19 • How to Protect Her

Começar do início
                                    

Astaga!

Apa yang ada di kepalamu ini, Han Sera?

Reflek Sera menepuk kepalanya berkali-kali, demi mengenyahkan pemikiran aneh yang semakin merebak memenuhi kepalanya. Hal itu membuat Jihoon menoleh, tersenyum tipis dengan menarik lebih tinggi sebelah sudut bibirnya.

"Sera-ya," panggil Jihoon yang langsung membuat gadis itu tergugah.

Ia membelalakkan matanya. "Ne, Oppa?"

"Aku tidak marah. Aku baik-baik saja." Lelaki itu masih menggerakkan kemudi di hadapannya, mengembuskan napas. "Tiba-tiba, aku jadi memikirkan banyak hal. Tapi, saat ini ... aku belum bisa memberitahumu."

"Syukurlah," gumam Sera pelan, lega. Ia kembali melebarkan senyum cerianya. "Tidak apa-apa, Oppa."

Selama kau baik-baik saja.

Itu cukup bagiku.

"Jangan khawatir," ucap Jihoon lembut lalu mengusap rambut Sera sekilas dengan tangan kanannya yang bebas.

Gadis itu hampir tidak kuat lagi menahan kupu-kupu yang terasa berterbangan di perutnya. Namun, Sera ternyata menikmatinya. Sensasi yang sangat jarang dirasakannya selama ini. Dia kembali membuang pandangan, meredakan senyumnya yang tak kunjung meredup.

Tidak lama, ponsel Jihoon yang terletak di dashboard bergetar panjang. Sontak ia meneliti nama yang melayang-layang di layar lebar benda pipih itu dan sebelah tangannya bergerak mengambil wireless earphone yang langsung disematkan di telinga kanannya.

Jihoon hanya diam karena lawan bicaranya langsung berbicara panjang lebar setelah sambungan terhubung. Ada rasa penasaran yang terbersit di hati Sera namun ia mengenyahkan niat untuk mencari tahu lebih lanjut khwatir Jihoon risih karena privasinya terganggu.

"Baiklah. Aku akan ke sana."

Setelah panggilan terputus, Jihoon mencabut benda di telinganya itu. Berusaha menetralkan ekspresi sekilat mungkin sebelum kembali memiringkan kepala menghadap Sera yang sontak ikut menoleh padanya dengan tatapan bertanya-tanya.

"Ada sesuatu yang harus aku selesaikan malam ini juga. Jadi, aku akan pergi lagi setelah mengantarmu pulang," jelas Jihoon tanpa ditanya. Gadis itu langsung mengangguk cepat. Mengubur pertanyaan yang ingin diutarakannya lebih lanjut.

Gedung puluhan lantai tempat mereka tinggal terlihat semakin dekat. Jihoon menepikan mobilnya hingga masuk ke depan lobby utama apartemen dan setelahnya Sera bergeges turun. Ia masih sempat melambaikan tangan dan mendengar pesan Jihoon sebelum mobilnya benar-benar lenyap dari pandangan gadis itu.

"Istirahatlah. Kau tidak perlu menungguku, ya?"

▪°▪°▪

Lelaki itu berderap masuk ke sebuah kedai yang semakin malam justru semakin ramai pengunjung. Beberapa orang telah menunggunya di salah satu meja sedang yang berada di dekat ornamen botol-botol kaca khas yang tertata rapi dalam lemari, tepatnya berada di ruangan bagian dalam sebelah kiri pintu masuk.

"Annyeong, Jihoon-ah!" Sapa seorang lelaki dengan topi hitam ketika melihat Jihoon mendekat.

"Yah! Kau tak bisa memanggilnya seperti itu lagi," sergah pemuda lain yang duduk di sebelahnya. Ia menyeringai tipis, mulai terpengaruh efek soju yang entah sudah berapa banyak ditenggaknya.

Jihoon duduk di space yang kosong. Ia santai tidak menanggapi perdebatan keduanya karena sudah biasa melalui keadaan serupa. Di meja ini sebelumnya telah diisi oleh tiga orang. Dua diantaranya sudah menjadi teman akrab Jihoon di kampus sedangkan satu orang yang lain merupakan saudara kembarnya namun tetap saling mengenal dengan Jihoon meski tidak satu kampus.

Tell Me Why ▪ Park JihoonOnde as histórias ganham vida. Descobre agora