BAB 16

3.2K 267 5
                                    

Bantu votmen ♥️ share banyak-banyak Bucinnestar!

****

Setelah acara pernikahan selesai Alsa mencari tempat duduk dan melihat suasana sekitarnya. Lebih tepatnya ia mencari sosok yang katanya hari ini akan bertemu–Reynand.

Alsa kira Reynand akan datang saat acara pernikahan, namun sampai semuanya selesai dia tak kunjung datang.

Deg. Gadis itu kaget saat melihat sebuket bunga ada di atas meja. Saat mendongak Alsa mendapati sosok yang selama ini dirindukannya.

Reynand tersenyum. Senyum untuk pertama kalinya setelah lima tahun ia menghilang.

"Boleh aku duduk?" tanya Reynand tanpa berubah sedikit pun cara bicaranya–sopan dan kalem.

"Bo–boleh." Alsa begitu gugup melihat sahabatnya sekarang di hadapannya.

Keduanya sama-sama diam. Sepertinya Reynand lah yang harus memulai pembicaraan.

Reynand berdehem. "Maaf," ujar Reynand dalam.

Alsa yang tadinya menunduk, pelan-pelan ia mendongakkan kepalanya. Menatap Reynand dengan tatapan tidak bisa ditebak.

"Untuk?"

"Semuanya." Reynand tersenyum. "Aku tahu kamu marah," ujar Rey dengan sorot mata menangkap wajah sendu Alsa.

"Aku sempat kecewa," Alsa menjeda, "tapi sekarang udah enggak. Kamu udah pulang. Kamu di depan aku sekarang." Alsa tersenyum penuh kegembiraan. Lesung pipinya bertambah dalam dan itu membuat Rey terpesona. Astaghfirullah.

"Sorry enggak sempat kabarin kamu."

"Kasih tau aku apa alasannya?"

"Kamu yakin mau dengar?" Alsa mengangguk mantap.

"Kamu gak percaya aku?" Alsa bertanya balik.

"Bukan itu Alsa ... Aku takut rasa kecewa kamu bertambah. Aku gak mau."

Alsa tersenyum tipis. Tampaknya ada yang disembunyikan dari Reynand. Bahkan Alsa menjadi ragu untuk tidak mendengarkan alasan dari Rey–ia belum siap untuk membenarkan ucapan yang Reynand katakan nanti.

****

Seseorang masuk tanpa permisi mengganggu gadis yang tengah tertidur di dalam kelas. Bukan mengganggu tapi memberikan sesuatu kepadanya.

Rian meletakkan susu cokelat di atas meja gadis yang sedang menenggelamkan wajahnya di tumpuan kedua tangannya.

Sepertinya gadis itu tampak kelelahan, sampai-sampai mencari celah di jam istirahat untuk tidur–tidak seperti biasanya.

"Tidur aja cantik, apalagi bangun." Rian terkekeh kecil melihat gadis berkerudung itu.

Rian memilih keluar dari kelas, namun di depan pintu ia bertemu dengan Zahra. Sepertinya gadis itu habis dari kantin, ditangannya terdapat dua minuman. Zahra langsung memberikan tatapan tajam pada Rian.

"Apa Lo?"

"Heh, yang harusnya nanya itu gue. Kak Rian habis ngapain di dalam? Gangguin Alsa?"

"Maunya sih iya. Tapi dia kelihatan lagi capek, ya udah cuma gue kasih susu coklat. Tuh ada di atas meja," jawab Rian santai. Dan ia hampir melewatkan sesuatu.

Rian mengeluarkan sesuatu dari saku hoodie-nya, lalu memberikannya pada Zahra yang sedang menatapnya bingung.

"Nih, buat lo."

Tentang KitaWhere stories live. Discover now