Tiga Belas

125 15 0
                                    

Setelah aku merasa tenang dengan keputusanku untuk meninggalkan Jongdae, aku memulai hari-hariku sama seperti biasanya. Seperti ada sedikit beban yang terangkat dari dalam pikiranku.

Aku datang kepada orang tua Jongdae untuk meminta maaf, sebenarnya aku sayang sekali dengan ibunya, yang menganggapku sebagai anaknya sendiri, karena Jongdae tidak punya kakak maupun adik perempuan.

Ibunya sempat menangis meminta maaf atas perlakuan anaknya, tapi dia pun tidak dapat memaksakan kehendaknya, mungkin kami belum jodoh, itu saja kata yang terakhir di sampaikannya.

Kalau ditanya apakah aku sedih, tentu saja sedih tidak sebentar ku habiskan waktuku bersama Jongdae, bahkan usia 20an ini aku mengisi hari-hariku dengannya. Hanya saja aku sudah terlalu lelah dengan sikap Jongdae.

Suasana sore hari sudah mulai ramai di jejali anak-anak muda maupun para turis yang berjalan-jalan di sekitar myeongdong. Sebenarnya aku tak mau kesini karena terlalu ramai apalagi memasuki waktu weekend, kalau saja cafe Ye Ji yang baru buka beberapa hari kemarin mungkin aku tidak akan sering menginjakan kaki disini. Ini cafe milik Ye Ji dan Baekhyun, untuk masa depan mereka, mereka bilang begitu.

"Noona, akhirnya kau datang. Silahkan duduk Noona. Ku buatkan minuman spesial cafe ini." Si cerewet Byun Baekhyun, menyambutku dengan panjang lebar.

Aku duduk di meja dekat bar, karena kursi yang lain sudah terisi oleh beberapa pengunjung. "Noona, sudah lama tak berjumpa." Lelaki dari salah satu meja menghampiriku, dia teman Baekhyun sejak SMU. "Aaah, Oh Sehun. Apa kabarmu?!" Aku bersalaman dengannya. "Baik Noona, kau sudah putus ya dengan pacarmu?! Berarti aku sekarang berpeluang ya?!" Godanya, genit. Aku tersenyum, "Dengan siapa kau kemari?!" Berusaha mengabaikan pertanyaannya.
"Itu dengan adikku Oh Se Jeong dan kekasihnya Doyoung, dan kalau kau ingat itu Gong Myun kakak dari Doyoung satu club renang denganku dan Baekhyun." Aku menghampiri orang-orang yang datang bersama Sehun.

Lalu kami kembali sibuk dengan urusan masing-masing. Chanyeol dimana? Aku pun bertanya seperti itu, tak ada kabar darinya. Seperti mengaharapkannya, tapi si bodoh itu seperti menggantungkanku setelah pernyataannya di sungai han.

Ye Ji menyodorkan minuman yang baru saja di buatnya, hebat dia menabung bersama Baekhyun untuk memulai bisnis, lalu keluar dari pekerjaan tetapnya, aku sih jelas tidak akan sanggup. "Terima kasih, Ye Ji~a. Semoga usaha kalian sukses."

Lalu mataku melotot menuju arah pintu cafe, seolah melihat orang hilang yang datang secara tiba-tiba. Pria berbadan kekar yang tingginya nyaris 2meter itu masuk kedalam cafe, menyapa Baekhyun dan Ye Ji, tapi pura-pura tak melihatku, mungkin karena......

Ada perempuan yang sedang di gandengnya sekarang. Ya, Rose sang penyanyi, tangannya melingkar di lengan Chanyeol. Ternyata ini alasan dia menghilang dariku. Aku menundukan kepalaku, berpura-pura tak sadar atas kehadirannya dan perempuannya.

"Hai Byun Baek Ji." Sialnya si telinga Yoda ini menyapaku.
"Oohh, kau. Hai." Aku kembali memainkan ponselku, padahal entah apa yang ku buka.
Rose duduk disampingku, mengulurkan tangannya, aku meliriknya dia tersenyum begitu cantik, harus kuredam emosiku, dan menyadarkan diri kalau memang rose lebih pantas bersama Chanyeol.

"Aku Rose, kau Byun Baek Ji kan?!" Sapanya ramah, aku mengangguk. Perasaan kikuk menghampiriku, bagaimana tidak di hadapanku ada Chanyeol dan di sebelahku duduk kekasihnya, mungkin kekasihnya.

"Chan, aku tidak mau Kekasihmu salah faham untuk kedua kalinya. Cepat jelaskan siapa aku sebenarnya." Rose terkekeh saat melihatku membeku.
Aku menoleh pada Rose, kekasihnya?? Bukannya dia kekasihnya.
"Rose sahabatku dari kecil, dia tak mungkin tertarik padaku, walaupun menggandengku, dia sudah memiliki kekasih yang tinggal di Australia." Jelas Chanyeol seolah membaca pikiranku yang bertanya-tanya soal Rose.
Keadaan malah tambah kaku, "kau kekasih Chanyeol kan, aku titip ya biar dia tidak sombong dan angkuh lagi!! Aku percayakan padamu!!" Kali ini Rose seperti memberiku semangat.
Aku sedikit tertawa, malu.

A Haughty Man | Park ChanyeolWo Geschichten leben. Entdecke jetzt