BAB 6

4.2K 397 35
                                    

Hi, diharapkan spam komen!
Tembus 50 komen bakal update cepat.

****

Menjadi pelajar itu memprihatinkan, meski guru dan murid memiliki bebannya masing-masing tetap saja nilai lebih dipentingkan. Seperti yang dirasakan pelajar sekarang, dimana kejujuran semakin berkurang demi mendapatkan nilai yang memuaskan.

Benar begitu, kan?

Sama halnya dengan Alsa sebagai pelajar yang harus mempertahankan nilai. Alsa selalu menyempatkan diri untuk belajar, setidaknya ia mengerti tentang pelajaran yang akan dibahas besok di sekolah.

Alsa sekarang sedang mengerjakan tugas agama yang sebagian soal sudah dikerjakan kemarin. Seperti biasa Alsa mengerjakan tugas sembari mendengarkan murotal di salah satu channel YouTube kesayangannya.

Ponsel Alsa tiba-tiba bergetar menandakan ada pesan masuk.

0824xx:
Malam, sorry, ganggu kamu.
Aku cuma mau kasih tau.
Pangeran butuh Tuan putri.
Sekian terima hati.

Alsa memutuskan untuk tidak membalas pesan itu bersamaan dengan perasaan yang khawatir. Yang ia lakukan untuk menghindari sesuatu kemustahilan. Benar 'kan?

Dan juga Alsa tidak tahu siapa yang mengirim pesan itu. Tidak perlu dicari tahu.

****

Alsa berjalan santai menyusuri koridor kelas. Sudah menjadi rutinitas untuk sampai ke kelasnya yang berada di ujung gedung. Seperti di film-film Alsa sebagai murid teladan sementara murid kesiangan sebagai murid tidak disiplin.

Untuk murid yang selalu kesiangan. Apa tidak ada alarm untuk membangunkan tidur? Atau jam malam dibuat untuk begadang seolah-olah langit tak pernah terang? 

"Pagi, Alsa," sapa Rian membuat Alsa terkejut.

Alsa menoleh ke sumber suara dan melihat Rian sudah berada tepat di sampingnya dengan jarak beberapa meter.

Dia memilih untuk tidak menanggapi dan mempercepat langkahnya.

"Al, kok diem?" tanya Rian.

Alsa terlihat gugup sambil mempercepat  langkahnya. Rian juga ikut menyamakan langkah yang tak ingin kehilangan Alsa.

"Al, pesan semalem kenapa nggak dibalas?" Suara Rian terdengar mengintimidasi Alsa.

Jadi yang mengirim pesan itu Rian. Sungguh Alsa ingin merubah diri menjadi kupu-kupu agar bisa terbang menghindari Lelaki di sampingnya.

"Maaf, aku lupa," jawab Alsa mengubah fakta dengan alasan seadanya.

Rian sepintas tersenyum melihat wajah Alsa dari samping. Hidung gadis itu terlihat mancung. Rian menyukainya.

"Gak masalah pesannya gak dibalas asal jangan perasaan aku aja yang gak kamu balas."

Rian sudah mulai melancarkan aksinya dengan menggunakan jurus jitu yakni gombalan. Namun sayang Alsa terlihat acuh menanggapinya.

Tolong jawab. Apa benar jika gombalan dapat membuat hati dag-dig-dug?

"Iya, kan, Al?" tanya Rian iseng.

"E-enggak tau."

Alsa kembali mempercepat langkahnya dua kali lipat seperti marathon. Rian tak ingin kehilangan kesempatan, bahkan ia ikut andil di samping gadis itu. Always.

Tentang KitaWhere stories live. Discover now