BAB 37

2.7K 202 23
                                    

Assalamu'alaikum, sorry update ngaret tapi tetep happy kiyowoo!

Absen dong buka bab ini jam berapa?

Bisa gak ya dapat spam di part ini? Bantu spam ❤️ share dong Bucinnestar ^^

Bentar lagi tamat guys jadi siapin kata-kata perpisahan yaw.

****

"Tidak ada kisah sempurna di setiap bait cerita, begitu juga dengan cinta kita."

Bunyi mesin mobil yang bergesekan dengan jalanan mengisi keheningan dua sejoli, dan Ciko si anak aktif yang bertugas sebagai pembatas mereka. Rian tidak keberatan ada Ciko begitu pun Alsa, bahkan Gadis itu terlihat senang memangku Ciko yang berisik. Ciko sengaja berisik untuk mencari perhatian Alsa, namun Rian selalu mengajaknya bicara dan mengalihkan pembicaraan.

Ciko yang kesal dengan Rian karena selalu memotong pembicaraannya pun menangis karena tidak diberi kesempatan berbincang dengan Alsa. Mau tidak mau Rian harus memenangkan dengan bantuan gadis yang ada di sampingnya. Seharusnya tidak begitu, justru Rian yang kesal karena Alsa lebih perhatian pada Ciko.

"Hiks, Bang Rian nakal ..." Sudah lima menit Ciko menangis dan mengeluarkan kata-kata yang sama dari awal.

"Cup ... cup ... Ciko ganteng jangan nangis nanti gantengnya hilang." Dengan selembar tisu yang Alsa ambil dari tangan Rian, ia pun segera mengelap bulir air mata yang turun di pipi Ciko.

Tangis Ciko mereda mendengar pujian dari Alsa. Tampak menggemaskan tapi Rian tidak suka melihat Alsa memuji orang lain, bahkan anak kecil sekalipun.

"Gantengan juga aku." Ketua Vernski itu tak mau kalah dan ingin dipuji Alsa juga. Sementara gadis berhijab biru muda itu hanya menggelengkan kepala melihat dua lelaki yang sama-sama haus pujian dan saling mengiri.

Ciko mengerucutkan bibirnya yang mungil, ia cemberut tidak terima dengan yang Rian katakan. "Bang Rian jelek! Yang ganteng cuma Ciko. Iya, kan, Kakak cantik?" Ciko menatap ke arah Alsa, yang sekali lagi Ciko bilang cantik.

"Iya ... Ciko paling ganteng sampe Kak Rian aja kalah saing." Kata-kata itu Alsa lontarkan agar Ciko senang, sampai tidak peka kalau lelaki yang sedang menyetir mobil malah menggerutu dalam hati.

Ciko tampak kegirangan dan menatap sengit ke arah Rian yang memberikan tatapan tajam padanya. Begitulah anak kecil, ingin selalu menang.

Entah mengapa hari ini Rian merasa kesal dengan Ciko, padahal biasanya mereka teramat akrab sekali. Rian sesekali melirik ke samping dan melihat Alsa mencubit pipi Ciko dan membuatnya tertawa. Tawa Alsa menyamankan hati Rian yang gundah dengan keadaan, Rian suka mendengarnya. Rian ingin melihat Alsa tertawa setiap saat, seperti sekarang meski dengan orang lain.

"Ciko," panggil Rian dengan suara hangatnya.

Tawa Ciko terhenti. Dia menatap wajah Rian yang fokus menyetir mobil. "Apa?" Suara mereka berbeda, sudah tidak saling sengit, tidak seperti tadi terpendam kemarahan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 15, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Tentang KitaWhere stories live. Discover now