Chapter 23

5.2K 381 138
                                    

Warning : chapter ini bakal bikin reader senyum-senyum sendiri (jgn lupa sambil play lagu di atas)

Happy reading:)

***

"Aku masuk ya. Terimakasih sudah mengantarku." ucap Elora sambil mengambil tas jinjingnya setelah mobil Malik berhenti di depan Pillnord.

"Tidak ada ciuman perpisahan?"

Elora terkekeh ketika Malik bersikap manja padanya. Tidak biasanya. "Kau seperti pria yang baru pacaran kemarin sore."

Tanpa mengatakan apapun Malik membalasnya dengan lumatan dibibir manis milik Elora. Malik melakukannya cukup lama. Bagi Malik menikmati momen seperti ini berdua dengan kekasihnya sangatlah sulit. Jadi tidak salah kan memanfaatkan kesempatan yang ada?

"Argh!" Malik mengerang ketika suara klakson mobil dari arah belakang melepaskan ciuman mereka. "Bisa kah 5 menit saja aku merasakan dunia ini hanya miliku dan Elora?!"

"Kau menghalangi jalan utama mereka, Malik." Elora menganggapi gerutuan Malik dengan tertawa, "Jadi sekarang aku boleh turun 'kan?"

"Tentu, sebelum mobil pasienmu dibelakang akan mengamuk padaku."

Elora keluar dari mobil Malik lalu melambaikan tangan pada jendela yang terbuka, "Hati-hati di jalan. Selamat bekerja."

Malik mengelap bibirnya yang sedikit basah dengan cara yang cukup sensual membuat Elora mengerutkan dahinya sambil terkekeh. Malik menjadi aneh.

"Kita lanjutkan yang tadi itu nanti malam. Sampai jumpa."

Elora berjalan masuk dengan tenang. Melempar senyum pada setiap orang yang menyapanya. Tidak ada para wartawan yang memadati rumah sakit itu membuat Elora merasa cukup aman, tidak seperti kemarin-kemarin. Hari ini dia cukup bersemangat memulai semua aktivitasnya.

Tiba di depan pintu ruangan, Elora menghentikan langkah kakinya ketika menemukan sesuatu yang cukup janggal di sana. Sebuket bunga mawar putih yang sudah layu dan membusuk. Elora berlutut untuk memungutnya dengan sedikit waswas. Menoleh ke kanan dan ke kiri, siapa tahu pengirimnya masih ada disekitarnya.

 Menoleh ke kanan dan ke kiri, siapa tahu pengirimnya masih ada disekitarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


'Sebuah kapak terlalu sadis untuk gadis semanis Elora'

Bola mata Elora membulat ketika membaca kalimat berwarna merah yang ada pada secarik kertas di dalam bunga tersebut.

Apa lagi sekarang? Ya Tuhan.

Dengan menggenggam kuat bunga tersebut, Elora berjalan cepat ke arah satpam yang sedang berjaga di depan pintu utama.

"Permisi, Pak."

"Dokter Elora. Selamat pagi." Satpam itu menundukan sedikit tubuhnya memberi hormat, "Ada perlu apa, Dokter? Apa ada yang membuat keributan?"

THE DEPRESSIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang