Enam Belas

129 16 0
                                    


3 month later

Seperti tak ada waktu untuk sekedar memberi kabar Chanyeol, aku terlarut dalam pekerjaanku. Yang ku sesali adalah dia pun seperti tak mencariku lebih lanjut. Memang tadinya aku melarang teman dan adikku untuk memberi tahu keberadaanku sekarang, tapi itu keputusan yang salah.

Chanyeol turut menghilang, tak ada dering telepon dengan namanya lagi, pesan pun terakhir masuk seminggu setelah kedatanganku ke Busan. Dia masih meminta maaf dan ingin menjelaskan keadaannya.

"Pagi Baek Ji." Seseorang mengetuk meja kerjaku. Aku kembali melamun mengingat Chanyeol.
Putra Tuan Ahn, berdiri di depan meja, menyilangkan kedua tangannya di dada. "Melamun lagi?!"

"Aah, Ahn Hyo Seop ssi. Maaf." Kikuk.
"Bisa ikut keruanganku sebentar?!" Tanyanya. Aku hanya mengangguk dan mengekor di belakangnya.

"Kau sepertinya sering melamun dan tidak fokus seminggu terakhir ini?!" Sesaat setelah dia duduk di kursi kerjanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kau sepertinya sering melamun dan tidak fokus seminggu terakhir ini?!" Sesaat setelah dia duduk di kursi kerjanya.

Bagaimana aku bisa fokus bekerja, bodohnya aku karena sedikit longgar waktu kerjaku tak seperti minggu-minggu awal kepindahanku, waktu longgar ini ku pakai mengecek sosial mediaku, yang kulihat bukan timeline berita terkini, sudah jelas foto-foto unggahan Chanyeol.

"Baek Ji, kau tidak betah di Busan?!" Pertanyaan sebelumnya belum ku jawab, Tuan Ahn Muda kembali bertanya. "Ataaau ada yang kau rindukan?!", aku mendongak melihat atasanku ini. "Biar ku tebak, kau rindu Park Chanyeol?" Dia tersenyum jahil, "darimana kau tau?!" Aku membelalakan mata, dan aku sadar omonganku kelepasan, yang ada kini aku menutup mulutku dengan kedua tanganku.

Sebenarnya aku kenal putra Tuan Ahn ini karena teman kuliah dulu. Sempat mendekatiku, tapi kalah cepat dengan Jongdae, yang lebih senior dari kami.

"Ha ha ha, kau itu masih seperti dulu ya Baek Ji!!" Dia tertawa. "Ayahku bilang setelah kerja sama dengan Chanyeol kau berkencan dengannya." Dia melanjutkan pembicarannya.
"Ayahmu salah mungkin, aku hanya sempat dekat dengannya." Aku mencoba mengelak.
"Kau ini!! Jelas sempat ada beritamu di media, lagi pula ayah tau dari mulut Chanyeol sendiri!!" Masih dengan nada mengejek.
"Kau panggil aku kemari karena ini? Atau ada pekerjaan lain?" Aku berusaha mengalihkan pembicaraan setelah omongannya terlalu jauh mengenai Chanyeol. "Jika tak ada yang lain aku keluar saja." Sedikit mengancam.

Ahn Hyo Seop terkekeh, melihat gelagatku semakin kikuk. "Ada undangan makan malam di Seoul, sebagai wakil perusahaan cabang Busan, kita berangkat ke Seoul besok pagi?" Dia menyerah dan mengutarakan maksudnya memanggilku kedalam ruangannya.
"Ok, ada yang perlu di siapkan?!" Aku bertanya, di jawabnya dengan gelengan kepala.

"Baek Ji, jika kau memang rindu kekasihmu itu, hubungi saja." Ucapnya lagi, sebelum aku membuka pintu ruangan kerjanya untuk keluar ruangan.
"Aiiisssh!!" Aku menoleh menatapnya sinis, dia terkekeh di meja kerjanya.

Kami tiba di Seoul, hati ku tak menentu, seperti ada perasaan takut dan gugup. Aku sudah memberi kabar pada Baekhyun, karena malam harinya setelah acara makan malam, aku akan menginap dirumahnya.

A Haughty Man | Park ChanyeolWhere stories live. Discover now