25. Bunda

1.8K 362 20
                                    

"Lah ngapain kak?" tanya Sana saat melihat Jinhwan tiba-tiba muncul dari balik pintu dan ikut bergabung dengan Sana yang sedang duduk di sofa ruangan.

Jinhwan merengut manja, "Iya ini  cafe punya kamu, jadi aku gak boleh kesini." sindir Jinhwan dengan nada suara dibuat-buat marah.

"Diih ambekan," balas Sana saat melihat wajah Jinhwan yang merengut "Kakak udah makan?"

"Belum," jawab Jinhwan yang sekarang sudah nyaman menyender pada pundak Sana.

Susana seketika kembali menjadi hening, Jinhwan yang sedang beristirahat dan Sana yang pikirannya sudah melayang ke percakapan ia dengan Suzy waktu malam.

Flashback

"Jadi.. si boncel itu minta maaf sama lo?"

Sana hanya mengangguk saja, wajahnya tiba-tiba kembali memerah.

"Terus lo maafin Mas Jinan?" kali ini Daniel yang bertanya.

Lagi-lagi Sana hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Terus sekarang lo sama si Jinan pacaran?" tanya Suzy penasaran, jangan lupakan juga Daniel yang sama penasarannya.

"Kayanya belom ditembak Kak," tebak Daniel saat melihat raut wajah Sana

"Jadi sekarang hubungan kalian apa?" tanya Suzy membuat Sana bingun sendiri

Flashback off

"San..." panggil Jinhwan "Sanaaaa"

Sana langsung mengerjap, menyadarkan diri dari lamunannya.

"Iya Kak, kenapa?"

Jinhwan menaiakan sebelah alisnya, "kamu gak denger kakak bilang apa?" tanya Jinhwan dan dijawab cengiran oleh Sana.

"Maaf kak,"

"Kamu mikirin apa?"

Sana langsung menggeleng sebagai jawaban dari pertanyaan Jinhwan "Kakak tadi bilang apa?"

Jinhwan menghela nafasnya, saat melihat Sana yang sepertinya belum mau terbuka "Temenin aku makan siang yuk, ada restoran baru di mall deket sini."

"Ayook," kata Sana semangat yang langsung berdiri, lalu menarik tubuh Jinhwan agar ikut berdiri.

Jinhwan mengangguk, menggenggam tangan Sana dan berjalan keluar dari ruangan dan menuju parkiran, dimana mobil Jinhwan berada.

"Rame banget Saan," keluh Jinhwan saat melihat panjangnya antrian yang ingin makan di restoran tersebut.

"Keburu kelaperan Kak," kata Sana dengan wajah manjanya "cari yang lain aja yaaaa.. yaaaa... yaaaa"

Jinhwan yang awalnya ingin mengantripun memilih untuk mengikuti apa yang Sana inginkan.

"Mau makan apa?" tanya Jinhwan sembari merangkul Sana dan berjalan menuju restoran yang lain.

"Apa yaaa.. Enaknya makan apa kak?" balas Sana dengan pertanyaan pula, wajahnya menoleh pada Jinhwan.

Tinggi keduanya yang tidak terlalu jauh, membuat wajah Sana dan Jinhwan sangat dekat.

"Euuum," sebenarnya tadi sudah ada jawaban di otak Sana, tetapi entah mengapa otaknya menjadi blank saat wajah ia berdekatan dengan wajah Jinhwan "yang sepi aja kak,"

"Ini jam makan siang Sayang, gak mungkin ada restoran yang sepi kecuali tutup."

Sana hanya diam saja, wajahnya merengut sebal berusaha menutupi salah tingkahnya.

Dan lagi, ia mengingat pertanyaan Suzy waktu malam.

"Mas? Jinan?" Jinhwan langsung menoleh saat merasa pundaknya ditepuk.

"Bunda?" Jinhwan yang menoleh langsung terkejut saat melihat sang bunda.

"Kamu ngapain Mas?"

"Eum.. Ini... Bunn..." entah mengapa lidah Jinhwan kelu, seakan baru saja kepergok abis nonton video porno oleh orang tuanya.

Bunda menaikan sebelah alisnya, melirik pada perempuan yang ada di sebelah Jinhwan "Ini siapa? Pacarnya Jinhwan ya? Namanya siapa? Kok gak pernah kerumah? Kapan-kapan main dong kerumah yaa" semua pertanyaan langsung muncul dari mulut sang bunda.

Melihat Sana yang merasa bingung harus menjawab apa, akhirnya Jinhwanlah yang turun tangan.

"Sana ini Bunda aku," kata Jinhwan kepada Sana sedangkan Sana langsung tersenyum kepada bunda Jinhwan dan mencium tangannya "bunda, ini Sana."

"Sana kenapa gak pernah main ke rumah?"

"Bunda-"

"Bunda nanya Sana, bukan kamu" potong Sang bunda, dan jangan lupakan tatapan tajamnya kepada Jinhwan.

"Bunda ngapain kesini? Sendirian lagi." tanya Jinhwan yang sekarang berdiri diantara Bunda dan Sana

"Bunda tadinya mau nyalon-"

"Partai apa yang ngajak bunda nyalon?" sela Jinhwan dan langsung mendapatkan tabokan dari sang Bunda.

"Nyalon kaaak, ke Saloooon" saut Sana gemas sendiri.

"Maafin anak bunda ya Sana, maklum otak sama badan sama-sama pendek" kata bunda dengan nada sedih.

"Bunda ke salon sama siapa?" tanya Jinhwan tanpa memperdulikan sindiran dari sang Bunda.

"Tadinya janjian sama Jisoo, tapi Jisoo ada kegiatan di kampusnya" jawab Bunda "yaudah bunda send-" perkataan wanita hampir setengah abad itu langsung terhenti "Sana, bunda ke salonnya sama kamu aja yaaa. Mas Sananya bunda pinjem dulu"

Baru saja Jinhwan membuka mulutnya untuk menolak, tetapi Sang bunda sudah menggandeng Sana dan berjalan menjauhinya.

Dan tanpa ada niatan untuk mengejar, Jinhwan lebih memilih untuk berbelok menuju suatu restoran. Memesan makanan untuk makan siang.

"Permisi, Nyonya Hanna?" seorang pegawai salon tiba-tiba datang menghampiri bunda "ini ada titipan makan siang."

"Dari siapa?" tanya bunda heran "saya gak pesen apa-apa soalnya."

"Katanya dari anak Nyonya, ini saya simpan di meja ya Nyonya." bunda hanya mengangguk saja, sebenarnya ia merasa bingung. Ini anak yang mana yang tiba-tiba kesambet jadi berbakti.

Belum juga hilang rasa penasarannya, tiba-tiba ponsel bunda bergetar. Menandakan notifikasi pesan masuk.

Jinan: Aku kirimin makan siang
Jinan: Sana belum makan siang, suru dia makan ya bun^^

Wanita itu langsung terkekeh saat melihat chat dari si sulung. Mengatas-namakan ia untuk makan siang, padahal memiliki niat terselubung untuk yang lain.

Jinan: Oh ya, nanti pulang jangan lupa ambil kartu kredit aku di kasir. Bunda aku traktir :*

"Dasar," gumam Ahn Hanna saat membaca Chat terakhir dari anaknya. Dan setelah itu menoleh kepada Sana yang rambutnya dikeramas.

Tbc

Knock Knock [Jinhwan - Sana]✓Where stories live. Discover now