“Gue gak bermaksud kepo sih, tapi kan gak biasanya lo nyembunyiin sesuatu dari kita, gak pernah tuh ada rahasia-rahasian.”

Bingung harus menjawab apa, tapi perkataan Dahyun benar, belum pernah ia menyembunyikan masalah dari kedua sahabatnya, namun tidak kali ini, masalah nya cukup rumit dan tidak mungkin dengan gampangnya ia ceritakan.

“Biarin aja dulu, nanti dia bakalan cerita sendiri kalau udah siap, lo gak usah terlalu kepo, meskipun kita sahabat tapi kita juga punya privasi masing-masing kan?” jawab Tzuyu mencoba menengahi sambil menikmati jus jeruknya.

Dahyun mengangguk setuju dengan apa yang di katakan Tzuyu, membuat Chaeyoung bersyukur karena kedua sahabatnya masih menghargai privasi nya.

Karena jelas, ia belum siap atau tidak akan pernah siap jika harus menceritakan masalah nya kepada siapapun.

💞

Bel pulang berbunyi, hari ini tidak ada pelajaran geografi di kelas Chaeyoung, sehingga kesempatan bertemu dengan Guru itu tidak ada, mereka bertemu hanya pada saat upacara tadi pagi, itupun karena Seokjin yang menghampirinya.

Di tengah perjalanan keluar dari kelas bersama Tzuyu dan Dahyun, tiba-tiba ia dihampiri seorang murid perempuan yang tidak ia kenal, namun ia tahu murid itu adalah adik kelasnya.

“Kak, saya di suruh Pak Seokjin ngambil topi saya yang di pinjam Pak Seokjin tadi pagi.”

Mendengar itu Chaeyoung refleks mengambil topi yang di simpannya di dalam tas dan langsung mengembalikan pada pemiliknya, dan tak lupa ucapan terima kasih ia ujarkan, mekipun agak canggung karena ini pertama kalinya ada adik kelas yang mau dengan sopan menghampirinya, meskipun hanya basa-basi dan meminta miliknya dikembalikan

“Terus kata Pak Seokjin, Kakak di suruh keruangan nya sekarang.”

Setelah mengatakan hal yang membuat Chaeyoung terkejut, murid perempuan itu pergi berlalu, membuat Dahyun dan Tzuyu buka suara.

"Ini maksudnya Pak Seokjin minjemin topi itu anak buat lo, gitu?"

Chaeyoung mengangguk menjawab pertanyaan Dahyun

"Chae, sorry, gue tahu kita punya privasi masing-masing, tapi kalau lo gak cerita, jangan salahin gue kalau misalnya gue berfikiran negatif tentang lo sama pak Seokjin."

Chaeyoung menatap Tzuyu dengan kerutan di kening, "maksud lo?"

"Siapa tahu aja, tipe lo om-om, gitu?" ujar Tzuyu santai

"Kalau om-om nya Pak Seokjin, tipe gue juga kali, haha," canda Dahyun menanggapi

Namun Chaeyoung menanggapi serius, ia membelalak kaget mendengar ucapan Tzuyu, seakan apa yang di katakan sahabatnya itu mampu membawa ia pada kenyataan bahwa orang yang ia anggap cinta pertama nya itu tak lebih dari seorang pria dewasa yang telah berumur.

Seketika tawa Dahyun memudar ketika menyadari raut wajah Chaeyoung terlihat kesal menatap Tzuyu yang cuek dengan perubahan wajah sahabatnya. Beruntung Dahyun cepat tanggap tak seperti biasanya, sehingga dengan cepat ia mencari celah dan masuk di tengah keduanya. Dahyun menggaet kedua tangan sahabatnya untuk ditarik pergi dari koridor sekolah yang masih dipenuhi murid-murid.

Sampai di luar sekolah, Chaeyoung melepaskan rangkulan Dahyun secara paksa.

"Chae, kita kumpul di rumah Tzuyu aja dulu," bujuk Dahyun

Chaeyoung yang tak suka mendengar perkataan Tzuyu tentangnya tak mengindahkan ucapan Dahyun, gadis itu hanya menatap Tzuyu tak suka. Karena apa yang di katakan sahabatnya itu tak sepenuhnya salah, sehingga ia tak menemukan kata-kata untuk membalas.

My Pedopil Teacher ✔حيث تعيش القصص. اكتشف الآن