2

3.3K 329 13
                                    

"Ah! Capek!"

Jungkook merebahkan dirinya diatas ranjang setelah seluruh barang yang ada di dalam kopernya telah ia keluarkan dan tertata sedemikian rapi.

Sprei kesayangan bermotif logo Nirvana berwarna hitam, terlihat aesthetic dipadukan dengan dinding ruangan yang berwarna putih. Logo Nirvana tersenyum, namun kebalikannya dengan Jungkook. Sedari tadi lelaki itu tak menunjukkan senyumannya sama sekali.

Cemberut mengingat apa yang Taehyung lakukan padanya.

"Siapa namaku, aku darimana dan kenapa aku ada disini emangnya itu urusannya?!" gerutunya. "Dikira aku bakal merampoknya apa?"

Bagaikan mengintrogasi seorang narapidana kelas kakap, Jungkook tadi sempat ditahan Taehyung dan ditanya 1001 pertanyaan seputar asal usulnya.

Namun untungnya tadi ada seseorang yang datang, dan mau tak mau Taehyung akhirnya membiarkan Jungkook masuk meski ia sempat melemparkan tatapan curiga sebelum pergi. Entah ia kemana- yang jelas Jungkook ingat anak itu main nyelonong pergi tanpa mengenakan busana atasan.

"Dasar aneh."

Jungkook melirik wilayah Taehyung yang ada disisi kiri ruangan.

Kasur tanpa sprei, kaos kaki yang menggantung di ujung kepala ranjang, meja belajar yang berantakan penuh dengan perangkat elektronik, serta beberapa baju yang tergeletak di lantai.

Pantesan bau apek!

Tangan Jungkook gatal rasanya untuk membereskan kekacauan itu. Namun apadaya ketika ia beranjak bangun berinisiatif untuk sedikit membantu, pintu kamarnya tiba-tiba terbuka.

"Ah bangsat, nyusahin aja!"

Taehyung masuk ke dalam kamar.

Bersama ponsel yang menempel di telinga kanannya, wajahnya terlihat cukup galak. "Cari dia, bawa ke gue! Kalo gak dapet siap-siap skripsi lo gue bakar."

Jungkook cuma diam diatas kasurnya menyilakan kaki. Matanya bergerak mengikuti Taehyung yang berjalan dengan gusar kemudian menjatuhkan bokongnya diatas sofa.

"Itu udah jadi urusan lo, gue gak peduli." Taehyung menjauhkan ponsel dari telinganya. Dia men-dial panggilan tersebut dan menyandarkan kepalanya di bantalan sofa.

Entah instingnya yang terlalu kuat atau bagaimana, pupil tajam Taehyung tiba-tiba saja berpindah tempat, tepat kearah Jungkook yang masih menatapnya. Jungkook kepergok dan gelagapan. Meraih cepat ponsel yang tergeletak disampingnya, ia mencari kesibukan sambil bersumpah serapah dalam hati.

Ya, tentu saja Jungkook gak mau ngelirik lelaki itu lagi.

"Oi Jeon."

Aish!

"Sorry udah tanya banyak." Jungkook terdiam beberapa saat dan sukses mengangkat kepala kala Taehyung mengucapkan kata itu, "Belakangan ini ada beberapa barang gue yang ilang tiba-tiba. Gue cuma lagi meminimalisir ancaman."

Meminimalisir ancaman atau ngajak baku hantam?

"Ya, gak apa," Jungkook 99% bohong dengan jawabannya.

Taehyung tak menjawabinya. Dia bangkit dari atas sofa, melangkah menuju lemari bajunya kemudian membukanya.

Sruk

"Ah sialan—"

Buntalan, atau lebih tepatnya tumpukan baju Taehyung yang tak terlipat tumpah keluar begitu saja ke lantai. Mata Jungkook udah membola besar, dan itu jadi terlihat kayak mau keluar saat Taehyung menggambil satu kaos hitam kemudian memakainya tanpa peduli dengan bajunya yang lain.

"What the f

CRAWLING BACK TO YOU ♬ !

fuck."

Jungkook membatu dan menganga lebar di tempatnya.

Dirinya hanya dapat memasang pandangan nanar, melihat Taehyung yang kelewat santai memutar lagu milik Arctic Monkey itu di speaker besar bervolume keras dengan pasrah.

Berantakan.

Berisik.

Tuhan tolong katakan dosa besar apa yang sudah aku perbuat hari ini.

.

.

.


Sepulang dirinya dari supermarket untuk membeli kebutuhan dan beberapa camilan, malam ini Jungkook berakhir nongkrong di McD. Melihat seseorang berjalan dari kasir membawa nampan dengan 1 box penuh berisi ayam, dirinya sontak bersorak girang dalam hati.

"Cepetan! Laper!" seru Jungkook.

Lelaki bernama Jimin itu hanya menggelengkan kepala. Baru meletakkan nampan diatas meja, kemudian langsung di serbu oleh Jungkook yang terlihat kelaparan setengah mampus- padahal dia baru saja makan onigiri dari Seokjin.

"Enak?" tanya Jimin, dijawab anggukan antusias oleh Jungkook. "Ya iyalah enak orang gue traktir."

Jungkook tergelak pelan. Ia asyik mengelupasi kulit ayam hingga terdengar ber-hm berulang kali.

"Lo udah masuk grup jurusan, Jung?" tanya Jimin sambil menyuap sundae vanilla ke dalam mulutnya.

Jungkook menggeleng, "Belum sempat, kamu udah?

Jimin mengangguk, "Lo beruntung gak jadi masuk akuntansi. Itu kelas- ampun deh gue." Jimin menunjuk langit-langit dengan dramatis, "Ada di lantai 7! Padahal lo naik 3 lantai aja udah kayak abis di presto."

"Udah tau!" Jungkook mendengus, Jimin hanya tertawa geli. "Aku bukan masalah lantai sih, tapi kamu tau sendiri jurusan akuntansi kebanyakan cewek."

"Iya juga sih— eh iya, temen sekamar lo gimana?"

Jimin bertanya begitu, membuat Jungkook yang hendak menyuap ayamnya mengurungkan niat. Ia akhirnya meletakkan ayam tersebut dan memilih mencomot kentang goreng milik Jimin.

"Pertanyaanmu gak ada yang lain?" tanya Jungkook malas.

"Eh kenapa?" Jimin mengernyit tipis namun di dua detik selanjutnya ia menodongkan sendok es krimnya pada Jungkook, "Behaha roommate lo gak sesuai ekspetasi ya? Apa lo bilang waktu itu? Mau jadi temen sekamar Kak Jieun? Nyatanya kamar dia ada di samping kamar gue hahahaha!"

"Gak usah ngeledek, ku pendam ya kamu!"

"Hahaha! Siapa sih emang? Siapa tau nanti gue bisa kenalan."

"Gak tau, namanya Taehyung."

"Lah Taehyung? Kim Taehyung?"

"Kenapa?"

"Taehyung mah temen gue. Dia jurusan DKV juga tuh. Hoki amat lo dapet yang satu jurusan."

He he...

Bgst...

"Jimin?"

"Ya?"

"Aku pengen ngampus pake ruang guru aja."

"Hah gimana gimana?"

Jungkook mau nangis rasanya.

TBC

Roommate - vkOn viuen les histories. Descobreix ara