7- Kabur

366K 11.8K 644
                                    

Setelah kehabisan nafas karena pergulatan lidah, Kenzo menjauhkan wajahnya kembali. Ia mengusap bibir Vella yang merekah akibat ulahnya, setelah itu Kenzo pun mengancingkan kembali seragam sekolah Vella yang terbuka dua kancing teratasnya.

Sementara Vella hanya diam dengan perlakuan sang Kakak. Ia bak boneka yang tak berontak diperlakukan seperti apapun oleh pemiliknya.

Setelah menghilang seminggu, tiba-tiba saja tadi Kenzo menjemputnya pulang dari sekolah. Setelah sampai rumah Kenzo menggiring Vella masuk ke kamarnya.

"Jangan gengsi untuk mengutarakan jika kamu rindu Kakak, benar bukan?" Tanya Kenzo pada Vella, selama seminggu ini Kenzo tidak pulang kerumah. Kenzo memilih tidur diapartemen miliknya.

"Udah jangan ngawur Kak, lebih baik sekarang Kakak balik lagi ke kantor."

Kenzo menaikan satu alisnya.
"Mengusir?" Ia maju dua langkah mendekat kearah Vella hingga jarak keduanya berdekatan kembali.

"Engga gitu... Sekarangkan Vella udah dirumah, dan Vella janji nggak akan kemana-mana lagi, Kakak bisa ke kantor lagi sekarang."

Kenzo tertawa mengejek.
"Janji? Kakak nggak akan percaya sama janji-janji kamu. Kamu nakal Vella..."

"Kak... Vella bukan anak kec—" Vella berhenti bicara karena Kenzo mengintrupsi.

"Jangan terlalu banyak bicara, sekarang kemasi beberapa pakaian kamu."

"Untuk apa?"

"Jangan terlalu banyak tanya, apa susahnya menurut? Cepat!" Kenzo menarik tangan Vella menuju kamar gadis itu.

"Sepuluh menit, kakak duluan kebawah." Ucapnya santai seraya berjalan meninggalkan Vella yang terpaku didepan pintu kamar.

Vella menghela nafas, yang harus ia lakukan sekarang hanyalah menuruti perintah Kenzo.

Vella pun segera masuk ke kamar dan membawa perlengkapannya. Setelah dirasa cukup Vella memakai tas ransel gucci pemberian Kenzo sebulan lalu tersebut.

***

Vella mencoba untuk tidak memperdulikan tatapan tidak bersahabat dari para karyawan perusahaan karena lilitan tangan Kenzo pada pinggangnya yang tidak melonggar sedikitpun.

Vella mendongkak melihat wajah tampan sang Kakak yang terlihat seperti sedang tidak terjadi apa-apa, padahal mereka jadi bahan tontonan sedari di lobby tadi.

"Itu si Vella adeknya Pak Bos ganteng kan kalo nggak salah? Iya nggak sih?" Ujar salah satu wanita yang tengah membawa beberapa berkas.

"Iya itu, cantik ya. Dulu sering kesini pas pake rok biru sekarang udah pake rok abu jadi kaya model gitu body-nya." Jawab karyawati lainnya yang sibuk mengetik sesuatu dikomputer.

"Apaansih! biasa aja kali. Mereka ngapain tebar kemesraan gitu dikantor? Kaya orang pacaran aja."

"Namanya juga Kakak adik pasti lengket, heran deh sukanya berpikiran negatif mulu mba-mba cantik ini." Timbal office boy yang tiba-tiba datang membawa nampan.

Wanita yang membuka percakapan pertama tadi tak menjawab, ia hanya mendengus dan kembali berjalan ke meja kerjanya.

***

"Kamu tunggu Kakak disini dan jangan kemana-mana. Kakak meeting dulu sebentar, nanti selesai Kakak meeting kita pulang ke rumah Bunda." Ucap Kenzo sembari merapihkan penampilannya.

Semenatara Vella masih berdiri memperhatikan gerak-gerik Kenzo.
"Kenapa pulang ke rumah Bunda?" Rumah bunda yang mereka maksud ialah rumah pribadi Arrinda.

Vella & KenzoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang