Empat

145 18 0
                                    

Semalam aku dan Jongdae kembali ke hotel cukup larut. Jongdae pergi ke kamarnya di lantai 18 dan aku di lantai 15.
"Istirahat sayang, besok kita bertemu sore saja disini ya, aku paginya ada check sound dan latihan bersama kru."
Aku mengangguk.
"Ya Oppa, jadwalku pun besok lumayan padat. Selamat istirahat." Aku mengecup pipi Jongdae.
"Kau tak akan tidur di kamarku?"
Jongdae melirik nakal.
"Bersabarlah Oppa, kau sudah menandaiku dengan cincin ini kan"
"Aku mengerti. Jalja." Jongdae tersenyum, senyum yang selalu meluluhkan hatiku.
Aku turun lebih dulu ketika pintu lift terbuka di lantai 15.

"Larut sekali kau pulang." Suara baritone khas mengejutkanku saat aku tepat berada di depan 1503.
"Astaga, apa kau security?!" Aku mengelus-ngelus dada sambil menatap tajam pada chanyeol.
"Kau tau kan besok kita mulai survey dari pagi?! Ini hampir tengah malam kau baru kembali!!"
"Lalu kenapa?" Tanyaku
"Dari mana saja kau?" Dia balik bertanya.
"Bukan urusanmu!" Decihku
"Apa kau menghabiskan waktumu di kamar kekasihmu itu?!"

PLAK

Aku menutup mulutku dengan kedua tanganku, tak menyangka dengan apa yang diucapkannya dan terlebih tak menyangka tanganku sudah menampar wajahnya yang sangat berharga.

Aku membalikan badanku hendak mengetuk pintu kamar. Sol Bin mungkin sudah tidur, aku juga lupa tidak meminta kunci tambahan di lobi tadi.

Chanyeol yang terkejut dengan tindakanku tadi, menggenggam pergelangan tangan kananku. "Aku belum selesai berbicara padamu!! Kenapa kau pulang larut malam dan kemana saja kau?"
"Apa urusanmuuuu, Chanyeol!!" Aku setengah merengek dan meringis kesakitan, tanganku di pegangnya dengan erat.

Dia menarikku ke arah kamarnya. Aku menolak menarik tanganku, tapi kalian tahu tangan Chanyeol besar, tentu tenaganya lebih besar.

"Temanmu sudah tidur, kau tidur di kamarku!!"
"Tidak mau, memangnya aku wanita jalang yang bisa kau ajak tidur seenaknya."
Chanyeol menghentikan langkahnya.
"Bodoh, aku tak semesum itu. Jongyun sedang ada di kamar Sol Bin!"
"Hiiih, untuk apa?!" Aku tak percaya pada omongan Chanyeol.
"dia kekasihnya, bodoh."
"Lalu kenapa aku harus ke kamarmu, aku ke kamar Jongdae saja!!"
Aku menghempaskan tanganku dari genggamannya.
"Lalu kau akan bergadang dengan kekasihmu dan nasibku besok terabaikan!! Ayok masuk!!" Chanyeol sudah membuka kamarnya.

Aku berlari kearah lift. Ini gila, untuk apa aku tidur di kamar si besar itu. Lebih baik aku ke kamar Jongdae. Aku cepat-cepat menekan tombol lift. Chanyeol di tinggalkan sendirian.

Aku naik kelantai 18, tapi langkahku terhenti saat tiba di lorong kamar Jongdae, aku mendengar suara kekasihku itu sedang bercakap dengan entah siapa tapi yang pasti suara seorang perempuan.

"Oppa, aku rindu padamu!!"
"Kau gila, untuk apa datang kemari?!"
"Aku merindukanmu Oppa" wanita itu merengek.
"Ada Baek Ji disini!!"
"Aku tak perduli, biar sekalian ketauan!!"
"Kita sudah selesai, Yuh Ah!!"

Astaga, pernyataan apa itu.
Aku mundur perlahan, tanpa ingin melihat siapa yang sedang berbicara pada Jongdae.
Tubuhku lemas seketika. Aku menabrak tubuh seseorang tanpa melihat kebelakang, tapi aku tahu siapa di belakangku dari harum parfumnya.

"Ayo, kembali ke kamar!" Bisik Chanyeol.
Aku menurutinya dengan hati tak menentu.

Aku tidak masuk ke kamarku, karena seperti yang tadi Chanyeol bilang ada sepasang kekasih memanfaatkan waktunya di kamarku, hih kenapa tidak menyewa kamar baru saja sih. Runtukku dalam hati.

Aku duduk di ujung kasur kamar Chanyeol.
"Namanya Lee Yun Ah."
"Aku tahu" jawabku pada Chanyeol.
"Lalu kau diam saja?"
"Sudahlah Chan, aku lelah." Aku mengambil bantal untuk meletakannya di sofa. Namun chanyeol mendahului dengan membaringkan badannya di sofa.
"Kau tidur di kasur. Biar aku yang di sofa. Ganti bajumu, tadi Sol Bin mengantarkan baju tidurmu."

