Epilog

38.7K 1.4K 79
                                    

Hubungan Fahmi Nami berangsur membaik. Mereka mulai berbenah diri, mulai menata hati kembali. Keduanya memilih untuk melupakan segala perkara masalalu yang dulu, dan bersama-sama melangkah maju.

Saran Nami untuk Fahmi pergi konsultasi pada psikolog diangguki pria itu. Masih ada sebagian besar hatinya yang merasakan 'ketidak enakan' untuk yang terjadi dimasalalu, dan Nami senantiasa menemaninya, duduk di sampingnya, dan membantunya untuk bisa berdamai dengan semua.

Kini Fahmi terlihat lebih menikmati hidupnya, tak ada ketakukan tidak berdasar dalam diri pria itu lagi. Fahmi sudah bisa tersenyum bahagia dengan bebas, dan Nami tentu ikut bahagia melihatnya.

Mengenai David, pria itu beberapa waktu lalu datang menemui Nami, mengucapkan selamat tinggal dan mengatakan akan berjuang kembali dan menemukan seseorang yang akan mencintainya tulus, lalu membuatnya melupakan Nami sepenuhnya. Nami mengaminkan dalam hati niat David, berharap pria itu segera menemukan seorang wanita yang bisa membuatnya bahagia.

Kehamilannya sudah dikabarkan pada seluruh anggota keluarga. Beruntung pertengkarannya dengan Fahmi tak sampai ditelinga keluarganya, mereka sangat senang mendengar perihal kabar bahagia itu, Mama Renata bahkan sampai membatalkan semua jadwa penerbangannya seminggu penuh hanya untuk menemani Nami. Secercah senyum bahagia itu tak pernah lepas dari wajah cantiknya.

Dan untuk pernikahan mereka yang menghebohkan jagat grup alumni itu membuat keduanya berniat untuk membuat acara resepsi guna membantah kabar miring tentang pernikahan tiba-tiba mereka. Menegaskan status mereka saat ini pada khalayak.

Lalu, dua bulan kemudian acara resepsi itu digelar, mengundang banyak sekali tamu dan tentunya semua alumni SMA yang masih saja tak percaya bahwa Fahmi Nami menikah.

Beragam tanggapan didapatkan keduanya. Ada yang mendukung, ada yang tak menyayangkan, bahkan ada juga yang mencibir. Namun Fahmi Nami tak ambil pusing, toh yang menikahkan mereka, Fahmi Nami hanya ingin membuktikan saja pada mereka yang masih tak percaya akan pernikahan keduanya. Perihal tanggapan, itu urusan mereka.

Fahmi membuka matanya perlahan, tirai yang tersingkap oleh angin pagi itu membuat sinar matahari masuk dari cela jendela. Fahmi menatap seseorang yang juga tengah tertidur lelap di sampingnya, wajah cantik dan damai itu tak sedikitpun terusik oleh tangan jahil Fahmi yang tengah menyusuri setiap inci wajahnya.

Betapa Fahmi mencintai wanita ini.

Usai melaksanakan shalat subuh, keduanya memilih kembali bergelung di bawah selimut. Lelah yang dirasa setelah acara resepsi kemarin membuat mereka tak kuasa menahan kantuk yang kembali menyerang.

Apalagi Nami yang hormonnya berubah-ubah semenjak ia hamil. Ia mudah lelah, dan bisa tidur seharian penuh jika Fahmi tak membangunkannya untuk sekadar makan atau melaksanakan shalat.

Mama Renata, atau Mita dan Tesa akan bergantian menjaga Nami ketika Fahmi pergi ke rumah sakit, Fahmi amat terbantu karenanya.

Mungkin mulai merasa terusik dengan sentuhan Fahmi pada wajahnya, membuat Nami mau tak mau membuka matanya.
Senyum mengembang di bibir Fahmi ketika melihat mata bulat itu mengerjap menggemaskan.

"Pagi ratu tidur.."
Mendengar julukan aneh yang Fahmi lontarkan sontak membuat Nami mengerucutkan bibir.

"Apaan sih.." kesalnya tak terima.

Hal itu membuat Fahmi tertawa, membawa tubuh mungil Nami dalam pelukannya. Sedang Nami tak menolak, balas memeluk erat tubuh Fahmi, menyamankan diri dalam rengkuhan hangat pria itu.

Entah harus berapa banyak rasa syukur yang keduanya panjatkan atas kebahagiaan yang telah Allah beri kepada mereka. Pada keduanya yang masih sering berbuat dosa, namun Allah masih terus memberikan rahmat pada setiap hamba-Nya.
MaasyaAllah
Fahmi dan Nami berharap mereka bisa sama-sama saling menguatkan, saling merangkul dan bisa bersama meraih jannahnya kelak. Di jalan yang telah Allah tetapkan untuk keduanya, bersama berbagi cinta tanpa melupakan Sang Pemilik Cinta itu sendiri.
Aamiin.


-SEPATAH DUA PATAH KATA-

Assalamu'alaikum
Apa kabar?

Aku mau bilang terimakasih sebesar-besarnya untuk kalian yang udah baca cerita ini dari awal sampai akhir, dari cerita ini masih nol banget sampai sekarang ❤

Yang sudah mendukung cerita ini, ngasih voment dan semangat buat aku, bikin aku semangat buat update terus cerita ini.
Cerita ini nggak akan sampe seperti sekarang kalau bukan karena kalian ❤❤❤

Aku nggak nyangka cerita ini bakal sampe 50-an lebih chapter, karena awal target cuma sampe 25 chapter aja tapi ternyata jadi dua kali lipat target awal :" kuharap kalian nggak bosen bacanya :v

Dan untuk extra part aku belum kepikiran untuk bikin. Mungkin lain waktu  🤭

Silahkan kasih kritik dan saran untuk cerita ini. Ambil baiknya buang buruknya ya..

Maafkan pembawaan cerita yang terlalu bertele-tele dan mungkin nggak terlalu ngena feelnya, aku hanyalah penulis amatir yang baru memulai nulis :"
Tapi aku harap kalian nggak kecewa sama endingnya, dan suka sama cerita ini..

Akhir kata, lagi aku ucapkan terimakasih banyak buat semua yang sudah dukung aku dari awal cerita ini sampai akhir di bab ini.
Luf luf  😘😘😘🌹

Ok, aku mau hiatus dulu, istirahat dulu sebelum nanti ada niatan buat cerita baru lagi. Adakah yang mau baca ceritaku yang lain??

Ya sudah, goodbye semua!
Wassalamu'alaikum
Jazakallah ya khair 💞



15 Sep 2019

Takdir Dua Hati | END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang