Dua

154 20 0
                                    

Kami melaju menuju sebuah restaurant tak jauh dari kantorku. Jongdae terus menggenggam tanganku, tangan kirinya berada di atas setir mobil.
"Oppa, kau tidak siaran? Bukannya hari ini jadwal kau siaran?"
"Tidak, satu minggu kedepan aku libur di radio. Akan ada jadwal busking. Kau ikut ya, weekend ini aku mulai busking di Busan."
"Busan??" Aku mengangguk.

"Kau lapar?? Kita makan samgyeopsal?"
"Setuju!!"

Akhirnya kami sampai di satu restaurant samgyeopsal yang terkenal di kota ini. Kami memasuki restaurant tersebut dan tak menyangka di sana sudah ada Baekhyun dan Ye Ji, Baekhyun melambaikan tangannya kearahku, "Noona~aaa!!"

"Hah, kau mengajak mereka berdua? Aku kira kita akan makan berdua saja." Aku menekuk bibirku.
"Nanti setelah ini waktu kita berdua ya." Jongdae langsung menuju meja yang Sudah di tempati Baekhyun dan Ye Ji.

"Noona, Manhi Meogo." Baekhyun menyodorkan sumpit ke arahku.
"Kau ini, memalukan selalu saja menumpang makan pada Ye Ji. Cepat lulus dan bekerja!!"

"Ah, Jinjja, darah ibu benar-benar mengalir di tubuhmu

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"Ah, Jinjja, darah ibu benar-benar mengalir di tubuhmu. Aku  kehilangan nafsu makanku." Baekhyun, mengoceh.
"Aku sidang awal bulan depan, dan aku sekarang sudah mulai bekerja di radio yang sama dengan Jongdae, benar kan hyung."

Jongdae mengangguk sambil tersenyum, "benar, ini traktiran gajih pertama Baekhyun." Timpal Jongdae.

"Waaaah, akhirnya

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"Waaaah, akhirnya. Adikku bukan lagi pengangguran. Chukkae. Manhi meogo uri dongsaeng."

Kami berempat makan sambil berbincang tentang kejadian yang terjadi seminggu ini. "Baek Ji~a, bagaimana masalah tabrakan kemarin malam?" Ye Ji memulai pembicaraan. "Apa model tampan itu sudah menelepon mu?" Baekhyun melirik sinis saat Ye Ji melontarkan pertanyaan kedua.

"Model?" Tanya Jongdae mengerutkan alisnya.
"Ya Oppa, mobil yang ku tabrak milik Park Chanyeol, kau tau si rapper yang badannya besar seperti hagrid di harry potter!!" Aku menjawab dengan lesu.

"Kau keterlaluan, badannya sexy tau!" Ye Ji membalas.
"Kalian tau, dia akan menjadi brand ambasador produk kantorku, dari kemarin dia belum menghubungiku untuk masalah mobil. Tapi tadi dia datang untuk kontrak kerjasama." Ceritaku panjang lebar.
"Kalau begitu aku titip tandatangannya." Ye Ji bersemangat.

Tiba-tiba saja Baekhyun menganga. "Heol, daebak. Orang itu panjang umur!!" Baekhyun menunjuk sosok yang baru saja masuk restaurant.  Aku dan Jongdae yang memunggungi pintu masuk memutar kepala bersamaan.

Kebetulan macam apa lagi ini, begitu banyak restaurant tapi si telinga Yoda itu masuk ke restaurant yang sama denganku. Dia tak sendiri di belakangnya ada perempuan cantik, ah aku tau dia penyanyi itu kan, kalau tak salah namanya Rose.

Chanyeol berjalan mengikuti pelayan yang menunjukan mejanya. Saat dia akan berpapasan dengan mejaku, aku sontak berdiri dan menunduk memberi salam, "ah annyeong" sapa ku. Dan disinilah kesalahanku, kenapa aku harus repot-repot memberi salam.

Chanyeol dan gadis yang di gandengnya itu berhenti lalu melirik ke arah meja kami.
Si gadis berucap, "kau kenal dengannya?"

Si telinga Yoda menjawab, "tidak, salah orang mungkin dia."

Astagaaa!! Kalau saja Jongdae tidak menarik tanganku dan memintaku duduk kembali, sudah ku lempar sendok ke kepalanya. Seharian tadi mulutku membudah berbicara padanya, dia bilang tidak kenal.

