Sungguh, Irene menjadi jijik sendiri mengingat apa yang barusan mereka lakukan, tapi ia tidak bisa membohongi diri sendiri kalau ia juga menikmatinya.

"Kita udah sama-sama dewasa sekarang, jadi apalagi yang lo tunggu?" Tak sengaja Seokjin melihat rancangan gaun pengantin di meja Irene sehingga ia mengatakan hal yang berhasil membuat bimbang wanita cantik itu, "lo gak bosen cuma jadi perancang gaun pengantin orang lain? Kenapa lo gak mulai ngedesain gaun pengantin lo sendiri?"

Irene bungkam, berusaha mencari-cari keseriusan di mata Seokjin, tapi yang ia dapati hanya binaran mata sendu yang penuh dengan keputusasaan.

Apa yang sebenarnya terjadi pada Pria itu? Mengapa ia terlihat sedang tersiksa sekarang?

"Gue gak tau apa yang terjadi sama lo, tapi gak begini caranya kalau lo mau gue nikah sama lo, mendingan lo pulang sekarang, tenangin dulu pikiran lo, baru setelah itu lo bisa ambil keputusan," ujar Irene berusaha menjaga intonasi bicaranya agar tetap lembut.

"Tapi.."

"Stop!" Tangan Irene terbuka di hadapan Seokjin untuk membungkam omong kosong pria itu, "turutin apa yang gue bilang, lo lagi gak stabil sekarang, jadi gue mohon dengan sangat lo tenangin diri lo dulu," ujar Irene final

Bahu lebar pria tampan itu turun, bersamaan dengan turunnya pandangannya karena tak berani menatap Irene lagi.

Dengan keadaan putus asa, Seokjin pun berbalik pergi membawa rasa kecewa mendalam, dan Irene hanya bisa menatap nanar pada punggung lebar yang menghilang di balik pintu.

Selepas kepergian Seokjin, wanita itu terduduk lemas, matanya terpejam perlahan, sambil memijat lembut kepalanya yang tiba-tiba terasa sakit.

Seharusnya wanita cantik itu tertidur pulas karena kelelahan, tapi seperti nya ia tidak akan bisa, karena sudah menolak ajakan yang seharusnya ia terima.

Irene sedikit menyesal memang, karena ia juga menginginkan hal itu, hanya saja cara Pria itu melamarnya yang tidak ia inginkan.

💞

Seokjin merebahkan tubuh di atas tempat tidur, sambil menatap nanar langit-langit kamar nya, ia merenungi apa yang ia lakukan hari ini.

"Ck.. dasar Pria gila, dasar Pria mesum, dasar Pria Pedopil."

Seokjin mengumpati dirinya sendiri, kecewa kenapa dirinya bisa segila ini, meminta Irene untuk menikah dengan nya, padahal perasaan nya hanya sebatas suka pada wanita cantik itu, tapi ia harus segera menyelamatkan dirinya dari perasaan yang salah, egois memang, tapi begitulah keadaan Pria itu sekarang.

Perlahan ingatan tentang wanita cantik bernama Irene berubah menjadi wanita imut bernama Chaeyoung.

Pria itu tahu betul apa yang dilakukan nya pada Irene hanya sebatas pelampiasan, ia tak merasakan apapun saat mencium wanita cantik itu, tapi saat bibirnya menyentuh milik Chaeyoung, desiran aneh dirasakannya menjalar ke seluruh tubuhnya, dentuman keras terasa di dalam dadanya membuat dirinya menginginkan lebih dari itu.

Pria itu mengacak surainya prustasi, kenapa bisa ia menginginkan seorang anak kecil ketimbang wanita seusianya?

Chaeyoung masih anak-anak, dan ia tidak boleh jatuh cinta pada anak itu dan terlebih lagi itu muridnya sendiri.

Seokjin yakin yang ia rasakan ini hanyalah rasa sayang seorang guru pada muridnya, namun kecupan lembut itu mematahkan semuanya.

Rasanya sakit sekali seakan ada batu yang dilempari bertubi-tubi ke dada Pria itu. Benar-benar gila apa yang dialami Seokjin sekarang, ia tidak bisa berpikir jernih melalui logika ataupun hati.

My Pedopil Teacher ✔Where stories live. Discover now