9- Get Caught

66 7 6
                                    

>>>9<<<

Singkatnya sih, saya suka kamu tapi kamu gak. Kan bangsul.

***

Zeta berjalan bersama kedua temannya menuju tempat parkir yang masih ramai.

"Dua puluh enam hari lagi loh Zet," ucap Seila memecahkan keheningan setelah sibuk menghitung dengan jarinya.

"Iya iya, santai aja," jawab Zeta.

"Gaya lo santai-santai, nanti kalo jangka waktunya habis, modar lo!" Cibir Tiana menatap Zeta tak yakin.

"Udah sih santai aj-" ucapan Zeta terhenti ketika tiba-tiba Seila memotong ucapannya.

"Bentar-bentar!" Ucap Seila mengambil handphonenya yang berdering. "Halo kak, ada apa?" Tanya Seila pada orang di seberang sana.

"Boleh ngomong sama Zeta gak?" Izin seorang di seberang.

"Boleh kak, bentar," jawab Seila menjauhkan handphonenya dari telinga, "Zet, kakak lo," ucap Seila memberikan handphonenya pada Zeta.

"Halo kak, kenapa?" Tanya Zeta.

"Ke rumah sakit sekarang Zet, mama," jawab Zidan.

"Mama? Mama kenapa kak? Oke aku kesana," ucap Zeta mematikan sambungan teleponnya.

"Nih, makasih, gue ke rumah sakit dulu, maaf gak bisa nebengin." pamit Zeta mengembalikan handphone Seila lalu berlari menuju mobilnya.

"Hati-hati Zet!" Teriak Tiana.

Zeta memasuki mobilnya lalu menancap gas menuju rumah sakit.

Setelah sampai disana, Zeta berlari menuju ruangan sang mama, dan menemukan kakaknya duduk di kursi panjang yang terletak tak jauh dari ruangan sang mama.

"Mama kenapa kak?" Tanya Zeta.

"Duduk dulu," jawab Zidan menuntun adiknya duduk di sampingnya.

"Mama kenapa kakk??" Tanya zeta

"Tadi tiba-tiba detak jantung mama berhenti, tapi syukurnya keadaan mama kembali normal setelah diperiksa dokter," jelas Zidan.

"Syukurlah, terus sekarang mama udah sadar belum?" Tanya Zeta.

Zidan kembali menundukan kepalanya lalu menggeleng pelan.

"Hp lo kenapa sih? Ditelfon gak diangkat," omel Zidan berusaha membuat perasaan Zeta membaik.

"Diambil Mona, besok mau gue ambil," jawab Zeta.

"Kebanyakan gaya sih," cibir Zidan memandang Zeta remeh.

"Bodo amat. Kalo misal papa gak kepo in mama waktu itu, mungkin mama lagi shopping sama aku ya kak," ucap Zeta menatap lurus ke depan.

"Udah lah, gak usah diinget-inget, mama baik-baik aja, santuyy," jawab Zidan mencoba menghibur Zeta.

"Santuy lo bilang?! Mama lagi koma lo malah santuy-santuy?! Anak siapa sih sebenernya?!" Omel Zeta menarik rambut kakaknya.

"Bercanda Zet! Astaghfirullah! Udah woi! Rambut gue bisa ilang ini! He siapapun yang ada di tubuh Zeta, plis keluarrr!!!" Teriak Zidan menyingkirkan tangan Zeta dari kepalanya.

"Terserah lo kakak kampret! Gue mau ke mama," ucap Zeta mengakhiri lalu masuk ke ruangan mamanya.

~•~•~•~

Zean keluar dari kamarnya dengan seragam sekolah lengkap.

"Gue berangkat!" Teriak Zean berjalan melewati bundanya yang sedang menyiapkan sarapan di meja makan.

Kutub MagnetWhere stories live. Discover now