Chelsea cukup sadar bahwa tidak ada yang bisa diharapkan dari pernikahannya dengan Jerome. Tidak ada cinta, tidak ada kebahagiaan, karena semuanya murni rasa keterpaksaan.

Triing!

Bunyi dari ponsel Chelsea cukup membuatnya tersentak. Segera ia merogoh ponselnya yang tersimpan di dalam saku celana jeans yang ia kenakan.

"Halo, Kak Kyra."

"Hey, aku udah di depan toko kamu."

Dahi Chelsea berkerut bingung atas kedatangan Kyra yang mendadak. Lalu detik berikutnya ia menepuk dahinya sendiri karena teringat akan janjinya dengan Kyra.

Ah iya, mereka ada janji datang ke designer untuk memilih gaun pernikahan. Gara-gara si wanita ular itu, Chelsea sampai tidak ingat. Setelah menutup teleponnya, Chelsea bergegas turun untuk menemui Kyra. Dan ternyata, kakak Jerome itu sudah disambut oleh Bunga di bawah.

"Lo masih utang cerita ke gue tentang tadi. Sekarang sana coba gaun pernikahan mahal lo." bisik Bunga, kemudian mendorong tubuh Chelsea untuk mengikuti Kyra yang sudah keluar dari toko.

Kyra memang sangat antusias dengan pernikahan Chelsea dan Jerome. Berkat jasa kakak Jerome itulah, Chelsea tidak perlu repot-repot untuk mengurus semua keperluan pernikahannya. Mulai dari mencari WO, gaun pernikahan, ataupun cincin pernikahan. Ia hanya perlu mencoba, dan memilih sesuatu yang Kyra dan Tamara persiapkan. Dua minggu memang waktu yang sangat singkat untuk mempersiapkan semuanya, maka dari itu Chelsea hanya bisa pasrah dan menerima apapun yang telah dipersiapkan Kyra. Dan permintaan Chelsea hanya satu, agar pesta pernikahannya digelar lebih sederhana.

Namun apalah daya, sesederhananya keluarga Hadinata, mereka akan tetap menggelar pesta akbar dengan mengundang lebih dari 1.000 orang. Kata Kyra, undangan itu jauh lebih sedikit daripada saat pernikahannya yang menyebar lebih dari 3.000 undangan.

Cassandra Tan Designer

Chelsea tak dapat menyembunyikan rasa keterkejutannya ketika Kyra membawanyanya ke salah satu designer ternama itu. Jujur, semua rancangan gaun pernikahannya sangat indah dan memesona. Dan jangan kaget ketika karya indah itu berharga selangit.

"Karena ini mendadak, kita gak bisa pesan gaun special buat kamu. Jadi, pilih satu gaun yang ada di sini sesuka kamu ya, Chel." Kyra tersenyum pada Chelsea yang masih mengatur napasnya karena terlalu shock melihat harga-harga gaun tersebut.

Sesaat setelahnya, sang designer kondang bernama Cassandra Tan itu pun menyambut mereka dengan ramah.

"Jadi ini calon istri Jerome?" Wanita paruh baya yang terlihat masih bugar dan cantik itu menghampiri Chelsea. "Cantik. Kulit kamu bagus!"

Chelsea mengulum senyum, "Terima kasih. Gaun rancangan anda semuanya sangat cantik. Saya sampai bingung untuk memilih."

"Saya punya gaun cantik yang sepertinya sangat cocok untuk kamu, Chel."

Cassandra berbalik, lalu berbisik pada salah satu karyawannya. Beberapa saat setelahnya pun, dua orang karyawan Cassandra membawa sebuah gaun putih model mermaid dress. Gaunnya tidak terkesan terlalu mewah, dan Chelsea langsung menyukai gaun itu. Bagitu cantik, dengan aksen bordir floral di pundaknya.

Dengan diantar salah seorang pegawai wanita butik itu, Chelsea mencoba gaun cantiknya. Semuanya terlihat pas dan menawan saat Chelsea melihat pantulannya di depan cermin besar di dalam ruang pas. Bahkan pegawai wanita yang membantunya memakaikan gaun itu bertepuk tangan kecil dan tersenyum lebar menatap Chelsea.

"Kakak sangat cantik. Pasti sangat bahagia ya kak. Saya jadi iri. Selamat, ya."

Chelsea tersenyum miris mendengarnya. Bahagia? Tentu tidak. Dan apa yang dapat menjadikan wanita itu iri kepadanya? Menikah di dasari dengan rasa keterpaksaan, bukan rasa cinta. Apa dia masih akan iri jika mengetahui kenyataan pahit ini?

Perfect Strangers (✔)Where stories live. Discover now