"Kau lihat itu Ye Ji!! Berhentilah menjadi fansnya!!" Ucapku, penuh kekesalan.

"Sudahlah, jangan membencinya. Nanti kau jatuh cinta padanya." Jongdae menyahut asal.
"Oppa!! Memangnya kamu rela melepasku?" Rengekku.
Jongdae terkekeh.

Beep
Ponselku bergetar.

Tuan Moon
Akhir pekan kau ikut team advertaising untuk survey tempat syuting iklan di Busan ya.

"Kenapa harus akuuuu" aku tiba saja merengek. Jongdae menatap kearahku, "ada apa?" Aku menyodorkan ponsel miliku padanya. "Tak masalah bukan, sekalian kau nonton aku busking malamnya." Jongdae menarik pundakku dan menepuk bahuku, perlahan.

Kami keluar restaurant saat makanan di meja sudah habis tak tersisa. "Ye Ji~a, aku tak pulang langsung ke rumah ya. Kami mau berkencan sebentar." Aku dan Jongdae berpamitan karena rencana kami akan duduk-duduk sementara di pinggiran sungai han. "Baekhyun, terima kasih atas makan malamnya. Aku terharu akhirnya kau sedikit berguna." Aku mencubit pipi Baekhyun.

Setiba di sungai Han, kami duduk berdua di hamparan rumput taman pinggiran sungai Han.
"Baek Ji, kau ingat saat aku pertama menyatakan cinta padamu?! Di sini, tepat di posisi ini. Konyol bukan? Kau yang awalnya membenciku, karena aku usil padamu, malah menerimaku."
Aku melirik Jongdae yang sedang memegang minuman kaleng di tangannya.
"Aaahh wae Oppa, aku sudah bilang sejak awal jangan membahasnya."
"Tidak Baek Ji, aku senang kau selalu ada untukku Tujuh tahun ini, beradalah terus disisiku." Jongdae mengeluarkan sebuah kotak warna merah dari balik saku celananya. "Menikahlah denganku."
Aku sontak menutup mulut dengan kedua tanganku. "Kenapa aku tidak romantis ya, kau tidak mau?!" Candanya.
"Cepat pakaikan cincinnya padaku!!" Jongdae tersenyum mendengar jawabanku.

"Aku ingin menikmati hari-hari seperti ini bersamamu sampai tua nanti." Ucap Jongdae. Aku mendekatinya, mengecup pipinya dengan lembut. "Terima kasih Oppa." Bisikku. Jongdae berbalik kepadaku dan mengecup bibirku dengan perlahan. Berbisik, "Jangan kau membenci pria lain seperti kau membenciku dulu, aku takut kau jatuh cinta kepadanya." Bisiknya kepadaku setelah itu.

***

"Rose, kau dimana??" Suara baritone besar keluar dari mulut Park Chanyeol. Dia sedang menelepon teman kecilnya. "Ayo makan malam denganku!!" Mobil yang di kemudikan oleh Jongyun sang manager mengarah pada tempat dimana Rose berada, lalu setelah menjemput Rose, mobil kembali ke arah restaurant yang tadi di datangi oleh Chanyeol, sewaktu membuntuti Baek Ji dan kekasihnya.

Chanyeol menyadari kenapa harus dia berkata seketus itu pada Baek Ji yang sudah dengan hormat memberinya salam.

"Hei Dungu, kau menyukai wanita itu ya??" Rose menunjuk meja dimana Baek Ji berada. "Hah, tidak dia bukan tipe ku!!" Sangkal Chanyeol. "Kau tak mahir berbohong, Matamu tidak berhenti menatapnya dari tadi!! Sudah lupakan, lihat wanita itu sepertinya sangat menyayangi pria yang duduk di sebelahnya." Lanjut Rose.

"Ya, berhenti kau berbicara. Kau pulang naik taksi. Hyung, antarkan aku pulang!!" Park Chanyeol bergegas pulang ketika Baek Ji dan kawanannya pergi meninggalkan restaurant tersebut. Terbesit dalam hatinya, mengapa ia begitu tertarik akan Baek Ji, bahkan dia belum mengenalnya sama sekali.

———————————————

A Haughty Man | Park ChanyeolOù les histoires vivent. Découvrez maintenant