Sebelas

122 16 0
                                    

Park Chan Yeol
Tidurlah Baek Ji atau aku harus terbang ke korea sekarang?!

Aku memandangi ponselku, melihat pada pesan konyol itu. Sudah satu minggu pesan itu terkirim padaku. Tapi mana si telinga Yoda tak juga terlihat batang hidungnya.

Hari berlalu begitu lambat, itu yang kurasakan. Semenjak kejadian di rumah orang tua ku, Kim Jongdae malah lebih intens datang kepada ibu. Ibu sering menelepon ku, hanya untuk memintaku memaafkan Jongdae.

"Umurmu sudah cukup untuk menikah, sekarang ada pria yang jelas-jelas memintamu untuk menjadi istrinya, lalu kau malah uring-uringan!!"

Selalu seperti itu kata-kata yang keluar dari mulut ibu, ibu memang tidak pernah mengetahui kalau Jongdae pernah menduakan aku, tapi Baekhyun dan ayah tau. Dulu aku memutuskan hanya bercerita pada Baekhyun dan ayah saja, karena kalau ibu tahu, pasti ibu akan membenci Jongdae. Itu pikiranku dulu dan aku menyesalinya sekarang.

"Baek Ji, kau tidak makan?!" Ye Ji mendekatiku yang sedang melamun dalam kamar.
"Makan lah, jangan menyiksa tubuhmu seperti itu!!"
Aku mengangguk, "ya Ye Ji nanti aku makan."

Ye Ji keluar kamarku, rayuannya tak mampu membuatku keluar kamar.
"Ya!! Noona!!" Si pembuat kaget muncul lagi dengan tiba-tiba di kamarku.
"Jika memang kau takut Jongdae membuat kesalahan yang sama lebih baik kau selesaikan permasalahanmu dengannya. Jika kau memang ingin putus, lakukanlah, sebelum terlambat. Jangan membebani dirimu, masih ada kesempatan untukmu mencari lelaki terbaik untuk menjadi suamimu!!"

Aku melirik pada Baekhyun, tumben sekali dia menjadi bijak seperti ini.
"Aku sayang kau Noona, jika kau menceritakannya lebih awal, aku tonjok wajah si Jongdae itu!!" Dia memelukku.
Aku tertawa mendengar ucapan adikku tadi.
"Ya Byun Baek Hyun, jemarimu terlalu lentik untuk memukul Jongdae!!" Aku mencibir.
"Sungguh?? Tapi kurasa dia akan terpental jika ku pukul!!" Kami tertawa berdua dalam kamar.

"Ya sudah, makan kau. Nanti tambah kurus, Chanyeol malah jadi tak mau denganmu." Aku membulatkan mata, memukulnya dengan bantal yang ada di hadapanku.

Aku memang belum bertemu dengan Jongdae karena dia mulai sibuk dengan jadwal rekaman album solonya.

Kalau Chanyeol?
Tak ada kabar. Bukan, aku bukan mengharapkan kabar darinya. Tapi aku kehilangan sosok yang mengganggu waktuku.

Baekhyun muncul kembali, sungguh bakat alami yang dia miliki. "Noona, apa kau tak akan mandi juga?" Kali ini dia terlihat sudah rapih dan tampan.
"Nanti saja, aku tak akan kemana-mana. Memangnya kau mau mengajakku jalan-jalan?" Sahutku.
"Tidak lah, aku mau berkencan dengan Ye Ji. Tapi kau tidak kasihan pada temanmu yang sudah menunggumu dari tadi?"

Aku memang sedang merasa sangat malas untuk melakukan kegiatan, aku mengurung diri di kamar sejak bangun tidur tadi. Keluar kamar hanya untuk mengambil air minum, lalu di kamar lagi, baca buku, main ponsel, melamun, dengar musik.
Sisi introvertku sungguh keluar jika aku sedang dirundung banyak permasalahan.

"Memangnya kau tak mau keluar denganku?" Suara khas Park Chanyeol tiba saja terdengar di depan pintu kamarku.

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
A Haughty Man | Park ChanyeolTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon