Part 4: Bahagia atau tidak?

Start from the beginning
                                    

“Akhirnya....” pria itu mengehela nafas panjang.

Menyandarkan tubuhnya di kursi kerjanya. Melirekskan otot lehernya ke kanan dan kiri juga merenganggan seluruh badannya dengan gerakan rileks.

Kemudian dia mengambil mengambil telpon yang terhubung dengan sekertarinya.

“Roy, ambil dokumen di ruanganku!”katanya.

“Oke bos!”

Panggilan singkat itu berakhir dan tak lama Roy datang keruangan. “Luar biasa bos! Anda menyelesaikan tumpukan dokumen secepat ini!”

“Ck, itu memang tugasku! Sudahlah, kau bisa istirahat setelah ini. Sudah waktunya makan siang kan?”

Roy mengangguk sembari merapikan tumpukan dokumen di tangganya. “Sudah bos! Anda juga jangan lupa makan siang. Btw, makan siang bareng istri enak bos!”

“Maksudmu?”tanya Yusuf yang masih lemot, faktor lelah.

Roy berdecak, “Anda kan sudah menikah, kenapa tidak sekalian makan siang bareng istri aja. Sayang punya bini dianggurin, kalau saya mah hari-hari bakal pengen cepet ketemu istri! Masalahnya saya masih menjuomblo...ckkk...”

Benar juga kata Roy,”dia melirik jam tangannya, “harusnya rumah sakit juga jam istirahatnya sama, kan?”batinnya menerka.

Tanpa mengatakan apapun Yusuf langsung bangkit dari duduknya dan merapikan jas serta penampilannya.

Mengambil dompet dan juga kunci mobil dengan gerakan cepat hingga membuat Roy melongo dengan tingkah bosnya.

“Mau kemana bos?”tanya Roy cenggo.

Yusuf tersenyum tipis, “Tentu saja mau makan siang bareng istri,”jawabnya santai, “Terima kasih sudah mengingatkan. Btw, cepatlah menikah agar hidupmu tidak terlalu sepi, hahahaha...,”goda Yusuf meninggalkan Roy yang  berdecak kesal.

“Untung bos gue, kalau gak udah gue umpanin ketante-tante girang lo!”gurutu Roy, lalu meninggalkan ruangan itu dan melanjutkan jam istirahatnya untuk makan siang dan mencari-cari calon jodohnya di kantin, ahay!

***********

Yusuf sudah berada di dalam mobil, dia mengemudi dengan kecepatan sedang. Tidak terlalu buru-buru karena perusahaan mempunyai waktu istriahat 1 jam 30 menit.

Dengan menggunakan media bluetooth dia menelepon sang istri.

Panggilan pertama terdengar nada sambung beberapa kali, namun tak terjawab. Kemudian dia mencoba untuk yang kedua kalinya.

Haloo, Assalamuaikum...,”

“Syukurlah akhirnya di angkat!” batinnya senang.

“Waalaikumsalam, kamu lagi dimana?”

Hmmm, lagi dikantin mau makan siang mas. Kenapa?

“Sudah makan belum?”

Belum ini lagi mesan makanan...,

“Ohh, kalau begitu tolong pesankan nasi goreng seafod satu porsi untukku.”kata Yusuf membuat Zara di ujung sana merasa bingung.

Loh, kok?

“Sudah  jangan banyak tanya! Aku lagi dijalan mau kerumah sakit, kamu tunggu aku. Kita makan siang bersama!”

HUH?!”Zara kaget mendengarnya, hingga orang-orang dikantin memperhatikannya. “Tapi mas, kok..., jangan dong..., aduhh....mas...

Tut...tutt...

Telpon terputus, Yusuf segera memtusakan panggilan ketika mendengar istrinya itu mulai cerewet. “Dasar cerewet, ckk.... suami mau makan siang bareng kok malah dia yang gak mau,”dumel Yusuf geleng-geleng kepala.

Dia kembali melajutkan mobilnya. Di lain tempat, Zara merasa tak tenang memikirkan bahwa Yusuf akan datang dan makan siang bersamanya di kantin.

“Akhhh...., sudahlah pesankan saja! Bodo amatlah!” pasrah Zara akhirnya karena sudah tak tahu harus melakukan apa lagi selain menuruti kemauan sang suami.

Dia pun memesankan satu porsi nasi goreng dengan jus jeruk dan 1 porsi pecel lele serta teh manis dingin untuk diirnya.

Zara membawa nampan berisi dua jenis menu itu, dan matanya menatap kesetiap sudut kantin yang sudah penuh dengan orang-orang.

Matanya dengan tajam mencari bangku kosong, dan Binggo! Dia menemukan satu di barisan paling pojok.

Dengan cepat kakinya melangkah kesana. Dan meletakan nampan itu disana, sambil menunggu sang suami Zara beberapa kali mengecek ponselnya. Siapa tahu Yusuf kembali menelepon.

Namun 5 menit menunggu pria itu tak kunjung datang, membuat Zara menggerutu sendiri, “Kemana sih nih orang! Ngajak makan bareng tapi lamanya nauzubillah...”

Tiba-tiba sebuah suara terdengar di sampingnya, “Eheemmmm , dosa loh ngomongin suami...,”

“Ehhhhh?!”

#Bersambung....

I'M SORRY MAMA! (New Version)Where stories live. Discover now