6- The Culprit is Yuni!

94 12 2
                                    

>>>6<<<

Mau tau kenapa orang baik di dunia ini semakin berkurang? Karena kebanyakan orang kalau dibaikin, ujung-ujungnya nagih jadian.

***

"Ga, gue ga mau," tolak Asya memalingkan wajahnya.

"Lo ga mau? Lo nolak perintah gue?" Tanya Zeta menekan nada bicaranya.

Asya menghembuskan nafasnya malas lalu menoleh Zeta lagi, "iya gue mau, nanti lo ngadu bapak lo, gue yang kena," jawab Asya mengiyakan permintaan Zeta.

"Besok gue tunggu, istirahat kedua di kantin," ucap Tiana.

"Istirahat kedua? Yah gue ga bisa," jawab Asya.

"Kenapa lo ga bisa?" Tanya Zeta memastikan.

"Gue ada jadwal mabar sama temen gue," jawab Asya seadanya.

"Lagian ngapain sih lo main game disini? Banyak nyamuknya tau gak?" Ucap Seila.

"Disini WiFinya lancar," jawab Asya.

"Bodo amat, pokoknya besok gue tunggu, kalau ga? Lo bakal jadi korban selanjutnya." Ancam Zeta lalu pergi keluar perpustakaan.

"Menurut lo berhasil ga Zet?" Tanya Tiana yang berjalan di samping Zeta.

"Semoga." Jawab Zeta.

"Seila mana?" Tanya Tiana yang tak menemukan keberadaan Seila diantara keduanya.

"Eh kalian berdua! Sini," panggil Seila yang sedang melihat di balik jendela dekat perpustakaan yang langsung mengarah pada parkiran belakang sekolah.

"Ada apa?" Tanya Tiana yang sudah ikut mengintip.

"Itu Si Yuna ngapain mobilnya Zeta?" Tanya Seila yang melihat kakak kelasnya sedang jongkok di dekat ban mobil Zeta.

"Ternyata Si Yuni pelakunya." Ucap Zeta dengan tangan yang sudah terkepal.

"Yuna Zet," jawab Seila membenarkan.

"Bodo amat!" Balas Zeta lalu berjalan cepat meninggalkan kedua temannya.

~•~•~•~

"Eh tugas Bu Mona lo udah belum?" Tanya Mika pada keempat temannya.

"Udah dong gue kan rajin," jawab Gezka menyombongkan diri.

"Lo Jer?" Tanya Mika lagi.

"Udah dong," jawab Jery yang sedang gelanyutan di lengan Gara.

"Jangan gitu dong, gue cemburu." Ucap Mika memalingkan wajahnya dan menyilangkan tangannya didepan dada.

Brakkk

Zean cs yang semula sibuk dengan kegiatan masing-masing, langsung menoleh ke arah pintu yang sudah hampir retak karena ulah Zeta yang membantingnya. Tiana dan Seila yang melihatnya, tak berani mencegah Zeta yang sudah mengamuk.

"Eh Yuni! Lo apain mobil gue ha?!" Tanya Zeta menendang meja Yuna dengan raut wajah marah.

"Nama gue Yuna, bukan Yuni!" Jawab Yuna berdiri dari kursinya.

"Wah seru nih," ucap Jery takjub.

"Seru? Otak lo di dengkul?!" Tanya Gezka kesal.

"Bodo amat! Tanggung jawab lo!" Ketus Zeta mendorong bahu Yuna.

"Apa sih maksud lo?! Datang-datang marah ga jelas!" Jawab Yuna balas mendorong bahu Zeta.

"Lo kan yang kempesin ban mobil gue?! Ngaku lo!" Emosi Zeta sambil menarik kerah baju Yuna.

Kutub MagnetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang