29 - Anumerta and Kibara

596 83 2
                                    

"Kita akan bertemu keluarga yang mewakili dunia atas dan dunia tengah untuk The Last, esok hari. Aku sudah memberitahu Center mereka bahwa pertemuan akan dilaksanakan di pantai Caratia." Jelas Jihoon.

Keenam saudaranya yang mendengar ucapan sang Center, mengangguk tanda mengerti.

Mereka berada di ruang keluarga, tempat yang selalu tepat untuk mebicarakan hal-hal seperti ini.

"Setelah itu, kita semua akan berkumpul di mansion untuk membicara- egh..."

"Jihoon?"

Seluruh pasang mata kini menatap ke arah pria mungil itu. Jihoon terlihat menutup mulutnya dan memegang area dadanya. Tak beberapa lama ia berlari ke arah kamar mandi.

Seluruh orang yang ada disana saling pandang bingung.

Jisoo berdiri dari duduknya lalu menyusul Jihoon ke kamar mandi. Setidaknya ada satu orang yang cepat tanggap akan hal itu.

"Apa Jihoon hyung sakit?" Tanya Seungkwan.

"Mungkin saja. Wajahnya semakin pucat aku lihat." Jawab Wonwoo.

Tak lama, Jihoon telah kembali dengan Soonyoung yang menggendongnya dan sosok Jisoo yang berwajah syok.

"Aku ijin untuk membiarkan Jihoon istirahat. Wonwoo-ya, aku meminta bantuanmu. Semoga esok Jihoon sudah kembali normal." Kata Soonyoung yang sejurus kemudian membawa Jihoon menuju kamarnya.

Wonwoo mengangguk lalu melangkah mengikuti Soonyoung yang sudah menghilang di balik pintu kamar Jihoon. Tentu saja ia harus membantu Jihoon memulihkan tenaganya.

Pandangan kini teralihkan ke Jisoo.

"Apa yang terjadi hyung?" Tanya Seokmin.

"Kurasa... Jihoon hamil."

Dengan itu Wonwoo tersandung langkah kakinya sendiri.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Jelas pagi ini adalah pagi yang cerah.

Di hari ini lah keluarga Preator akan bertemu dengan dua keluarga lain yang terpilih untuk The Last.

Para master yang didampingi oleh penjaga masing-masing telah berdiri di belakang pintu utama mansion. Terlihat dua orang butler menutup pintu utama.

Jihoon yang tetap didampingi Soonyoung berjalan mendekati pintu tersebut lantas mengenggam gagangnya.

Jihoon coba mengingat dimana lokasi salah satu pulau buatan pribadi yang dirinya beli 50 tahun lalu. Saat pintu dibuka, bentangan putihnya pasir dan birunya laut langsung singgah di mata mereka.

"Ini di Caratia bukan?" Kata Jisoo dengan senyum sumringah.

Seungkwan, Chan, Seokmin, dan Samuel langsung berlari dengan berjingkrak-jingkrak senang.

"Ingat hati-hati!" Teriakan super membahana terdengar dari Jihoon.

Ia menghela nafasnya lalu membantu Jisoo, Hansol, dan Soonyoung membawa beberapa barang.

A Sky Above The SkyWhere stories live. Discover now