Chapter 26

19 2 1
                                    

   Udara saat itu terasa dingin banget. Dan tak ada salah satu dari kami yang memakai pakaian tebal.

" Kita bikin api aja yuk. Ini udah dingin banget. Banyak serangga lagi"

"Aku takut buat ambilin ranting pohon."

"Kalau gitu kamu disini aja."

"Aku juga takut ditinggal sedirian"

"Hah.. Maumu apa sih?"

" Yaudah aku ikut aja deh..."

Sambil memegangi ujung kaos Felix kami berjalan mencari ranting ranting pohon.

"udah cukup?"

"Udah nih kayaknya. Kita balek ketempat tadi ."

"Kamu yang didepan " pinta ku.

"Iya.. Ati ati juga ada yang narik kamu dari belakang"

"Ahhh Felix.. " sontak aku merangkul lengan Felix.





  "Gimana kiga ngidupin apinya?"

"Aku ada korek api"

"Kamu merokok yah?"

"Enggak kok."

"Trus kenapa bawa bawa korek segala."

"Ini punya sekertarisku."

"Ohh.. Sekertaris toh.."

"Kenapa?"

"Yah.. Aku gak suka aja lihat cowok yang merokok. Sekertaris kamu itu cowok dong. "

"Enggak, dia cewek"

"What the.. "

"So? How about that?"

"Aku paling benci yang itu "

"Yaps.. Aku juga" Felix mulai menghidupkan api.

"Wah.. Hangat.." Kataku yang merasakan suhu hangat dari pancaran api.

"Kamu bawa air mineral gak di tasmu? Tapi tasmu kecil gimana mau bawa air mineral yah.."

"Ehh ada kok.. Nih " Menyodorkan bontot minum.

"Mini banget. Ini juga tinggal dikit lagi airnya"

"Kalau gak mau juga gak papa"

"Mau kok.. Heheh"

Felix meminumnya .

"Bibirmu kering banget tuh.. Mau pake vaselin gak?"

"Boleh deh.."

"Nih.."

"Ini juga kok mini banget dah"

"Namanya juga perlengkapan instant. Kamu kok jadi bawel banget sih "

"Ini sejenis liptint atau apa? Nanti kalau dipake bibirku jadi merah yah?"

"Iya . Dikit.. "

"Gimana cara pakenya? Dicocol pake jari?"

" Siniin deh lebih baik. Kamu banyak nanyanya."

"Nih.."

Aku membuka tutup vaselin.

"Sini deket."

"Gini? "

"Deket lagi"

"segini?"

"Tundukin kepalamu. "

"Okay"

Luchy mulai mengoleskan vaselin ke bibir Felix yang kering. Lalu tak sengaja mereka saling bertatapan dalam jarak dekat.

Seperti ada mantra yang membuat mata mereka tak kunjung beralih.

"Cantik" Gumam Felix

"Apa?"

"Ekk.. Enggak kok"

"Apaan dah gaje ." Luchy memalingkan kepalanya.

Dengan sigap Felix menahannya dengan tangan nya..
Lalu

Cupp...

Satu kecupan mendarat dibibir Luchy...
Seketika itu wajah Luchy berubah jadi merah..

" Apa yang kamu pikirkan sih? Main sosor aja"

"Emm.. Abisnya bibirmu juga kering. "

Blushh..

Rasanya Luchy ingin tenggelam saja mendengar perkataan Felix itu.

"Dasar sinting" ucapku

" Sorry " Felix berkata dengan lembut

"Hmm? " memandang wajah Felix

Dari sampinh dia tampak bak seorang aktor.
Luar biasa. Felix memandangi langit yang bertabur bintang itu.

Lalu ikuti oleh Luchy yang memandangi langit juga.

...

Titt tinn ttittnn

Suara mobil terdengar dari kejauhan.

"Kayaknya mereka udah datang." Aku sigap langsung berdiri.

"Iya"

Dan yahh.. Mereka datang dan kami pulang ketempat kami masing masing.
Namun aku sempat berfikir setelah ciuman itu Felix jadi sedikit berubah. Sepanjang perjalanan aku hanya melihat dia memandang keluar jendela mobilnya.




Tidak ada catatan kaki lagi..
Saya sudah pegal :"(

Love,
Hann💕

Nothing [TAMAT]Where stories live. Discover now