Satu

218 18 1
                                    


Jongdae-ku is calling...

Ponselku terus berdering saat aku baru saja memasuki gedung kantor.

"Yeobseo."
"Baek Ji, apa yang terjadi semalam kau tak memberiku kabar, aku dengar dari Baekhyun kau kecelakaan?" Jongdae memberondongiku pertanyaan.
"Hah, si comel itu. Benar, tapi bukan kecelakaan, aku yang menabrak."
"Kau baik-baik saja?"
"Ya Oppa, aku baik-baik saja"
"Kau naik apa sekarang?! Tidak membawa mobil kan? Nanti malam aku jemput ke kantormu ya? Aku rindu." Rajuknya.
"Ya Oppa, aku naik bus. Nanti sore ku kabari ya."

Aku sengaja tidak memberi kabar pada Jongdae, dia bisa datang dengan panik tengah malam kalau tau kejadian semalam. Belum ada telepon atau pesan yang masuk ponselku, mengingat kejadian semalam aku tidak mencatat atau meminta kontak si "korban" tabrakan. Aku hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya. Agar aku dapat focus mengerjakan pekerjaan aku yang lainnya.

Aku melangkah menuju lift di dalam gedung. Ku tekan tombol naik, beberapa karyawan kantor lainnya berpapasan denganku. Gedung kantor ini terdiri dari beberapa perusahaan, lantai 1 lobby utama dan beberapa restauran, cafetaria dan kedai kopi lantai 2 dan 3 adalah perusahan kosmetik, sementara lantai 4 sampai dengan 6 adalah perusahaan tempat aku bekerja, lantai lantai dia atasnya sampai lantai 17 masih banyak lagi perusahaan lainnya, yang tak bisa ku sebut satu persatu.

"Hai Baek Ji, selamat pagi." Sol Bin datang mendekati ku.
"Pagi Sol Bin. Kau selesai jam berapa semalam?" Tanyaku membuka pembicaraan.
"Jam 10, tak lama setelah kau keluar."  Kami masuk kedalam lift saat pintunya terbuka. Sol Bin menekan angka 5, dimana ruangan kami berada.
"Kau sudah buat kontrak kerja sama untuk bintang iklan produk terbaru kita?" Sol Bin bertanya.
"Hari ini ku selesaikan rencananya. Aku heran kenapa bagian kita yang membuat kontraknya, bukan kah seharusnya itu urusan perusahaan periklanan dan pemasaran." Aku menggerutu.

"Entah lah yang ku dengar tuan Moon tak ingin ada kesalahan kontrak. Ah ya, apa kau sudah tau bintang iklannya siapa?" Aku menggeleng.

Sebelum pintu lift tertutup aku melihat lelaki yang semalam terlibat permasalahan denganku. Dia melintas di depan pintu lift bersamaan dengan itu di belakangnya mengikuti Park Chanyeol. Tapi pintu lift telah tertutup.

Aku mengerutkan alis, berfikir untuk apa mereka disini? Mencariku? Aku sudah memberikan kontak, kenapa tidak menghubungiku terlebih dahulu? Apa mereka membawa polisi? Dalam otakku terbesit pikiran-pikiran aneh.

"Baek Ji~a, kau tak akan turun? Kita sudah sampai." Sol Bin memanggilku dari luar lift. Aku tak sadar lift sudah berhenti di lantai yang aku tuju. "Aaah, ya.. maaf aku melamun."

Aku simpan blazerku di atas sandaran kursi kerjaku, sehingga hanya kemeja dan rok yang tersisa di tubuhku. "Sebaiknya kontrak kerja iklan itu kau selesaikan sekarang. Aku dengar semalam modelnya sudah datang menemui Tuan Ahn dan Tuan Moon.

Tuan Ahn adalah pemilik perusahaan ini, sedangkan Tuan Moon adalah Kepala Bagian HRD. Di kantorku, tidak ada bagian legal sehingga kontrak kerja dan sebagian perjanjian kerja sama di urus oleh baguan HRD.

Beep. Ponselku berbunyi tanda pesan masuk

Tuan MOON
Baek Ji, siapkan perjanjian kerja untuk model iklan. Usahakan pukul 01:00 setelah makan siang nanti kau serahkan pada Tuan Ahn. Sebelumnya kirim kan kepadaku biar aku periksa.

Me
Baik Tuan.

Tepat sekali setelah Sol Bin menyelesaikan kalimatnya pesan dari Tuan Moon masuk ke ponselku dengan perintah yang sama.

"Sol Bin~a, kau tau modelnya siapa?" Aku berdiri melihatnya di hadapan meja kerjaku.
"Aku lupa namanya, tapi portfolionya ada di Kang Seulgi bagian pemasaran." Jawabnya.

A Haughty Man | Park ChanyeolDonde viven las historias. Descúbrelo ahora