Chapter 3 (Prince Adhitama Raynald)

556 10 0
                                    

Halibab Kosha merupakan satu-satunya sekolah (tepatnya sekolah bela diri) yang berada di kerajaan Citeureup. Sekolah tersebut terkenal dengan kekerasannya. Ya, sekolah yang penuh kebebasan. Hanya orang yang kuat yang mampu bertahan. Kalau begitu kenapa masih disebut sekolah? Bukankah sekolah tempat menuntut ilmu dan penuh dengan peraturan? Yap betul,, memang setiap harinya sekolah tersebut selalu memberikan pengetahuan kepada murid-muridnya namun saat ujian tiba yang menanglah yang berkuasa dan menentukan segalanya. Bahkan pemenang berhak membunuh orang yang kalah. Kalian pasti menganggap itu gila. Mana ada yang mau sekolah ditempat mengerikan seperti itu? Namun faktanya lebih dari sepuluh ribu orang yang bersekolah disana dan hanya 15% yang mampu bertahan. Karena Halibab Kosha merupakan satu-satunya cara agar orang dapat menjadi pejabat istana dan sisanya menjadi prajurit kerajaan. Sepuluh tahun berada di tempat mengerikan bukanlah masalah jika nantinya dapat menjadi orang hebat untuk selamanya. Meski peluangnya mendekati nol persen.

“Ngapain gue harus cape-cape sekolah? Bukan kah itu diperuntukan bagi rakyat jelata yang ingin memasuki istana?” Teriak pria berambut pendek dengan tinggi kira-kira 187 cm.

“Tapi pangeran, dengan belajar disana anda akan mendapat pengetahuan yang sangat berguna bagi kehidupan anda  kelak”

“Gue gak perlu itu dan gue gak mau. TITIK” Jelas Pangeran Ray. Yaps, dia merupakan adik dari Raja Hans. Dari fisik mereka memang hampir mirip. Mereka sama-sama tinggi, berbadan bagus, berambut coklat dan tak usah ditanyakan lagi soal ketampanan mereka, mereka memang sudah tampan luar biasa sejak mereka lahir. Perpaduan sempurna antara Padang dan California. Namun sifat mereka berbeda luar biasa. Raja Hans terkenal baik, bijaksana dan pintar. Sedangkan adiknya terkenal dingin, sombong dan sangat menyebalkan.

“Pangeran, anda mau pergi kemana?” Teriak penasihat kerajaan yang bernama pak Rembuk saat melihat pangeran Ray beranjak mendekati pintu kerajaan. Namun tepat didepan pintu ia melihat kakanya bersama gadis yang terlihat kotor dan kumel. Sejenak pangeran meperlihatkan senyum sinis dan tatapan jijik kepada mereka berdua tepatnya kepada Catta sebelum akhirnya Ray pergi keluar istana.

“Ada apa lagi dengan anak itu?” Tanya raja hans sambil berjalan mendekati pak Rembuk di ikuti dengan Catta di belakangnya.

“Pangeran tidak mau sekolah tuan” Kata pak Rembuk sambil menundukan kepalanya 60°

“Dasar anak itu,, yasudah lah pak biar saya nanti yang bicara padanya”

“Terimakasih tuan…”

“Oya catta,,” Ucap raja hans sambil menepuk pundak Catta yang membuat Catta gugup dan salah tingkah. “Untuk sementara kamu tinggal disini ya” Mendengar suara Raja yang lembut dan melihat tatapannya yang tajam membuat Catta bisu dan kehilangan kata-kata. Ia hanya mengangguk tanda setuju.

“Baiklah, kalau begitu pak Rembuk antarkan dia ke kamarnya” Kata Raja kepada penasihat kerajaan yang ia anggap sebagai keluarganya sendiri. Karena Raja Hans memang sudah mengenal pak Rembuk sejak kecil. Bahkan pak Rembuk sudah ia anggap ayah nya sendiri sejak orang tuanya meninggal.

