1 | Khalilla

100K 3.8K 68
                                    

🌸بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ🌸

Happy reading
.
.
.

Seorang gadis cantik tengah serius mendengar pemaparan materi mengenai hakikat huruf Alif. Sesekali ia membenarkan letak kerudungnya yang sedikit berantakan. Bukan karena risih menggunakannya, ia saja sedari kecil sudah dibiasakan oleh Abi dan uminya untuk menggunakan pakaian muslimah.

Pagi ini, ia terlambat menghadiri kegiatan kuliah subuh karena terbangun di penghujung subuh hingga bergegas mengikuti ibunya menuju masjid tempat diadakannya kegiatan mereka.

Gadis ini duduk dengan rapi bersama puluhan siswa seusianya. Ia mencatat inti dari pembahasan hari ini dengan teliti.

"Baiklah siswaku sekalian, mungkin ini akan menjadi kuliah subuh terakhir kita karena kegiatan pesantren kilat kita akan berakhir besok. Setelahnya, kita bisa kembali ke Madrasah sebagaimana biasanya. Memanfaatkan waktu berlibur kalian dengan mengikuti kegiatan ini, saya harap akan menambah pengetahuan dan ketaqwaan kalian." tutup wanita bercadar itu setelah menyelesaikan pembahasannya dan sesi tanya jawab pun terlewati.

"Aamiin. Terima kasih Ustadzah atas bimbingan sebulan ini." balas para siswa.

Wanita bercadar itu mengangguk dan melanjutkan lagi, "Sebelum kembali ke pondok untuk bersiap-siap, kita akan mengadakan pagi bersih terlebih dahulu."

Siswi MAN As-Siddiq yang berjumlah 23 orang itu mengangguk paham, kemudian bergantian menyalami wanita bercadar yang mereka panggil Ustadzah. Sampai pada siswi terakhir, Ustadzah tersenyum lembut dibalik cadarnya dan menahan siswi tersebut. "Kenapa wajahnya kusut gitu? Masih pagi loh ini."

Gadis yang disapa ini langsung memeluk ibunya. "Bu, Illa masih betah di sini deh kayaknya. Illa pulangnya nyusul aja boleh?" pintanya dengan manja.

"Ada-ada aja kamu. Umi sama Abi kamu udah nggak sabar pengin kamu pulang, kan kita udah mau mulai sekolah lagi." tolak Ustadzah lembut.

"Iya sih, Bu. Tapi, Illa masih belum cukup menuntut ilmu sebulan ini." Gadis cantik yang menyebut dirinya sebagai 'Illa' kembali membujuk Ustadzah yang ia panggil ‘Ibu’.

"Illa, ilmu bisa dicari di mana saja, di sekolah Illa juga bisa memperdalam Ilmu Agama. Kan Illa suka baca buku sekarang, nah, akan ada pelajaran disetiap apa yang Illa baca." bujuk Ustadzah. Ia mencoba memberi pengertian kepada Khalilla yang ternyata tak terlalu sulit, hingga gadis ini pun mengangguk.

"Ibu yakin, bukan hanya itu alasan Illa betah di sini. Ayo ngaku?" tuduh Ustadzah sambil mencandai Khalilla. Tak disangka, sangkaannya benar adanya. Buktinya, si keponakan tertunduk malu, berusaha menyembunyikan senyumnya.

Ditatap oleh Syafiqa dengan begitu intens, Khalilla menjadi salah tingkah hingga bergegas pamit mengikuti yang lainnya. "Ih, Ibu apaan sih, garing banget. Illa keluar dulu ya, mau ikut bersih-bersih."

Syafiqa menghela nafas, nampaknya virus merah muda telah menghampiri keponakannya. Pintanya hanya satu, semoga virus yang baru seujung kuku itu dapat Khalilla atasi tanpa keluar dari ketentuan yang ada. Syafiqa tahu, keponakannya adalah gadis yang pintar dan juga sedari kecil sudah dibiasakan dengan ajaran agama. Namun, semua itu tak elak membuatnya bisa terbebas dari wabah rasa yang biasa menghampiri kaum remaja.

Syafiqa berdoa, semoga Khalilla mampu membawa perasaannya dengan benar tanpa melewati batasan yang ada.

***

Di salah satu pondok, empat gadis sedang menata isi koper masing-masing. Ada yang sudah selesai dan ada yang belum memulai, dan yang belum memulai itu adalah Khalilla. Gadis ini masih sibuk membuka tutup beberapa bukunya, merasa ada sesuatu yang hilang.

Lantunan Cinta Dari Khalilla ✔Where stories live. Discover now