32. Lamaran

2.2K 394 25
                                    

"Ini mau ada acara apa sih mah?" tanya Sana yang sedang membantu mamahnya memotong sayuran.

"Gak tau tuh papah kamu," jawab Mamah "katanya nanti malem mau ada banyak tamu."

"Lah, acara apaan pah?" tanya Sana kepada Papahnya yang kebetulan lewat.

"Liat aja nanti malem," jawab sang papah dan langsung pergi begitu saja setelah mengambil air mineral dingin.

"Nyonya, di depan ada ibu besar dan yang lainnya." seorang asisten rumah tangga tiba-tiba datang memberitahu. Membuat Sana dan Mamah dengan kompak saling menoleh.

"Nenek kamu, sampe om dan tante kamu datang?" tanya Mamah terkejut, sedangkan Sana hanya mengedikan bahunya saja. Berjalan lebih dahulu untuk menghampiri keluarga besarnya yang datang.

"Mba ini ada acara apa sih? Mas Orion kemaren tiba-tiba telpon kita suru dateng kesini." adu salah satu paman Sana yang baru saja duduk.

"Amih kira ada masalah apa," saut nenek Sana "kan waktu itu Sana yang mau ke rumah Amih."

Sana ikut duduk bergabung di samping neneknya, "Kemarin aku mau ke rumah Amih," cerita Sana "tapi gak boleh sama Papah. Padahal beberapa hari yang lalu papah maksa aku buat tinggal sama Amih."

"Papah kamu emang aneh," saut bibinya Sana.

"Rumahnya Sana itu di blok sebelah, ribet amat sih pake acara bawa mobil segala" keluh Ayah Heechul saat melihat Bobby dan Hanbin yang sedang menyiapkan mobil mereka.

"Bun, Hanbin sama Bobby gak usah ikut aja deh," pinta Jinhwan "biar jaga rumah aja."

"Yeeeeuh, ogah." tolak Hanbin dan Bobby kompak.

"Sayang dong batik kembaran gue," saut Bobby "udah ganteng nih." lanjutnya membuat Dahyun yang berada di dekat Bobby dengan gemas ingin menjitaknya.

"Bang Ibob, jangan mancing untuk dihina deh" saut Jennie yang sedari tadi duduk disamping sang nenek.

Malam ini, Jinhwan benar-benar akan datang ke keluarga Sana. Sesuai dengan apa yang Papahnya Sana tentukan.

Dan, tak hanya kedua orang tua dan keempat peliharaannya saja yang ikut hadir.

Karena pada nyatanya, Sang Nenek, Pakde, serta pakle dan beberapa sepupunya pun ada yang ikut.

"Yaudah, ayok kita berangkat," kata ayah Heechul mulai memimpin "nanti keburu malem lagi."

"Ayo kita berangkat,"

"Ayo kita berangkat,"

Bobby dan Hanbin lagi-lagi membuat ulah, dimana-mana orang mau berangkat buat ngelamar itu baca doa. Mereka malah nyanyiin yel-yel tukang bangunan di bedah rumah.

Untung saja Taehyung, salah satu sepupunya yang tak kalah gila dengan Bobby Hanbin tidak bisa hadir malam ini.

"San, ini lagi ada acara apaan sih?" bisik Daniel pada Sana "Tiba-tiba gue disuru ke sini pake kemeja putih."

Suzy yang duduk di sisi lain Sana juga ikut mengangguk, menyetujui perkataan Daniel. "Suru pake baju putih-putih, ini kita gak disuru cosplay jadi jemaah haji kan?" tanya Suzy dan langsung mendapatkan jitakan dari Daniel, "Lunjak amat lo jadi manusia."

"Elonya mancing buat dilunjak." balas Daniel tak mau kalah.

"Pah, tamunya kapan dateng?" bisik Mamah kepada Sang Suami.

"Lagi di jalan mah, bentar lagi jug-"

"Assalamualaikum," perkataan Papah terhenti oleh ucapam salam dari tamu yang ditunggu-tunggu, sedangkan Mamah masih diam terpaku karena terkejut akan tamu yang datang.

"Waalaikumsalam," jawab papah "mari masuk-masuk"

Papah dan Mamah sedari tadi memang berada di luar, menunggu tamu datang untuk menyambutnya.

"Mah, ngelamunnya nanti aja." tegur papah saat melihat sang istri yang terlihat shock.

Mamah langsung merubah raut wajahnya, menyambut keluarga Jinhwan dengan hangat.

"Astagfirullah," gumam Suzy saat melihat Jinhwan yang memasuki area ruang tamu Sana.

Daniel dan Suzy yang berada diantara para sepupu Sana yang masih pada kecil hanya bisa terdiam.

Selain mamah yang terkena serangan jantung, kedua manusia yang menjadi saksi hidup kisah cinta Jinhwan dan Sana itu hampir terkena geger otak karena terlalu terkejut.

Dan jangan lupakan sang pemeran utama wanita, yang sedari tadi tidak bisa menutup mulutnya karena terkejut.

"Ingetin gue, besok menggal pala Jinhwan." bisik Suzy pada Daniel.

"Jangam anjir, kisah cinta mereka udah rumit" larang Daniel "kalo salah satunya mati, sad ending dong."

"Kenapa gak bilang sih?" keluh Sana pada Jinhwan, keduanya sedang duduk berdua di halaman samping rumah Sana.

"Papah bilang, jangan kasih tau siapa-siapa." kata Jinhwan "Sebagai calon mantu yang baik, ya aku nurut."

Sana menggerakan bibirnya tanpa suara, mencibir pembelaan dari Jinhwan.

"Untung aku gak punya riwayat jangtung," gumam Sana tetapi masih bisa Jinhwan dengar.

"Kayanya aku deh yang punya riwayat jangtung." balas Jinhwan, membuat Sana langsung menoleh panik kepada Jinhwan "Masa dari tadi, deg-degan terus."

Wajah Sana yang awalnya terlihat panik, kini berubah menjadi datar. Menatap tajam pada Jinhwan.

Jinhwan hanya menyengir saja, niat awalnya ia ingin menggombal. Tetapi, bukan merona pipi Sana, malah berubah jadi anyeb.

"Kamu suka cincinnya?" tanya Jinhwan berusaha kembali memecah keheningan.

Sebenarnya suasana di dalam rumah Sana sangatlah ramai. Hanbin yang bertemu teman sekelasnya--Daniel--, tetapi memang serasa dunia milik berdua, Sana dan Jinhwan dengan senang hati tidak memperdulikan kehebohan di dalam rumah.

"Kakak tau dari mana ukuran jari aku?"

"Suzy," jawab Jinhwan santai "si Nyai cerita kalo cincin kamu ketinggalan. Terus aku bilang aja, kalo aku yang bakal balikin cincin itu"

"Besok-besok ikut casting ftv aja kak" saran Sana disela-sela kekehannya.

Jinhwan mengangguk saja, "Nanti kalo omzet cafe turun, aku ikut-"

"Heh!" potong Sana "ngomong jangan asal."

"Takut banget sih cafe aku gulung tikar-"

"Iyalah, nanti aku makan apa." saut Sana langsung dan disusul tawa dari Jinhwan.

Dan tanpa keduanya sadari, ada sepasang manusia yang sedari-tadi menguping dengan raut wajah penuh kebahagiaan.

"Huhuhuhu, sobat gue.." gumam Suzy dramatis, sedangkan Daniel hanya tersenyum saja, saat melihat sahabat kecilnya sudah mendapatkan kebahagiaan yang selama ini dinanti.

Tbc

Knock Knock [Jinhwan - Sana]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang