Chapter 5

2.6K 378 33
                                    

Hinata tersentak karena tiba-tiba Sasuke memeluk Sakura setelah berdansa. Kemudian mereka berjalan keluar dari ballroom. Ia mengerutkan dahinya dan menatap kepergian mereka dengan mata yang menyipit.

"Aku baru tahu kalau pasangan dansa akan berpelukan setelah berdansa," tukas Naruto. "Apakah kau ingin melakukannya juga?"

Hinata mendengus. "Apa maksudmu?"

"Ku kira kau menginginkan sebuah perlakuan yang manis."

Hinata terdiam saat mendengar suara tawa Naruto dan melangkah ke lantai dansa yang mulai di penuhi oleh pasangan lain. Naruto mengikuti di belakang, masih dengan tawanya. Dan hal itu membuat Hinata merasa kesal.

"Aku memang menyukai hal yang romantis. Tetapi aku membencinya jika di campur oleh kebohongan."

Naruto terdiam mendadak.

Hinata membungkukkan tubuhnya yang kemudian di sambut oleh Naruto. Ketika posisinya sudah siap, mereka mulai berdansa mengikuti alunan musik yang di putar. Selama berdansa Hinata mengalihkan pandangannya. Ia tahu Naruto sedang menatapnya, tetapi ia tidak tahu apa yang pria itu pikirkan tentangnya.

"Hei, katakanlah sesuatu—"

"Apakah kau menyukai Sena?"

Naruto mengernyit. "Apa?"

"Itukah alasan kenapa kau mengajakku ke pesta ini? Mungkin kau tidak bisa menahan perasaanmu jika kau mengajak wanita itu. Lagipula kau datang kesini hanya untuk bermain-main, kan?"

Naruto terdiam, namun tatapannya berubah tajam pada Hinata. Gadis itu tiba-tiba melepaskan tangannya lalu berjalan meninggalkan lantai dansa.

"Aku merasa haus." Hinata menghentikan seorang pelayan yang membawa beberapa gelas anggur. "Apa kau mau minum?"

Saat ujung gelas itu hampir mengenai bibirnya, tiba-tiba saja Naruto menarik gelas itu dan mengembalikannya ke si pelayan. Pelayan pria itu menatap mereka dengan bingung lalu berjalan pergi.

"Kenapa kau seperti ini?" tanya Naruto sembari menggenggam tangan Hinata. Gadis itu berusaha untuk melepaskannya.

"Kenapa kau seperti ini? Apakah kita sudah lama saling mengenal?"

"Hinata,"

"Jangan memanggil namaku." desah Hinata. Ia melirik ke pintu ballroom dan berencana untuk keluar dari tempat itu. Namun Naruto menahannya.

"Kenapa kau mengungkit-ungkit tentang Sena? Dia tidak ada hubungannya denganku."

"Hei, aku tidak sedang memergokimu karena berselingkuh dengan Sena. Jadi berhenti mengatakan—"

"Apa yang salah dengan Sena? Aku hanya bertanya padamu, kenapa kau membicarakan tentang Sena?"

"Sudahlah. Kau memang ingin melindunginya." Hinata meremas gaunnya lalu menarik napas panjang. "Sampai disini saja, aku akan kembali."

Hinata berbalik. Seorang pria menabraknya dengan tiba-tiba dari depan dan tanpa sengaja minuman yang di bawanya tumpah mengenai gaun gadis itu. Karena gaun itu sangat tipis, payudara Hinata hampir terlihat karena ia tidak memakai pakaian dalam. Naruto langsung memeluknya untuk menutupinya.

"Aku benar-benar minta maaf, nona." pria itu membungkuk dan segera menawarkan sapu tangan miliknya. Namun Naruto langsung menolaknya dan menyuruhnya untuk pergi dengan sopan.

Naruto mendesah. "Kenapa kau mengenakan pakaian seperti ini?"

"Memangnya kenapa?" jawab Hinata dengan ketus.

"Payudaramu hampir terlihat."

"A-apa?"

"Ku pikir kita harus pergi dari sini."

"Kita? Tidak. Aku—"

Sebelum Hinata menyelesaikan perkataannya, Naruto segera membawa gadis itu pergi dari ballroom. Mereka berjalan dengan tergesa-gesa. Naruto membawanya ke sebuah kamar mewah di kelas satu. Tanpa mengatakan apapun, Naruto menyuruhnya untuk masuk lalu menutup pintu.

"Kenapa kau masuk ke kamar orang lain tanpa izin?"

"Sebenarnya ini milik Sena. Ia memberikannya padaku."

"Sena lagi." Hinata duduk di sebuah sofa lalu melipat kedua tangannya di depan dada. Naruto berjalan ke arahnya sembari melepaskan jas dan dasinya.

"Buka bajumu."

Hinata tersentak. "N-nani?!"

"Cepatlah sebelum terlambat."

"Apa yang sedang kau rencanakan?" Hinata memeluk dirinya sendiri. "Aku tidak akan menyerahkan diriku padamu dengan mudah!"

"Memangnya apa yang akan ku lakukan padamu?" Naruto menunjuk gaun Hinata yang basah. "Kau bisa sakit jika menggunakan pakaian yang basah."

"Nani—apa?" Hinata menelan ludahnya sendiri. Ia menurunkan tangannya lalu melirik Naruto yang berjalan masuk ke sebuah kamar. Beberapa menit kemudian ia kembali dengan sebuah kemeja putih di tangannya.

W A L T Z ✔Where stories live. Discover now