11# Luka Dari Duka

520 108 14
                                    

#yay! bisa update ahad... mudah mudahan bisa disiplin terus seperti ini. Dan kalian juga makin suka dengan cerita yang tersaji.  RVC properly ya Dears. #

****
Hector tahu melakukan penyelidikan pada sesuatu yang berhubungan terlalu dekat dengannya sangat beresiko. Apalagi ini adalah kasus kematian ayahnya. Jika tidak hati-hati ia akan terobsesi untuk membuktikan bahwa dugaan keterlibatan Carolina adalah benar. Ia akan berusaha sekuat tenaga menjebloskan wanita itu ke penjara hanya agar perasaannya lega.

Rasmurdin atasannya sudah menceramahinya soal itu. Dan sekarang Alan....

Sahabatnya itu hanya mampu berceloteh tanpa bisa menawarkan solusi atau opsi lain untuk apa yang mereka hadapi sekarang. Segalanya selalu menjadi lebih rumit saat berkaitan dengan nama Barma.

"Tolong kau kumpulkan saja hasil penyelidikan sementara ini, agar aku bisa melihatnya." Hector menuliskan nama Alan di notepad dan juga tempat janji temu mereka.

"Lalu siapa yang akan bertanggung jawab? "

"Rasmurdin sudah memberiku ijin.Aku akan menemuimu di kantor forensik sore ini."

"Jangan! Kita bertemu di luar saja! Roulette pub. Jam delapan malam. Tidak akan ada yang curiga melihat kau dan aku minum bersama di sana."

"Baiklah. Jam delapan." Hector mengakhiri panggilan telponnya dan melihat sebuah sedan hitam memasuki jalur mobil samping di bawah balkon kamarnya.

Penumpangnya turun dan membuka bagasi; wanita tinggi semampai berekor kuda yang tadi pagi dilihatnya di pintu lift bersama Carolina.

"Ada alasan kenapa kau baru sampai sesiang ini?" suaranya keras dan berat, membuat wanita itu tersentak sejenak sebelum berpaling mendongak, melihatnya yang bersandar di birai balkon.

"Saya perlu melakukan sesuatu untuk Nyonya Carolina. Dia sudah tahu saya akan datang agak siang."

Jika tidak terbiasa mendengar cara orang berbicara penuh cemoohan dan rasa tidak suka kepadanya, Hector akan mengira ia salah dengar. Tetapi wanita pengawal itu memang sinis. Mereka saling melempar tatapan tidak senang dan segera kembali ke kesibukan masing-masing. Hector berlalu ke kamarnya dan turun untuk makan siang.

Sejak kapan sikap saling tidak suka butuh alasan? Kadang kita bisa tidak menyukai seseorang hanya karena berwajah jelek dan menakutkan. Itu sudah lebih dari cukup untuk menjadi alasan.

"JADI DENGARKAN NYONYA ESTHERLITA BARMA YANG TERHORMAT....!!! INI BERLAKU JUGA UNTUK KALIAN SEMUA, DAN TERMASUK JUGA KALIAN BERDUA!!"

Suara garang menggelegar dari ruang makan itu membuat Hector yang baru menapaki dasar tangga terhenyak. Langkahnya kemudian lebih lebar menyambung perjalanan ke ruang makan.

Hector telah melihat banyak hal aneh dalam hidupnya. Apalagi dengan segala sikap dan polah tingkah anggota keluarganya. Tetapi pemandangan gadis berambut api yang berdiri mengangkang di atas meja, dengan pisau makan di tangan yang menuding penuh ancaman, tidak bisa tidak membuatnya terperangah juga.

"Aku tidak akan pernah pergi dari rumah ini tepat seperti keinginan kalian! Dan jangan harap aku akan diam saja dengan penghinaan dan perlakuan buruk kalian! Aku akan membalasnya ribuan kali lipat tanpa ragu, karena kalian tidak akan pernah bisa melepaskanku!

CAROLINA ESTAL AKAN MENJADI KUTUKAN YANG TIDAK AKAN PERNAH BISA DISINGKIRKAN UNTUK KELUARGA INI....!!! AKU BERSUMPAH...!!"

Ia terhenyak di pintu melihat gadis itu membabat rambutnya dengan pisau steak dan menaburkannya ke seluruh penjuru meja. Orang-orang yang ada di ruangan itu bangkit dengan teriakan jijik melihat rambut yang bertebaran di mangkuk sup.

 GREY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang