Chapter 20

19 2 0
                                    

Jika aku seorang wanita lemah mungkin aku akan memilih bunuh diri. Tapi...
Aku wanita yang sangat kuat !! Tidak apa apa menangis sampai air mata habis. Tidak apa apa kaki terkulai lemas karna terlalu banyak berlari. Yang aku tahu... Semakin aku berusaha bangkit semakin habis tenagaku... Namun tak memungkiri aku bisa berdiri tegak lagi....
.
.
.
.

Kami sudah tidak terlalu aktif kuliah lagi..
Emmm... Sebenernya untuk orang yang skripsinya udah di acc sih.
Yang belum pasti bakalan bolak balik kampus. Dan untungnya aku udah bebas.
Hari ini aku, Adel dan Fanya pergi jalan jalan. Fanya dan Adel sebenernya ngampus tapi mereka bilang bolos aja dulu .

.
.
.
••••

"Kak... Lama lagi ?" Tanya Adel yang penasaran.

"Benter lagi kok. Tuh Halte nya. "

"Hoammm... Udah nyampe yak?" Fanya yang sedari pulas tidur akhirnya tersadar dan beranjak untuk turun.

Kami turun dari bus dan berjalan ke arah gang sempit.

"Permisi" Aku mengetok rumah salah satu warga di situ.

Kriettt...
Pintu dibuka

"Iya? Nyari siapa ?"

"Ibu tahu kost kost an disini gak?"

"Kost an sementara?"

"Iya bu."

"Ohh... Jalan aja keluar gang trus kalian belok kanan jalan kira kira 18 meter lagi. Nanti ada rumah yang kembar kembar tuh,nah.. Disitu kost annya"

"Oh... Oke bu.. Makasih banyak bu. "

"Sama sama"

"Kita pergi ya bu."

"Iya . Hati hati yah... Disana banyak cogannya " Kata ibu itu sedikit berteriak.

"Ehh maksudnya apaan tuh kak? CoGan is cowok ganteng?"

"Yah mana mungkinlah.. Ini tuh pedesaan . Gak mungkin banyak cogannya."

"Don't say like that.... Lihatlah lurus ke depan guys... Itu ada bule... "

"Mana? Mana? Mana? "

"OMG ganteng banget... Bye gue cari mangsa dulu" Fanya pergi mendahului kami

"Kak aku mau juga. Tapi aku gak tau bahasa inggris. Gimana dong "

"Fanya bisa tuh. Buruan pergi. Sekalian belajar"

"Hehehe... Gak papa kakak ditinggal?"

"Gak papa"

" Yaudah deh sekalian nitip tas yah... Bye...." Adel pergi menyusul Fanya.
Dan akhirnya aku ditinggal dengan 1 koper dan 3 tas sandang .

"Hmm... Emang bangsad yah tuh kecebong berdua"

•••••

Seakan keberuntunganku.
Ada seseorang dan sepeda motornya lewat. Sontak aku mengacungkan jempol ku meminta tumpangan. Dan.... Yah... Dia berhenti.

" Mas? Bisa numpang ke Kost an kembar gak?"
Aku bertanya namun si pengendara motor itu gak menjawabnya.

"Mas? Bang? Dek? Pak? Om? Kakek? " Aku menyebutkan semua panggilan yang kemungkinan akan membuatnya menjawab. Tapi nihil dia tak menjawab hanya mengangguk dan kemudian mengalihkan pandangannya.

" Tapi ini bawa kopernya dimana yah? Keknya gak bakal bisa deh."

Si pengendara motor itu mengeluarkan handphone nya dan muncul seorang lagi memakai stelan jas dan celana hitamnya. Dan sudah berumur sedikit tua.

" Saya akan membantu nona membawa kopernya. "

"Eh... Ini gak penculik an kan? Aku gak punya apa apa. Gak guna kalau mau nyulik aku karna aku juga makannya banyak."

"Tidak nona. Oh ya.. Apa tas yang nona pegang itu juga perlu dibawa? "

"Yakin gak penculik an kan?"

"Iya nona."

"Yaudah nih dua aja. Yang ini punyaku soalnya."

"Baik.Silahkan nona naik ke motor tuan "

"Tuan?"

"Iya. Silahkan"

Aku naik ke motor dan kami melaju ke kost an.

Dan syukurnya ini gak penculik an atau kriminalitas yang lain lain. Aku turun dari motor nya.

" Makasih yah Mas? Bang? Dek ? Pak ? Om?Hmm?"

Lagi lagi dia mengangguk. Tak ada raut wajah dapat ku lihat karna dia memakai helm .

" Nama kamu siapa? Aku Luc..."

"Luchy"

"Oh... Kamu kenal aku?" Akhirnya dia bicara dan suaranya sangat sangat tidak bisa dideskripsikan karna itu sangat wah...

"Iya. "

"Kamu pernah satu sekolah sama aku? Atau di kampus yang sama? Kita kenal dari mana?"

" Bukan kita. Tapi sepertinya hanya aku yang kenal kamu"

"Loh... Yah maaf banget deh. Aku orangnya pelupa. Jadi gak bisa ingat siapa kamu."

Dia hanya diam

"Oiya... Nama kamu?"

Dia membuka kaca helm nya dan nampak sepasang mata yang begitu lemut saat memandang.

"Ingat sepasang mata yang merebut bangku mu saat di bus? Kalau ingat baru aku bakal kasih tahu namaku" Dia menutup kaca helmnya lagi dan pergi begitu saja.

"Ehsss... Emm.. Sinting keknya tuh orang " Aku pergi menemui pemilik kost an dan ternyata kamu udah di siapkan kamar untuk 3 orang dan itu rapi banget udha kayak hotel. TV,Kulkas,Shower dan Lemari ukuran besar . Woah...

"Eh.. Bentar. Kan aku gak pesan kamar begini kok bisa dikasih begini? Lah duit ku dari mana???"

"Tenang aja udah dibayar sama yang bawain barang barang kamu tadi untuk 1 minggu penginapan."

"What?? Kok bisa buk... Ini gak acara prank prank an kan bu?"

"Ya kagaklah... Kamu tuh mau yang kelas VIP apa enggak nih? Tapi duitnya gak bisa balik lagi kalau kamu pilih kamar yang kamu pesan sebelumnya."

"Yang ini aja deh bu... Hehehehe"

.
.
.
Aku mulai sibuk membereskan barang barangku. Dan aku menemukan 1 memo di gagang koper .

     Nona.... Jika anda ingin berterima kasih kepada tuan datang ke podok emas

"Sepertinya ini akan ada tanda bahaya..."





Hai gaes....
Udah lama diri ku gak nongol..
Maaf gaes. Abis sibuk banget.
Di Chapter kali ini sampe 700 an kata loh... Banyak kan? Nah... Makanya ayo vote,comment dan share sebanyak banyak nya biar aku makin semangat :)

Love
Hann💕

Nothing [TAMAT]Där berättelser lever. Upptäck nu