2- Pengusik

581K 16.8K 2.4K
                                    

Tugas yang menumpuk membuat Vella enggan bergabung untuk makan malam bersama keluarganya. Tapi— bukan itu alasan utamanya. Kenzo! Dia alasannya. Vella resah bila dekat-dekat dengan Kenzo.

Memikirkan Kakak tampannya yang satu itu tak akan ada ujungnya. Lebih baik ia fokus kembali pada tugas sekolahnya.

Akibat sangat fokus, tanpa Vella ketahui sudah ada seseorang lain dikamarnya.

Cup

Kecupan basah Vella terima dipelipisnya, dan pelakunya adalah Kakak pengusiknya.

Vella hanya menghela nafas mendapat perlakuan seperti itu, hal seperti itu sering ia dapatkan.

"Rindu sentuhan atau kecupan Kakak?"

Vella hanya diam, ia pura-pura membaca. Mengabaikan Kenzo yang masih memandangnya.

Diabaikan hal yang membuat Kenzo geram.

"Masih ingatkan apa yang Kakak lakukan jika diabaikan oleh kamu?"

Mendengar hal itu membuat Vella segera menutup buku dan menaruh alat tulis membuat Kenzo menyunggingkan senyum tipis.

Kenzo berlalu untuk duduk disofa dekat ranjang. Setelah itu ia mengintruksi Vella untuk mendekat kearahnya. Dengan langkah terpaksa Vella pun menghampiri.

"Duduk disini." Titah Kenzo sembari menepuk-nepuk pahanya.

"Nggak mau." Ucap Vella hampir tak terdengar.

Mengapa nyali Vella selalu menciut kala Kakaknya memberi tatapan seperti itu.

Tak sabar menunggu, Kenzo pun menarik paksa lengan Vella, membuat tubuh Vella terduduk dipangkuan Kenzo.

Vella terduduk kaku. Sementara Kenzo? Pria itu menghirup dalam-dalam aroma manis tubuh Vella.

"Kak Vella nggak nyaman, kita kan udah besar nggak pantas seperti ini terus."

"Kata siapa?"

"Memang bukan seperti ini kak konsep kakak beradik. Kakak terlalu jauh."

"Terlalu jauh bagaimana?"

"Ya gitu... perlakuan Kakak dari Vella pertama masuk SMA bisa dikategorikan pelece— Aaaww..." pekik Vella diujung kalimatnya.

Kenzo meremas payudara Vella yang padat berisi.
"Seperti ini?"

"Kak..." lirih Vella seraya berusaha melepaskan tangan sang Kakak yang meremas gemas payudaranya.

"Jadilah adik manis yang penurut, jangan banyak protes. Kakak berhak atas diri kamu. Mengerti?"

Air mata Vella sudah menggenang dipelupuk matanya. Mengapa hal yang beberapa lama telah hilang harus muncul kembali.

"Sekali lagi Kakak tanya, mengerti?"

Vella mengangguk lemah.

Kenzo pun menjauhkan tangannya dari balik baju Vella.

"Good."

Kenzo kembali memeluk tubuh Vella dari belakang, mengecup tengkuk halus sang adik tanpa ampun. Jangan lupakan lilitan tangannya diperut Vella yang begitu erat seolah Vella tak boleh beranjak satu sentipun.

***

Dihunian keluarga Aldric setiap paginya akan ada rutinitas yang tak terlewatkan yaitu, sarapan.

Brian Aldric, sudah berada diposisinya dengan secangkir kopi buatan sang istri tercinta selagi menunggu anggota keluarga yang lain.

Sementara Arrinda menata makanan yang akan disantap oleh anak juga suaminya.

Vella & KenzoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang