Dua

32 2 0
                                    

Sesampainya dibandara, handphone gue bergetar dan tertera nama "Pa Reza" gue langsung menggeser tombol warna hijau

"Dimana?"

"Bandara"

"Nanti pap, gue kesana"

"Iya" ucap gue, langsung gue tutup dan memfoto lokasi tempat gue berdiri,

Gue menunggu cukup lama sekitar 10menit, setelah itu, dari arah kanan gue melihat dia yang berlari kearah gue, dengan kemeja yang sedikit tidak rapih, tepat dihadapan gue napas dia tersegal dan gue memberikan minum "Minum" ucap gue

Dia langsung menerima minum yang gue beri, dan menghabiskannya

"Nunggu lama?" tanya dia, gue hanya menggeleng pelan

"Ayo, nanti keburu berangkat pesawatnya" ucap dia, sambil mengambil koper gue, sedangkan ditangan kirinya juga udah ada koper dia, ketika gue akan protes, jarak gue dan dia lumayan jauh, gue berlari untuk menyusul dia

**

Ketika pesawat akan lepas landas, gue memejamkan mata dan mengigit bibir gue sendiri, sambil tangan yang memegang celana jeans yang gue pake, yaa gue selalu begini ketika pesawat akan terbang, karena ada pernah pengalaman, ketika pesawat akan mendarat, pesawat tidak mendarat dengan baik

Dan ketika gue berspekulasi dengan pikiran sendiri, ada yang menggenggam tangan gue, menenangkan gue "Aku disini" bisik nya tepat ditelinga gue

Tangan satunya lagi, mengelus pipi gue dan itu membuat gue membuka mata perlahan, muncul reza dengan senyum tipis nya lalu mengusap bibir gue "Jangan gini, nanti bibir kamu luka" ucapnya

Gue langsung mengubahnya, tidak mengigit bibir bagian bawah gue, dan tetap pada posisi saling menatap, saling mengutarakan rindu dan kabar lewat mata dan hati kecil kami

"Maaf Pak, bu menganggu, mau coffe atau tea?" tanya pramugari

Gue langsung menghempaskan tangan dia dan menatap kearah jendela, sedangkan dia menatap kearah pramugari "Tea, kamu mau apa?" tanya kearah gue

"Coffe" ucap gue

"Tea aja dua – duanya" ucap reza, dan pramugari itu mengangguk dan ijin permisi, gue menghela napas, ketika jantung gue mulai merasakan hal yang tidak karuan

Gue langsung mendengarkan music lewat earphone, mengubah duduknya, dan bersiap untuk tidur, gue yang melihat gerak – gerik dia dari ekor mata, membuang napas lega ternyata benar dia tidur, setidaknya dia tidak mendengar degup jantung gue dan suasana canggung ini,

**

Sesampainya di hotel, gue dan Reza berjalan beriringan menuju kamar masing – masing, dan Reza berhenti, gue pun ikut berhenti dan menatap dia bingung

"Ini kunci nya, kalau perlu apa-apa bilang aja jangan sungkan, kamar gue disebelah" ucap Reza sambil memberikan kunci yang telapak tangan gue, dan dia berjalan menuju kamar tepat samping kanan gue

"Ehmm, Za"

"Iya?" tanya Reza dengan berhenti tepat pintunya dan melirik kesebelah gue sambil ngangkat alisnya yang tebal itu "Makasih untuk yang tadi dipesawat" ucap gue tulus

Reza tersenyum tipis dan mengangguk "Selamat Istirahat Mey" ucapnya

Gue mengangguk dan membuka kunci pintu "Iya, Good Night Za" setelah itu gue langsung masuk ke kamar, dan mengunci serta berlari menuju ranjang dan duduk sambil mengelus dada gue

Tenang jantung, Tenang

"Hah, mending mandi, biar pikiran gue dan hati gue ga ngayal kemana – mana"

You and MeWhere stories live. Discover now