20 | Forgive

2.8K 649 196
                                    

Yoonhe tahu semuanya tidak akan baik-baik saja setelah ia memutuskan untuk kembali, walaupun dirinya yang sekarang sama sekali tak diinginkan, tetapi semua yang berbuat harus menerima imbalan sesuai dengan apa yang dilakukannya---hukum alam.

Wanita itu datang dengan ekspetasi bagai jelaga, membayangkan sang ibu takkan memaafkannya walau ia meminta maaf ribuan kali. Semua bayangannya ternyata lebih baik dari pada apa yang ia alami saat ini.

Entah bagaimana wanita paruh abad itu menanamkan rasa cintanya, walaupun sedikit berbeda, tetapi Yoonhe tahu bahwa sang ibu dengan cepat memaklumi perbuatan yang bahkan dianggapnya sebagai dosa dengan alasan dia mencintai Max dan akan membawanya bertemu ibu jika diizinkan.

Namun nerakanya ternyata ada diantara kata maaf dan ibu. Sejak Taehyung mengetahui semuanya, sekadar bertemu pun rasanya sangat sulit. Berkali-kali ia mencari, memberi tahu ibu bahwa Taehyung lebih tersakiti dari pada mereka berdua, tetapi lagi-lagi diabaikan.

Kini mereka berdua sedang menyantap hidangan yang Yoonhee siapkan, mulai dari sup sampai makanan penutup. Tidak ada kalimat yang terucap di sana, hanya hening dan kaki Yoonhe yang tidak bisa diam karena baru kali ini ia merasa canggung dengan ibunya.

"Kenapa supnya tidak pakai lada?" Hening pecah kemudian, setelah sang ibu membuka pembicaraan dengan nadanya yang kelewat rendah.

"Aku memang tidak pernah memakai lada dalam sayur, Bu. Mungkin Ibu terbiasa memakan masakan Taehyung, ya?"

Mendengar nama itu disebutkan, kemudian wanita paruh abad itu diam kembali. Fokus pada makanan di depannya, sengaja membunyikan sendok yang bersinggungan dengan piring sehingga menimbulkan suara dentingan yang mengganggu---Yoonhee tahu sang ibu tengah marah.

"Aku bahkan tak tahu bagaimana Taehyung membuat semua masakan pedas untuk Ibu dan mencicipinya untuk menakar rasa ketika ia bahkan sangat membenci pedasnya satu butir merica, ketika ia bahkan alergi pada beberapa bahan makanan seperti bawang bombay. Dia pasti harus ekstra sarung tangan dan masker untuk membuat semuanya menjadi sempurna, dan juga---"

"Berhenti berbicara, Kim!"

"Bu, Taehyung tidak pernah meminta dilahirkan. Bahkan meminta belas kasih dari Ibu pun dia tidak pernah. Lalu, apa yang mendasari Ibu membencinya?"

Yoonhe kini menggenggam erat sendok dan pisau yang ada di kedua tangannya. Jika ingin, dia hanya harus menusukkan keduanya ke jantung dan semuanya selesai. Ia takkan meliat ibu yang membenci Taehyung atu melihat Taehyung kecilnya yang malang.

"Anak haram itu pantas mendapatkannya!" ucapnya dengan nada tinggi yang gemetar.

"Yang haram itu perbuatan ibunya dan Ayah, suami Ibu yang bahkan tak pernah sekali pun disalahkan! Bukan Taehyung! Ibu pikir dia meminta dilahirkan?"

Sesungguhnya Yoonhe tidak ingin memberi makan amarah dan egonya, tetapi melihat ego sang ibu yang menggunung sepertinya ia tidak akan menjadi durhaka lantaran memberi tahu kebenaran dengan sedikit amarah. Membuat wanita paruh abad itu stagnan, diam dengan segala kecaman di kepala.

Selama ini Ibu Kim memang membiarkan hatinya menghitam, melimpahkan semua kesalahan yang terjadi pada wanita yang menghancurkan bahagianya dengan membawa darah daging lain dari suaminya.

Wanita paruh abad itu lupa akan kebaikan semesta, ketika ia meminta untuk tidak diduakan karena suaminya berkata ingin menikahi wanita yang ia anggap sebagai jalang ketika bayi di perutnya lahir, tetapi nyatanya hal itu tak terjadi. Ia meninggal ketika tangisan pertama Taehyung terdengar karena pendarahan yang hebat.

Menyisakan Taehyung yang selalu ia anggap sebagai monster kecil yang mencuri semua kebahagiaan Seokjin kecil. Padahal, sang ayah sama rata menyayangi mereka berdua.

ElaborateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang