Chapter 19 (Dubbsblain Ele)

291 10 2
                                    

            Catta mondar mandir gak jelas didepan taman yang dipenuhi banyak bunga indah. Bunga cantik berwarna putih, kuning, ungu, pink, dll tersenyum padanya. Namun Catta hanya diam dengan kening berkerut dan tangan kanan menyentuh dagu.

             “Catta, akhir-akhir ini kau sering keluar asrama ya..” tiba-tiba Setsuko datang dan menepuk pundak Catta. Catta hanya menatapnya sebentar kemudian kembali sibuk dengan pikirannya. Baberapa meter dari tempat Catta dan Setsuko berdiri, terlihat Jae Soo sedang tersenyum pada bunga-bunga cantik ditaman itu.

             “Apa yang sedang kau pikirkan?” Jae Soo setengah berteriak sambil menghampiri Catta.

             “Perlombaan itu.” kata Catta tak sepenuhnya jujur. Karena bukan hanya perlombaan Charlion yang Catta pikirkan tapi juga orang tuanya. Catta benar-benar ingin bertemu mereka.

            Jae dan Suko tersenyum renyah. “Tenang lah. Aku yakin kelas kita akan menang. Apalagi dengan adanya kamu.”

             “Tak pernah kulihat peracik yang lebih hebat dari mu.” Kata Setsuko menghibur.

             “Tapi kalian tak mengerti…” Kata Catta sambil membuang muka lemah. “Aku takut-“

             “Hal wajar bila kau ketakutan. Hanya orang yang mencuri start duluan lah yang tak takut kalah.” Catta membelakan matanya mendengar perkataan Jae Soo.

             “Kau benar… Curi start…” Kata Catta sambil tersenyum. Jae dan Suko hanya garuk-garuk kepala tak mengerti. Tiba-tiba Catta menarik tangan mereka berdua. Ia membawa mereka memasuki kelas Vendra. Kemudian mendorong mereka ke kamar nomor 17 (kamar Jae dan Suko) dan menyuruh mereka masuk. Baru kali ini Catta memasuki kamar cowo. Dan OMG kamarnya bau dan berantakan banget. Mereka tidak pernah membereskan kamar apa?

             “Hei apa yang kau lakukan?” tanya Jae Soo takut sambil menutup badan dengan kedua tangannya.

             “Memangnya kau pikir mau apa?” Kata Catta dengan nada tinggi sambil melempar bokser yang tergeletak begitu saja di kasur mereka dan tepat mengenai kepala Jae Soo. Jae Soo langsung membuang bokser itu sembarangan.

             “Kalian jangan berpikir macem-macem dulu sama aku karena aku melakukan ini dengan sangat terpaksa. Ada hal penting yang ah- aku sendiri tidak dapat menjelaskannya dan itu sangat-sangat penting.” Kata Catta sembil duduk di kasur mereka dengan sangat tak nyaman.

             “Memangnya apa yang ingin kau lakukan.” Kata Jae Soo yang duduk dipojok terlihat ketakutan. Sementara Setsuko yang duduk di bangku dengan kaki menyilang hanya tersenyum miring melihat kelakuan aneh Jae Soo.

            Catta menghirup nafas pelan. “Kita harus curi start.”

             “Maksud lo?” Kata Jae dan Suko kompak dengan mengerluarkan kata ‘lo gue’ lagi.

             “Kita harus mencari tahu ramuan apa yang harus dibuat dalam perlombaan nanti. Dan mencoba membuatnya sebelum pertandingan itu datang.”

             “Apa lo gila?” Teriak Jae dan Suko kompak.

             “Shyuuuttt…” Catta menempelkan jari di bibirnya. “Pelanan dikit ngomongnya.”

             “Gak… Gue gak setuju.” Tolak Setsuko mentah-mentah. Meskipun dari luar dia terlihat bringas namun hatinya baik dan jujur.

             “Dengerin dulu. Udah gue bilang gue ngelakuin ini dengan TERPAKSA. Please kalian ngertiin posisi gue.” Kata Catta terdengar memohon.

Zombie's BrainWhere stories live. Discover now