Sialan Sol Bin!! Seenak jidatnya saja buat keputusan.

Aku mencuci muka dan menganti bajuku, setelahnya aku merebahkan diriku di kasur. Chanyeol nampak sudah tidur di sofa.

"Chanyeol, apa kau sudah tidur?l
"Hmm, ada apa?"
"Kau tadi tau nama perempuan itu, dari mana?!"
"Dia mantan kekasihku, jika kau mau tahu, Jongdae itu..."
"Tidak usah di teruskan." Aku menutup wajahku dengan bantal. Aku mencoba tidur malam itu, syukurnya aku bisa tidur.

Mungkin sudah terbiasa. Tahun ke tujuh bersama Jongdae dan Lee Yun Ah bukanlah perempuan pertama yang mengganggu hubungan kami. Aku tak yakin hanya Yun Ah yang mengganggu, mana ada dayung bisa memajukan perahu jika tak disambut.

Keesokan harinya, aku memang benar-benar menyibukan diri dengan kegiatanku.
"Baek Ji, kau masih marah padaku?" Tanya Sol Bin.
Aku yang sedari pagi muram pada Sol Bin dan Yongjun.
"Kalian memanfaatkan biaya kantor untuk bercumbu dengan gratisan. Tidak profesional!" Aku mendengus.
"Lalu kau dengan Chanyeol? Anggap saja kita saling menguntungkan."
"Aku dengan dia?" Tanyaku sambil menunjuk Chanyeol.
"Memangnya kami tidak tahu, kau juga dengan Chanyeol kan bersenang-senang dalam kamar!"
Sol Bin mencibir.
"Sialan!! Memangnya aku ngapain? Aku saja tidak pernah berbuat macam-macam dengan Jongdae. Apalagi Chanyeol, yang notabene bukan siapa-siapa!!"
"Tidak mungkin, tujuh tahun itu waktu yang tidak sebentar untuk tidak melakukan apa-apa!" Ucap Yongjun.
"Memangnya kau!!" Kini Chanyeol ikut berbicara. Aku hanya memandanginya dengan heran. Kuping gajah sekali dia, tahu pembicaraan kami.

Jongdae is calling...

Aku melihat teleponku berdering, seperti biasa aku menganggap tidak terjadi apa-apa semalam tepatnya berpura-pura tidak mengetahui apa-apa.
Jongdae memberitahu bahwa aku bisa datang ke acara buskingnya pukul 19:00 nanti malam.

Aku berganti pakaian setelah pekerjaanku selesai sore itu, aku bergegas mempersiapkan diri untuk melihat Jongdae Busking di pinggiran pantai Songdo.

Sesampainya di pantai Songdo, di sana sudah banyak penonton yang mengelilingi area busking. Jongdae sudah berada di tengahnya, ini adalah acara pre debut Jongdae, dia sedang mempersiapkan album solonya, aku hanya bisa mendukungnya.

Jongdae melambaikan tangan padaku, mulutnya berbicara tanpa suara, "terima kasih sudah datang" aku mengangkat kepalan tanganku dan berucap "hwaiting Oppa!!"

Aku duduk di kerumunan penonton, di tengahnya. Lalu aku melihat dengan mata melotot ketika ada kaki besar duduk disebelaku.
"Hei, untuk apa kau disini?" Melirik pada seorang lelaki di sampingku.
"Aku hanya ingin melihat, sebagus apa suara lelaki yang membuatmu begitu setia."
"Chan, hentikan aku tak ingin berdebat denganmu."

Di depanku Jongdae melihat kami yang sedang bercakap, dengan tatapan tajamnya.

***Makan malam sudah selesai, aku sengaja mendekati Sol Bin

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.





***
Makan malam sudah selesai, aku sengaja mendekati Sol Bin. Sebenarnya aku dan Solbin sudah saling mengenal. Ya, karena dia kekasih Yongjun, managerku.
"Channie, Sol Bin bilang berapa kali pun Jongdae berselingkuh, Baek Ji tetap memaafkannya. Dengan dalih dia hanya ingin menikah dengan cinta pertamanya." Yongjun berbicara saat itu.
"Selamatkan Baek Ji dari lelaki berengsek itu." Sol Bin melanjutkan dengan memberikan pakaian tidur Baek Ji lengkap dengan peralatan perawatan kulitnya.

"Tapi dia tidak tertarik denganku!!" Ucap Chanyeol.

"Bukan tidak tertarik!! Tapi belum tertarik!" Sol Bin melanjutkan dan di setujui oleh Yongjun dengan menganggukan kepalanya.

Ah, gadis itu merepotkan ku saja. Chanyeol bergumam dalam hati.

———————————————

A Haughty Man | Park ChanyeolOù les histoires vivent. Découvrez maintenant