BAB 32

2.3K 201 9
                                    

Hi, Bucinnestar 💜
Siap-siap overthinking nieh hahaha!

****

Rossa–Jangan Hilangkan Dia

"Akan ku pilih kamu
jika takdir memihak ku."

***

Perasaan canggung kini menyelimuti Alsa. Sekarang gadis itu bersama kedua orang tuanya sedang bertamu dikediaman Reynand. Rumah yang memiliki interior megah, bercat putih seperti istana kerajaan, dan bisa dibilang kediaman Reynand sekeluarga ini paling 'wah' di komplek tersebut. Serta tidak butuh waktu lama menuju rumah Reynand, sebab jarak rumahnya dari kediaman Alsa hanya berbeda gang, namun tetap satu komplek perumahan.

Alsa duduk di samping Abi, sementara Reynand duduk berseberangan dengannya. Tanpa disadari Reynand mencuri pandang melihat manik mata Alsa yang begitu candu. Dengan perasaan menggebu Lelaki itu menggeleng ribut. Berusaha membuang hawa nafsu yang kini sedang menguasai pikirannya.

Ada perasaan tidak nyaman jika mengobrol ditemani orang tua. Bisa dibilang tidak leluasa, canggung, dan takutnya saling menjodoh-jodohkan. Reynand berpikir ada baiknya mengajak Alsa ke teras rumah dan mengobrol di sana.

Reynand pun mengajak Alsa dahulu, setelah mendapat persetujuan barulah mereka pamit ke luar. Terdengar jelas pembicaraan orang tua yang menyebut betapa serasinya anak mereka jika disatukan, jika berjodoh, jika ... blablabla.

"Duduk sini, Al," ujar Reynand yang masih berdiri menepuk kursi di sampingnya.

Alsa mengangguk, kemudian duduk. Posisi kursi mereka terhalang meja, jadi tidak saling berdekatan.

"Kamu enggak dingin Rey?" tanya Alsa. Melihat Reynand hanya mengenakan kaos dan celana dasar panjang. Suasana malam ini dingin, angin malam juga tidak baik untuk kesehatan.

"Ada kamu." Reynand tersenyum.

"Aku?"

"Iya." Reynand mengangguk. Begitu santainya lelaki itu menjawab.

"Kenapa aku?" Bukan maksud apapun, Alsa hanya ingin tahu mengapa Reynand mengatakan itu.

"Kalo enggak ada kamu, siapa yang panggil Bunda buat bantuin aku pas menggigil?" Reynand tersenyum melihat raut wajah Alsa yang lucu.

"Bentar aku belum nyambung." Sungguh otak Alsa berjalan lambat seketika untuk berpikir.

Reynand terkekeh. Tidak habis pikir kalau gadis di sampingnya ini tidak selamanya cepat tanggap. "Enggak usah dipikirin nanti cepat tua," ledek Reynand.

"Ish, Reynand ..." balas Alsa kesal pada Lelaki itu.

"Hahaha, kamu lucu. Ayo kesal aku senang." Reynand tertawa.

Reynand aneh. Dia lelaki aneh yang Alsa rindukan setiap hari sebelum dipertemukan kembali.

"Bisa gitu ya?" Alsa menatap lurus ke depan.

"Bisa dong."

"Apanya?"

"Apanya?" Reynand tampak berpikir sambil menggaruk tengkuknya.

"Demi apa kenapa random banget." Alsa menggeleng-gelengkan kepala, merasa heran pada diri sendiri. Ditambah lagi dengan Reynand yang masih fokus berpikir.

Tentang KitaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt