti rasanya gimana -_-), meski jadwal sidang makin dekat, ogut sama sekali nggak termotivasi untuk menuntaskan tuh skripsi. Capek. Bosan.

Di saat-saat terakhir (ogut nggak mau bilang H-berapa sebelum sidang), ogut mau tak mau harus segera nyelesaikan bahan sidang atau terpaksa nunda sampai semester depan (ogut bahkan udah ikhlas jika ini terjadi). Nah, di saat mepet ini lah ogut menggunakan metode timeboxing se-ketat mungkin. Ogut menjadwalkan setiap jam bahkan menit di jam produktif ogut.

Caranya, yang pertama, ogut akan ambil satu kelompok pekerjaan, misal, karena salah satu isi skripsi ogut adalah berupa gambar-gambar, ogut ambil salah satu kelompok pekerjaan "Selesaikan gambar A" untuk hari itu dan tidak akan melakukan pekerjaan yang lain (maunya).

Setelah itu, ogut akan pecah pekerjaan tersebut menjadi beberapa bagian yang lebih kecil. Misal, Gambar A ada bagian x, y, z. Lalu ogut akan pecah lagi bagian-lagian itu menjadi lebih detail, kalau pecahannya masih terlalu berat bebannya, ogut akan pecah lagi terus sampai pecahan yang termudah yang bisa dikerjakan dalam waktu 5-10 menit.

Dari pecahan-pecahan pekerjaan tersebut, ogut perkirakan berapa lama waktu untuk mengerjakan tiap bagiannya. Biasanya sekitar 5-20 menit per-bagian, nggak lebih, makin pendek waktunya makin baik asal memungkinkan.

Kira-kira gini jadinya:

"Selesaikan Gambar A"
1. kerjakan x
- x1 : 5 min
-x2: 10 min
-x3: 5 min
2. Kerjajan y
-y1: 5 min
-y2: 5 min
.dst sampai semua selesai menjadi satu kesatuan gambar A.

Kadang memang bisa jadi panjang banget jadwalnya karena sangat detail. Tapi guys, dengan memecah suatu pekerjaan menjadi bagian-bagian kecil yang terkesan lebih gampang, secara tidak sadar akan mengubah mindset kita tentang pekerjaan tersebut. "Well, ternyata tidak serumit itu." Hati kita bisa lebih ringan untuk memulai. Karena pekerjaannya kecil, kemungkinan selesainya lebih cepat dan kita pun merasa "produktif" yang memancing kita untuk menyelesaikan pekerjaan yang lain. Yah, semacam memanipulasi pikiran sendiri.

Memecah pekerjaannya dan membagi waktunya kadang bisa makan waktu yang lumayan. Tapi ogut mikir gini, perencanaan adalah bagian dari proses juga. Perencanaan yang matang memang time consuming, tapi jauh lebih efisien ketimbang langsung take action tanpa perencanaan dan pertimbangan. Apalagi kalau pekerjaan tersebut susah diperbaiki saat terjadi kesalahan, malah kita akan sibuk memperbaikinya dan membuat mood jelek. Waktu pun akan terbuang juga, which is not fun at all, kalau udah mepet deadline. Jadi ogut lebih milih membuang waktu dengan merencanakan semuanya secara matang dengan kemungkinam error sesedikit mungkin (selalu ada kemungkinan semua tak berjalan sesuai rencana).

Waktu pengerjaan tiap pecahan pekerjaan pun tidak boleh lebih dari 20 menit (ini standar ogut). Bahkan ada yang menyarankan maksimal 10 menit. Why? Karena waktu yang singkat alias mepet akan membuat kamu lebih fokus dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. You know-lah, The Power of Kepepet. Kita menggunakan teknik itu, sodara-sodaraku. Jadi kita nggak ada waktu buat mengalihkan pikiran ke hal lain, fokus untuk nyelesaikan pekerjaan kita. Kalau kamu kaya ogut, gampang hilang fokus, sebaiknya jangan sampai lebih dari 10 menit. Pecah saja pekerjaannya sampai sedetail mungkin agar benar-benar nggak ada celah buat ngayal. Begitu waktu habis, langsung lanjut ke bagian yang lain, waktu habis, pindah lagi, begitu terus. Tak peduli apakah pekerjaan itu selesai dengan sempurna atau tidak, harus pindah kegiatan begitu waktu habis. Kalau belum selesai? Sedapat mungkin jangan sampai terjadi.

Total berapa lama?
Terserah, tapi ogut bisa tahan 2-5 jam kaya gitu terus.

Pagi-pagi ogut buat daftar bagian-bagian yang harus ogut kerjakan. Biasanya sambil sarapan, sekitar jam 7. Terus ogut kerjain pekerjaan rumah (kalau lagi rajin) atau main hp (hoho) tapi ogut batasi dengan berusaha untuk tidak kepo dengan apapun. Disaat bersamaan ogut mikir (menganalisa) jadwal yang ogut buat di awal dan nyari kalau-kalau ada bahan atau apapun yang ogut butuhkan yang terlewat sehingga nanti ogut nggak perlu nyari-nyari bahan lagi nanti dan ngerusak jadwal. Ogut mulai jam 11 sampai sekitar jam 4 sore dengan break shalat dan makan siang.

Iya, iya, I know... Ini bukan hal yang menyenangkan.

Ogut nggak melakukan timeboxing setiap saat.  Hanya di waktu kepepet doang. Ogut anggap ini sebagai bayaran atas perilaku suka nunda-nunda ogut. My kinda work hard, play hard. Itu pun ogut lakukan memang kalau udah dihadapan deadline. Tapi ogut saranin, jangan tiru kemoloran ogut. Timeboxing di awal waktu jauuuh lebih baik. Hanya saja ogut belum sekuat itu imannya. Hehe.

Metode ini cocok buat yang mudah kehilangan fokus dan motivasi dan para mager-er. Tapi sebelumnya kalian harus lawan rasa malas buat melakukan timoboxing dulu. Hahaha. Makanya ogut melakukannya di saat-saat terakhir.

Ogut nggak bisa bilang metode ini cocok untuk segala bidang. Dalam proses belajar (memahami sesuatu), ogut nggak yakin metode ini bekerja. Yah, jangan deh pokoknya.

Hmm, rasanya ada yang kurang, tapi ogut nggak tahu apa. So, ogut sudahi saja. Semoga bermanfaat untuk menanggulangi virus mager.

Silakan share kalau-kalau kalian punya metode lain. It will help other fellow procrastinators a lot...

Thx for reading!

The INTP's NotesWhere stories live. Discover now