💞 Kiss or Kissing? 💞

Start from the beginning
                                    

Seokjin pun membalas senyuman nya, "butuh sandaran?"

Mata Chaeyoung mengerjap beberapa kali.

"Ehem.." Seokjin berdehem canggung, "bahu saya cukup lebar dan nyaman kalau di jadikan sandaran." Seokjin kembali ke posisi semula sambil merutuki kata-katanya.

Namun di tengah upacara memaki nya dalam hati, tiba-tiba bahu Seokjin terasa berat.

Ketika ia berbalik, yang ia dapati adalah kepala Chaeyoung menghadap padanya. Ujung hidung nya bahkan menyentuh puncak kepala gadis itu. Hingga tanpa sengaja aroma shampo bayi merasuki indra penciumannya.

"Iya, nyaman banget emang. Gue suka."

Semoga Seokjin tidak dilarikan kerumah sakit setelah ini.

💞

Hari masih sore, tapi Seokjin sudah berada di perjalanan pulang, bukankah Seokjin pernah bilang kalau sangat tidak pantas untuk keluar bersama muridnya sampai malam hari?

Lagipula langit sudah terlihat akan menumpahkan isi nya, daripada kehujanan, Chaeyoung yang awalnya menolak untuk pulang akhirnya setuju.

Saat ini mereka sedang berjalan menuju parkiran yang letaknya lumayan jauh dari taman tempat mereka berjalan-jalan tadi.

Setelah puas menikmati makanan, Seokjin mengajak Chaeyoung jalan-jalan ke taman bunga yang berada tidak jauh dari tempat kuliner tadi, namun belum sampai di tempat parkir, hujan turun terlebih dahulu, sehingga membuat mereka berteduh di salah satu halte.

“Tuh kan, apa saya bilang, kehujanan kan jadinya,” keluh Seokjin sambil membersihkan rambut dan bajunya yang sudah basah terkena air hujan, sedangkan Chaeyoung hanya tertawa melihat tingkah gurunya itu, sambil mengeratkan kedua tangan nya untuk memeluk tubuhnya.

“Kamu kedinginan?” tanya Seokjin, ketika melihat tubuh gadis mungil itu sedikit gemetar.

Chaeyoung hanya mengangguk sekilas dan tersenyum sambil tangan nya semakin erat memeluk dirinya sendiri.

Tak jauh dari tempat mereka berdiri, ada beberapa anak laki-laki yang saling berbisik satu sama lain sambil melirik jahil kearah Chaeyoung.

Seokjin menyadari hal itu, kemudian ia memperhatikan Chaeyoung.

Baiklah, gadis itu memang cantik, tapi pandangan mereka jelas bukan memandang dengan kagum.

Ketika netranya tak sengaja melihat bagian tertentu yang ia anggap menjadi topik perbincangan para anak lelaki itu, Seokjin baru menyadari satu hal.

Baju kaos gadis itu tipis, dan basah.

Sontak Seokjin berpindah tempat di sisi kanan Chaeyoung, badannya yang jauh lebih besar itu menutupi tubuh Chaeyoung, dan menatap kesal para anak lelaki, sampai mereka tak berani lagi menatap kearah Chaeyoung.

"Kenapa?" Tanya Chaeyoung bingung melihat tingkah Seokjin

"Eh? Ha? Kenapa?" Tanya Seokjin kebingungan sendiri, tak tahu harus menjawab apa. Namun Chaeyoung terus menatap nya penuh tanya.

“Kita di sini bentar ya, sampek hujan nya reda.”

Hanya itu yang bisa ia ucapan dan hanya di hadiahi anggukan sebagai jawaban dari Chaeyoung. Kemudian gadis itu kembali menatap rintikan hujan yang masih setia menghujami bumi dengan derasnya.

Sedangkan Seokjin sibuk menatap tajam kearah anak laki-laki yang masih berani mencuri pandang pada gadisnya.

💞

Jam menunjukkan pukul enam sore kala mobil Seokjin terparkir di depan gerbang rumah Chaeyoung, setidaknya matahari belum tenggelam.

Muridnya itu tertidur di samping nya, awalnya ia ingin membangunkan, tapi tidak tega karena melihat mata gadis itu tertutup rapat dengan hembusan napas teratur.

My Pedopil Teacher ✔Where stories live. Discover now