“Baik tuan” Ucap pak Rembuk sambil membungkukan badan dan mengajak Catta pergi kekamar barunya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Terlihat Pangeran Ray sedang memacu kuda kopinya keluar istana. Wajahnya terlihat sangat kacau. Ia memacu kudanya cepat sekali, tak terasa jarak puluhan kilometer dapat ia tempuh hanya dalam waktu beberapa menit. Sesampai didepan rumah tradisional yang cukup besar ia pun menuruni kudanya dan meninggalkan hewan itu sembarangan.

“Hallo bro…” Pangeran langsung disambut dua pemuda tampan dengan warna kulit yang  lebih hitam darinya.

“Braw brow braw brow,,, emank loe pikir gua siapa? Gue itu pangeran dari kerajaan terbesar di negeri ini tau..” Sombong pangeran sambil duduk di kursi dan menyilangkan kaki kirinya diatas kaki kanannya.

“Iya gue tau. Sensi banget sih loe..” Kata salah satu pria yang rambutnya agak kriting sambil duduk di sebelah kursi ray. Pria ini bernama Cripo.

“Ada kehormatan apa nih sampai satu-satunya adik dari Raja Hans datang kesini?” Tanya pria satunya lagi sambil ikut duduk. Nah pria ini bernama Basiana. Dia anak dari kepala desa Zite. Mereka bertiga memang sudah berteman dari kecil, kira-kira dari umur 7 tahun.

“Alaah,, udah lah jangan ngomongin kaka menyebalkan itu. Gue lagi sebel..” Kata pangerang sambil memasang wajah kusut.

“Emank sebal kenapa sih?”

“Masa iya gue harus sekolah di Halibab Kosha dan berbaur dengan rakyat-rakyat jelata iuuuhhh”

“Hahaha bagus donk.. Lagian kita juga bakal sekolah disana. Kalau ada loe kan kita lebih mudah melakukan Perang Galapak alias PEmberantasan oRANG GAk LAyak PAKai”

“Hahaha dasar loe... Belum juga senior udah punya niat busuk kaya gitu..” Pangeran Ray langsung tertawa sambil menjitak teman yang rambutnya agak kriting itu.

“Tapi loe setuju kan?? Lagian disana itu gak ada yang namanya senior junior yang ada itu cuma yang kuat dan yang lemah.”

“Ya pasti lah gue setuju. Orang gak layak pakai memang pantas di berantas. Bikin sumpek kerajaan gue aja..”

“Jadii,, loe uda putusin buat sekolah di ha…”

“NO WAAAAY…” Pangeran ray langsung memotong perkataan temannya itu “Gue itu udah enak-enak tinggal di istana. Apa yang gue mau pasti bisa terpenuhi. Ngapain  gue harus repot-repot sekolah sih dan tinggal di asrama kamseupay..”

“Ahhh cemen loe... Raja Hans aja berani sekolah disana bahkan memecahkan rekor jadi orang yang paling cepat lulus. Biasanya kan orang-orang butuh waktu minimal 10 tahun untuk dapat lulus di sekolah itu sedangkan Raja Hans hanya butuh waktu 3 tahun.”

“Loe itu temen gue apa temen kaka gue sih? Dari tadi cuman muji dia dan terus mojokin gue... Lihat saja nanti,, gue bakal tunjukin ke loe semua kalau gue bakal lulus dalam waktu kurang dari 3 tahun”

“Siipptt,, berarti loe mau sekolah disana kan?” Kata kedua temannya kompak sambil ber-tos ria.

“Siaaalll,,, gue di jebak” Erang Pangeran sambil nepuk jidatnya. “Ehh,, bokap lo kenapa? Kayanya dari tadi uring-uringan melulu..” Tanya Pangeran sambil nunjuk ayah Basiana yang berada di kebun depan rumahnya.

“Itu tuhh,,, ada yang ngerusakin kebunnya yang berada di perbatasan desa dan hutan. Dan yang ngerusakinnya itu penjaga zombie. Udah jelas-jelas penjaga zombie itu yang salah tapi masih saja di belain sama Raja Hans” jelas basiana.

“Hah? Kaka gue?” Tanya pangeran kaget.

“Iya lah siapa lagi.”

‘Tumben-tumbenan tuh orang ngebelain orang salah’ gumam pangeran dalam hati.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

TBC

Zombie's BrainWhere stories live. Discover now