17 | Grey for Bye

3.6K 629 197
                                    

⚠KENCANGKAN SABUK PENGAMAN⚠

.

Kalau ada typo kasih tau ya, guys..

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

|||

Ujung jempol kaki Taehyung sedikit berdarah, sebab berlarian mencari tempat berteduh terdekat dan sampailah mereka pada salah satu halte bus yang cukup ramai. Tetapi mau bagaimana lagi, tidak ada pilihan selain berteduh. Sebelumnya, mereka hanya sedang berjalan santai, menuju toko roti terdekat karena ingin mencicipi menu terbaru di sana. Tidak jauh memang, hanya lima belas menit berjalan kaki.

Namun di tengah perjalanan pulang, sialnya mereka terperangkap hujan. Taehyung berlari, dan Aeri tertinggal jauh karena sepatu hak tingginya. Padahal, sebelum berangkat Taehyung sudah menyarankan agar memakai slip on saja sama sepertinya---Aeri memang susah diberi tahu.

Membuat Taehyung berbalik arah dan melepaskan sendal yang ia pakai. "Lepas sepatumu, pakai saja milikku!" teriaknya agak teredam hujan.

Aeri mengangguk tanpa pilihan, sebab raut wajah Taehyung sudah sedikit tidak menyenangkan untuk diajak bernegosiasi. Pria itu membawa sepatu Aeri, berlari dengan telanjang kaki dan menggenggam tangan kanan Aeri dengan jemari kirinya yang tak kalah lentik, hingga sampailah mereka pada halte bus terdekat dengan keadaan setengah basah kuyup.

Entah Zeus sedang mengerjai mereka atau bagaimana. Setelah mereka sampai berteduh, hujan malah reda. Menyisakan titik-titik air langit yang bernama gerimis kecil, membuat mereka saling tatap dengan mata melebar karena kepalang kesal dibuatnya.

Aeri menatap jari-jari kakinya yang tiba-tiba terlihat menarik pada ujung slip on milik Taehyung-yang jelas terlihat sangat kebesaran-menggerakkan jari-jari lentiknya di sana. Sampai ia melirik pada jari kaki di sebelahnya---itu berdarah---jari Taehyung sedikit berdarah tanpa pemiliknya sadari.

"Astaga, Taehyung!"

Suara Aeri melengking di ikuti dengan gerakan menutup mulutnya yang menganga, membuat Taehyung sedikit tersentak dan melihat sekeliling-untungnya orang-orang sudah banyak yang pergi dari halte, menyisakan beberapa saja.

"Lihat itu!" Aeri menunjuk jari kaki Taehyung. "Kakimu berdarah, ya ampun!"

Taehyung melirik jari-jari kakinya, dan benar saja, ternyata darah telah mengalir dari ujung kuku-perihnya lebih terasa setelah Aeri memberitahu. Tiba-tiba wanita itu menyodorkan sendal yang asalnya memang milik Taehyung itu. "Ini, pakai ini. Itu 'kan milikmu."

Lalu Aeri sedikit berpikir dan menatap sepatu heels cokelat yang ada di tangan Taehyung. "Aha! Uangmu mampu membelikanku sepuluh sepatu ini," ucapnya sembari meraih sepatunya. "Aku akan mematahkan heels-nya dan kita akan berlari ke mini market di sana karena ini masih cukup gerimis, kita obati lukamu dulu."

Taehyung hanya terkekeh melihat wanita itu berusaha mematahkan heels sepatunya pada tiang halte. Membuat pria itu menarik bahu Aeri hingga mereka berhadapat.

"Tidak usah berusaha terlalu keras, 'kay? Aku tahu itu sepatu yang hanya diproduksi sekali oleh brand-nya, aku bahkan melihatmu semalam suntuk memantau laman saat tanggal perilisan sepatu itu untuk mendapatkan persediaannya. Jadi-," ucapnya terpotong karena Taehyung berusaha jongkok di depan Aeri, kemudian melanjutkan, "Naik, aku akan menggendongmu."

ElaborateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang