Chapter 04

235K 19.1K 2.1K
                                    

"Siti gue tambah baksonya,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Siti gue tambah baksonya,"

"Siti es tehnya kurang gue masih haus,"

"Kerupuknya juga nambah dua lagi ya,"

"Siti lo baik banget deh,"

Setan lo Rigel! Maki Siti didalam hati. Siti hanya bisa menekan emosinya dalam - dalam. Dengan kurang ajarnya Rigel beserta kedua temannya itu tanpa malu terus memesan makanan tanpa memikirkan isi dompet Siti yang sudah begitu menipis. Siti hanya bisa mengangguk dengan sok ikhlasnya mencoba bersikap tidak mempermasalahkan aksi menyebalkan Rigel. Anak pemilik sekolah yang punya segudang harta buat makan saja harus menjarah uang orang.

"Siti lo nggak makan? Padahal enak banget lho baksonya," ujar Rigel dengan mulut penuh tersumpal bakso.

"Nggak, lo aja," tolak Siti sembari membuang wajah kesamping enggan menatap Rigel.

"Kalau lo baik kaya gini terus di jamin lo bakalan cepet dapat cowok. Minimal kaya Calva ini,"

"Uhuk...uhuk," Calva langsung tersedak mendengar penuturan Rigel. Matanya memerah dan hidungnya terasa perih. Memang teman biadab, dengan takut - takut Calva menolehkan kepala kearah Situ yang sedang cengar - cengir menatapnya. "Apa!" sentak Calva.

"Gue tau kok Sit kalo lo itu diam - diam suka Calva. Makanya tadi gue pilih lo supaya lebih deket sama Calva. Ya nggak Cal?"

"Nggak!" balas Calva tak santai.

"Calva emang suka malu - malu gitu Sit. Aslinya mah suka sama lo,"

"Setan lo Gel," maki Calva hilang sudah selera makannya digantikan dengan rasa kesal luar biasa ingin menghajar Rigel.

"Gue kan udah traktir lo makan kan Gel," ujar Siti mendadak merubah suaranya menjadi lembut "Boleh nggak minta nomer Calva."

Bukannya Siti meminta langsung pada Calva, cewek bertubuh gempal itu justru meminta nomer ponsel pada Rigel.

Calva melotot "Enak aja lo. Nggak usah mimpi!"

"Sstt Calva nggak boleh nakal tampol pake botol kecap nih. Mau?" ancam Rigel mengangkat botol kecapnya dihadapan wajah Calva.

"Kebetulan banget Calva jomblo kok Sit," Danish mengedipkan sebelah matanya menggoda yang mana semakin membuat Siti tersipu - sipu malu.

"Lo juga jomblo. Lo aja sama Siti," sewot Calva.

"Jangan gitu dong Cal. Jagalah perasaan cewek, sesungguhnya hati cewek itu sensitif macam pantat bayi," celetuk Rigel.

"Terserah," balas Calva malas.

Rigel menyuapkan pentolan baksonya yang terakhir, ia bersandar lemas pada punggung kursi merasakan kekenyangan efek memakan bakso tiga mangkok ditambah es teh empat gelas. Kesekolah tidak bawa uang tetap saja perut kenyang. Kurang beruntung apa lagi coba Rigel, menjadi orang tampan memang menyenangkan.

Rigel (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang