Chapter 08

193K 15.1K 619
                                    

Selama hidup 15 tahun dibumi ini Aurora baru pertama kali dipermalukan didepan banyak orang. Aurora tidak menyangka jika cowok menyebalkan yang menolongnya kemarin itu tanpa bisa Aurora duga akan mendatangi sekolahnya. Memang Rigel itu sudah tidak waras, berani sekali datang kesekolah musuh sendiri seorang diri.

Ajakkan pulang Rigel tentu saja mencuri perhatian puluhan pasang mata anak Gelatik yang saat itu masih disekitar area sekolah. Aurora tidak mengerti apa yang ada didalam otak kecil Rigel, ingin sekali Aurora menendang Rigel sampai kekutub utara. Gara - gara Rigel, Aurora harus mendapatkan tatapan sinis dari anak Gelatik lainnya.

"Lo ngapain disini sih?" desis Aurora penuh penekanan. Matanya bergerak liar memperhatikan banyak orang yang kini mengerumuninya dan Rigel.

"Jemput lo lah," balas Rigel santai.

"Lo tau nggak sih ini dimana? Mau cari mati?!"

"Tau kok. Ini sekolah lo 'kan? Gue sering kesini buat tawuran,"

"Pulang," usir Aurora.

"Makanya gue kesini buat ajak lo pulang bareng,"

Aurora memejamkan matanya pelan. Sungguh Aurora benar - benar sedang diuji kesabarannya. Jika Dirga melihat Rigel disekitar Gelatik, sudah pasti akan tercipta keributan.

"Pulang Damian!" bentak Aurora.

Rigel membulatkan mulutnya merasa tak percaya dengan panggilan yang Aurora berikan padanya. Kenapa Aurora justru memanggilnya Damian? Persis ketika Detra sedang marah maka Detra akan memanggil Rigel dengan panggilan itu. Dan lagi, sangat jarang ada orang memanggil nama depannya. Terkhusus untuk Aurora, Rigel merasa tersanjung.

"Lo manggil gue Damian?" tanya Damian dengan nada tak percaya.

"Nama lo kan emang Damian Rigel Falanio siapapun tau itu? Letak salahnya dimana?"
Rigel menahan senyumnya "Nggak salah kok. Cuma gue senang aja ada orang manggil gue pake nama itu,"

Aurora memutar bola matanya jengah "Udah deh sana mending lo balik aja. Jangan sampai Dirga liat lo disini,"

"Kenapa emang kalau Dirga liat gue disini? Lo takut gue bakalan baku hantam sama Dirga?" tanya Rigel menantang.

"Gue lagi nggak mau bercanda ya?!" sentak Aurora pelan "Sekarang lo balik!"

Rigel berdecak keras, sudah jelas tadi Rigel katakan jika tujuannya kesini karena ingin mengajak Aurora untuk pulang bersama. Kenapa Aurora begitu keras kepala terus mengusirnya agar pulang. Kalau memang tidak ingin tercipta keributan harusnya Aurora langsung saja menerima ajakkan Rigel. Tapi sepertinya cewek itu terlalu gengsi.

"Lo nggak mau gue bikin keributan disini harusnya lo langsung naik kemotor gue terus kita pergi sebelum Dirga datang," ujar Rigel santai.

"Lo nggak ngerti!"

"Apa yang nggak gue ngerti?"

"Lo nggak tau kal_"

"Anak Nusantara oy! Anak Nusantara kesini!" teriak salah satu siswa heboh.

Rigel berdecak malas itu Banu salah satu anggota Trithor. Kedatangan Rigel bukan untuk berkelahi tapi sepertinya anak Trithor memanfaatkan kedatangan Rigel yang hanya seorang diri.

"Buruan pergi sebelum banyak yang datang!" Aurora mendorong Rigel gemas meminta cowok itu untuk segera pergi namun Rigel malah terlihat tidak peduli sama sekali dengan Aurora yang sudah dilanda kepanikan.

"Nggak papa gue mati bonyok, palingan lo juga yang bakalan jadi tersangka,"

"Kok gue!"

"Ya kan gue cuma ajak lo pulang bareng tapi malah gue dikeroyok. Padahal niat gue baik,"

Rigel (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang