Chapter 11 (Zombie's World)

395 8 3
                                    

@19.00 di kelas Vendra

Setelah pembagian kamar selesai, Catta langsung memasuki kamar nya yang berada di paling ujung yakni kamar nomor 7. Ia membuka pintu kamarnya kemudian duduk di salah satu tempat tidur yang ada di kamar itu. Lalu ia menyalakan lampu tidurnya karena ia merasa ruangan ini sangat gelap.

“AAAAAAAAAAA” Catta langsung berteriak ketika tiba-tiba melihat seseorang sedang duduk di kasur yang berada di kasur sebelahnya. Orang tersebut pun refleks ikut berteriak.

“lo kenapa?” tanya orang itu dengan wajah polos sambil menghapiri Catta.

“Gak,, gu gue…”

“BRAAAKKKK” Tiba-tiba Catta mendengar dobrakan pintu kamarnya.

“Kalian? Ngapain kalian kesini?” tanya Catta kepada Suko dan Jae Soo. Karena mereka dengan seenaknya mendobrak pintu kamarnya.

“Loe gak kenapa-kenapa kan? Mana yang luka? Mana yang lecet? Gak ada yang sakit kan? Mana? Mana penjahatnya? Biar gue lawan. Syiattt…” Kata Jae Soo heboh sambil mengecek keadaan Catta. Catta pun mendorong pelan tubuh Jae Soo.

“Gue gak kenapa-kenapa. Ngapain juga kalian kesini?” kata Catta sambil memasang wajah memelas.

“Kita khawatir sama lo. Tadi lo teriak-teriak gitu. Yaudah kita kesini” jelas Suko.

“Iya, kita takut terjadi apa-apa sama lo. Tadi  lo teriaknya kenceeeng banget. Gue pikir ada zombi atau monster atau panyihir atau…” Jae Soo menghentikan kata-katanya karena langsung di potong oleh Catta.

“Terus? Kalau ada mereka kalian mau ngapain? Mau ngelawan mereka?” tanya Catta seolah menyepelekan kedua temannya itu.

“YAA JELAS DOONK” kata Jae Soo sambil membusungkan dadanya.

“ha… ha… ha…” Catta dan Suko tertawa renyah.

“Serius aja lo, sama hantu aja takut apalagi ngelawan zombi, monster dan sebagainya.” Ledek Suko pada Jae Soo.

“ee..eh ka.. kalau hantu beda cerita donk” kata Jae Soo mendadak gagap. “Hantu kan gak bisa di lihat gak bisa di raba. Lo mau lawan pake apa?” lanjutnya kepada Suko.

“Hantu itu gak ada, oon” kata Suko sambil noyor kepala Jae Soo. “Masih aja lo percaya yang gituan. Kaya orang primitif aja.” lanjutnya yang sukses membuat Jae soo kesal.

“Oya tadi kenapa lo teriak?” tanya Suko kepada Catta.

“Tadi gue kaget karena tiba-tiba ada ‘dia’ di deket gue” kata catta sambil nunjuk wanita di sebelahnya.

Suko dan Jae Soo pun melihat wanita di sebelah Catta dari ujung kaki sampai ujung rambut. Rambut panjang yang acak-acakan, gigi depan yang atasnya ompong dua sedangkan yang bawahnya ompong satu, lumayan putih sih tapi terlihat kumel. Tiba-tiba wajah Suko  dan Jae Soo mendadak merah dan pipi mereka di kembungkan seperti sedang menahan tawa tapi “HAHAHA” tawa mereka meledak seketika.

Catta melihat kedua temannya bergantian. Ia bingung dengan tingkah aneh mereka. Sebernarnya mereka kenapa? Stres kali ya?

“hei, kalian kenapa sih? Ketawa gak jelas. Gila kali ya” teriak Catta pada Suko dan Jae Soo.

“hahaha kasihan banget sih lo sekamar sama anak autis kaya dia.” kata Suko sambil tertawa.

Catta langsung membulatkan matanya. Suko kalau ngomong seenaknya aja sih. Gak mikir apa perasaan wanita yang ia sebut autis itu. Dengan ragu Catta pun melirik wanita di sebelahnya. Wanita itu terlihat sangat sedih kemudian ia berlari ke arah pintu sambil menangis.

“Ih kalian itu gak punya hati banget sih. Lihat tuh dia nangis gara-gara kalian.” Bentak Catta tapi kedua temannya masih asik tertawa.

“HEI! Udah jangan ketawa lagi” teriak Catta tapi tetap saja tak mendapat respon dari Jae Soo dan Suko.

“STOOOOOOOOOOPPPPPPPPP” teriak Catta yang sukses membuat kedua temannya berhenti tertawa.

“kalian berdua, KELUAR DARI KAMAR GUE. Gue pengen ISTIRAHAT” bentak Catta sambil menunjuk pintu kamarnya.

“ta,, tapi…”

“Udah cepet keluar. Kalian ngeganggu istirahat gue aja..” kata Catta sambil mendorong kedua temannya menuju pintu kamarnya.

“Lo kok marah gitu sih? Kita kan cuma bercanda.” Kata Jae Soo yang kini berada di luar kamar Catta.

“Bercanda kalian GAK LUCU” bentak Catta sambil membanting pintu kamarnya dan ingin mengunci pintu itu tapi sial pintu nya rusak gara-gara Suko dan Jae Soo yang udah ngedobrak pintu kamarnya.

Catta menyelusupkan kepalanya di balik pintu untuk memastikan kedua orang menyebalkan itu sudah pergi. Tapi ternyata Suko sama Jae Soo masih berdiri di depan pintu kamar Catta sambil cengengesan. Sepertinya mereka tau kalau pintunya rusak.

Catta pun kembali membuka pintu kamarnya dan berkata “Satu langkah saja kalian menginjak kamar ku, MATI kalian” jelas Catta kemudian mendorong pintu kamarnya lagi.

@Dunia Zombi

Oz merupakan seorang Zombi berkacamata yang terlihat sudah tua tapi umurnya masih bisa dibilang dewasa. Ia kini tengah berada di ruangan gelap dan terlihat sibuk dengan bahan-bahan kimianya. Sudah satu tahun lebih ia mencoba membuat ramuan yang dapat mengubah bentuknya menjadi manusia namun sayang eksperimennya selalu gagal.

“Aku yakin kali ini pasti tak kan gagal.” Ucapnya dengan bahasa yang tidak di mengerti manusia. Ia mengambil tabung reaksi yang berisi cairan hijau kemudian memasukan pipet kedalam tabung tersebut. “Tinggal satu tetes lagi maka eksperimen ku akan berhasil” ucapnya dengan nada bergetar sambil mencoba meneteskan satu tetes cairan hijau tersebut kedalam ramuan yang telah ia campur beberapa bahan organik.

“PAMAAANNN” teriak Zombi kecil sambil menepuk punggung Oz yang sontak membuat zombi tua itu kehilangan kendali dan memasukan banyak cairan hijau kedalam tabung reaksinya. Cairan tersebut tiba-tiba mengepul dan meledak.

“Aduh Bahiiiiiiiiiiiijjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj” teriak Oz pada zombi kecil itu. “Lo ngapain ganggu gue? Gak lihat apa gue itu lagi sibuk. Arghhh gara-gara lo ramuan gue jadi gagal”

“Maaf…” ucap Bahij sambil menunduk.

Oz pun menghela napas nya pelan untuk menenangkan diri. “Ada perlu apa kamu kesini?” tanyanya.

“i… itu.. sesepuh dari tadi mengigau terus. Aku takut dia kenapa-kenapa” kata Bahij kalut.

“APA?” tanya Oz kaget. Buru-buru ia pun pergi menuju istana Zombi.

Setelah sampai istana, ia langsung memasuki tempat peristirahan Sesepuh (Raja Zombi paling tua).

“Malik (tuan), apa kau baik-baik saja” tanya Oz yang kini sedang duduk di dekat tempat tidur sesepuh.

Sesepuh Zombi pun membuka matanya pelan. “dia,,, pahlawan Revolusioner itu.. dia ada di dekat kita.” Katanya pelan.

"Pahlawan Revolusioner? Jadi ramalan itu ternyata benar?" tanya Oz tak percaya.

Sesepuh hanya menganggukan kepalanya pelan.

“Dimana? Siapa dia?” tanya Oz penasaran.

“Halibab.. dia berada di Halibab Kosha.. di kawasan ini” kata sesepuh terlihat sangat lemas. Dunia Zombi memang berada di kawasan Halibab Kosha namun Kawasan mereka tidak dapat dilihat dan di ketahui manusia.

“Benarkah?” tanya Oz memastikan.

Sesepuh menganggukan kepalanya. “Dia wanita cantik namun agak sedikit cuek dengan penampilannya. Dia polos dan baik hati. Ada tato bintang hijau di bagian jidatnya.” Mendengar perkataan sesepuh, Oz hanya dapat membelalakan matanya. Bintang hijau? Batinnya.

“Siapakah dia malik?” tanya nya.

“namanya Catta.”

~~~TBC~~~

Zombie's BrainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang