Chapter 13 (Run-Flashback)

341 7 2
                                    

Setelah berada di kamar Sesepuh Zombi tiba-tiba seluruh badan Catta bergetar seperti terkena sengatan listrik. Dan Catta pun telah tersadar dari hipnotis Zombi Oz.

“Zombi?” pekik Catta tak percaya.

 

Sekuat tenaga Catta mengangkat kakinya mencoba berlari, sekuat tenaga Catta mengeluarkan pita suaranya mencoba berteriak namun rasanya sangat berat dan sulit dilakukan. Lehernya terasa tercekik dan beban berat seperti menimpa tubuhnya saat ini.

“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa” refleks… tanpa Catta sadari dia pun berteriak kaget ketika melihat angin hitam berputar sangat cepat kearahnya dan siap menerkamnya. Tubuh Catta pun tertarik kedalam angin  hitam itu dan semua penglihatan terasa gelap. Catta merasa tubuhnya berputar-putar dan kepalanya terasa sangat pusing.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

<Flashback>

“Malik bagaimana ini? Negara Zombie sedang mengalami penyerangan.” Tanya seorang lelaki yang kini sedang berdiri sambil menggenggam tangan kiri istrinya. Sedangkan tangan kanan istrinya sedang menggendong seorang bayi yang lucu dan cantik. Bayi itu adalah Catta yang masih berumur kurang dari 1 tahun.

Sesepuh Zombi yang di panggil Malik itu hanya diam dengan mulut terbuka dan lidah menjulur keluar. Matanya membulat lebar dan tak pernah berkedip. Namun orang tua Catta tahu betul bahwa Sesepuh sebenarnya sedang memikirkan sesuatu.

“Tuaaaaannnnnn,,, penyihir Kristabel dan pasukannya telah berhasil menembus benteng pertahanan. Semua pasukan kami telah lumpuh dan hancur. Yang dapat bertahan hanya sedikit. Dan kini Kristabel sedang berjalan menuju istana ini. Apa yang harus kita lakukan?” kata sezombi prajurit yang tiba-tiba datang. Zombi itu terlihat sangat kelelahan dan banyak sayatan di badannya.

Melihat sesepuh hanya diam membisu, Profesor Alfaro (ayah Catta) pun mengambil tindakan.

“Aktifkan semua perangkap menuju istana dan lakukan penyerangan sebesar-besarnya. Keluarkan semua senjata dan robot yang kita simpan di benteng utama. Jangan sampai Kristabel menembus istana ini.” Perintah Profesor Alfaro sambil mencoba berlari untuk ikut menyerang.

“Stop! Jangan pergi. Cukup Prajurit kami saja yang mengatasi. Kau tetap disini.” Perintah Sesepuh.

“Tapi malik?” Profesor Alfaro menghentikan langkahnya sementara prajurit tadi langsung pergi untuk menjalankan perintah profesor.

“Sudahlah. Aku sudah mengira kalau semua ini akan terjadi. Pasukan Kristabel terlalu kuat. Dunia zombie mungkin akan segera hilang dan musnah. Namun jangan sampai dunia lain pun ikut musnah dan berada di bawah kendali Kristabel.”

“Maksudmu apa malik?” tanya profesor mulai kalut.

Sesepuh menutup matanya lama sambil menarik nafas dalam-dalam. Terlihat ringan namun sangat mengerikan, sesepuh membelah kepalanya menjadi dua bagian. Tanpa rasa takut sedikit pun, sesepuh mulai mengambil otak besar yang ada dikepalanya. Hingga akhirnya otak itu benar-benar keluar dari tempatnya, kepala sesepuh mulai bergerak dan bersatu dengan sendirinya. Dengan kekuatan khusus yang dimiliki sesepuh, dia membagi otak itu menjadi dua bagian yaitu otak kanan dan kiri kemudian mengirim otak kiri dalam bentuk cahaya kearah bayi mungil yang bernama Catta.

“Sebenarnya otak ini lah yang Kristabel cari. Namun aku tak akan membiarkan dia mendapatkan otak ini karena resikonya semua makhluk akan tunduk dan berada dibawah kendalinya.”

Profesor dan istrinya hanya dapat terpaku seperti kehabisan kata-kata. Sesepuh mengirim sebagian otak Zombie pada bayi satu-satunya. Itu artinya keselamatan dunia berada ditangan bayi kecil nan polos ini.

“Aku sudah tak kuat lagi. Pertahanan ku mungkin sampai disini. Cepat kalian lari dari tempat ini dan jagalah kedua barang berharga ini dengan sebaik-baiknya.” Kata sesepuh sambil memberikan otak kanan pada profesor dan mengelus kepala Catta lembut.

“Tapi Malik..”

“Sudahlah cepat. Kristabel sudah berada didepan istana.” Kata sesepuh terlihat sangat lemah.

Pintu rahasia berbentuk ukiran nisan pun terbuka dengan sendirinya.

“Jaga dirimu baik-baik Malik. Kita pasti akan kembali. Bertahanlah” teriak Profesor sambil melewati pintu berbentuk nisan.

Bersamaan dengan perginya Profesor, Istrinya dan Catta pintu masuk kamar sesepuh tiba-tiba hancur dengan satu mantra yang diucapkan Kristabel.

“Cepat serahkan otaknya pada ku.” Perintah pernyihir cantik dengan baju dan make up serba hitam seolah lebih menonjolkan sisi gelapnya.

“Tidak. Kau bunuh saja aku. Aku lebih baik mati dari pada harus menyerahkan otak zombi padamu.” Tegas sesepuh.

“Kau benar-benar cari mati.” Teriak Kristabel sambil mengacungkan tongkat hitamnya hingga akhirnya mengeluarkan cahaya merah. Cahaya itu menyembur dan menyerang ke arah sesepuh hingga akhirnya tubuh sesepuh hancur dan kepalanya membelah dua. Kristabel langsung membelalak kaget karena barang yang dia cari tak dapat dia temukan.

“Sialan! Zombi tua ini benar-benar membuatku susah. Pasti dia telah menyembunyikan otak itu.” Gerutu Kristabel.

Penyihir licik itu melihat sekeliling kamar sesepuh dan matanya berhenti pada dinding yang terdapat ukiran nisan.

“Pasti itu jalan keluarnya.” Kata Kristabel sambil berjalan kearah ukiran. Kemudian dia mengacungkan tongkatnya sambil mengucapkan kata Baribolomew. Cahaya merah muncul lagi dari tongkat itu menuju kearah ukiran. Dan plukkk cahaya tersebut tak terlalu kuat untuk membuka segel pintu rahasia itu.

“Sialan.” Erang Kristabel.

Dengan murka Kristabel menggerakan tangannya hingga serpihan tubuh sesepuh zombi melayang kemudian terlempar pada pintu rahasia dan dengan seketika pintu itu hancur.

“hahahahahahaha….” Kristabel tertawa mengerikan.

Kemudian berjalan melewari pintu rahasia itu dan berlari mencari otak Zombi yang dia incar.

~~~TBC~~~

Zombie's BrainWhere stories live. Discover now