Chapter 3

2.8K 399 24
                                    

"Sakura, ku pikir mempertemukanku dengan Sasuke Uchiha bukan lah ide yang bagus."

Hinata yang kembali memakai pakaian milik Sakura itu berhenti berjalan saat mereka akan sampai di dek belakang. Gadis itu menggeleng pada Sakura yang mengerutkan dahinya.

"Kenapa ini bukan ide yang bagus? Bagaimana pun kau setidaknya harus memiliki kesan yang baik padanya. Ingat, Sasuke juga menyetujui kesepakatan kita."

"Tapi..."

Sakura tersenyum. "Ayolah. Dia adalah pria yang baik."

"Hei, aku yang lebih dulu mengetahui Sasuke Uchiha. Aku tahu bagaimana sikapnya. Dia tidak mungkin—"

"Selamat siang, Nona Rousseau."

Hinata tersentak. Sosok Sasuke tiba-tiba muncul di dek belakang seorang diri. Pria itu menatapnya dengan tajam, membuat Hinata mengambil satu langkah ke belakang dan bersembunyi di balik tubuh Sakura.

"H-hallo, Tuan Uchiha."

"Senang akhirnya bisa bertemu dengan Nona Rousseau yang asli," Sasuke menatap Sakura sembari memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. "Aku tahu ini tidak pantas, tetapi aku juga senang kau menolak perjodohan itu."

Hinata sedikit mengernyit mendengar perkataan Sasuke, namun ia hanya terdiam dan mengangguk. "Aku lega kau juga tidak menginginkan perjodohan itu."

Sakura melirik Sasuke yang masih menatapnya. Entah kenapa pria itu tetap memandangnya meskipun ia sedang berbicara dengan Hinata. Ia tidak mengerti kenapa Sasuke harus melakukan itu, sedangkan apa yang di lakukan Hinata tidak bertentangan dengan keinginannya.

"Kau memilih Sakura karena gadis itu juga orang Jepang sepertimu kan, Nona Rousseau?" lanjut Sasuke. "Mungkin jika Sakura tidak ada di kapal ini, kau tidak bisa mencari seseorang untuk berpura-pura menjadi dirimu."

"Itu karena orangtuamu lebih senang menggunakan bahasa Jepang ketika sedang berbicara dengan orang yang sama seperti mereka. Hal itu juga sudah menjadi tradisi di Jepang."

Sasuke menyipitkan kedua matanya. "Benarkah? Aku tidak pernah tahu tentang itu."

Hinata mendengus. "Senang bisa bertemu denganmu, Tuan Uchiha. Tetapi karena aku memiliki urusan lain selain ini, maka," ia sedikit membungkukkan badannya pada Sasuke. "Sampai jumpa."

Sebelum Hinata pergi, Sakura menahan lengan gadis itu dan berbisik di telinganya.

"Kau pasti ingin bertemu dengan priamu itu. Semoga berhasil, Hinata."

Hinata tersipu malu. Lalu ia pun beranjak dari tempat itu. Keheningan terjadi setelah kepergiaan Hinata. Sakura menunduk untuk menatap sepatu hitam Sasuke yang tampak mengkilap. Ia menarik napas panjang dan mencoba untuk menatap beberapa burung camar yang beterbangan di atas kapal. Namun Sasuke masih menutup mulutnya rapat-rapat. Lalu ketika ia menoleh dan menatap Sasuke, pria itu memandangnya dengan tatapan yang tidak biasa.

Sakura mengedipkan kedua matanya. "K-kenapa kau menatapku seperti itu?"

"Bagaimana kau bisa hidup dengan orang lain?"

"Apa?"

Sasuke mendesah. Ia menyandarkan punggungnya ke pagar dek. "Aku harus memberitahumu tentang sesuatu yang penting."

"O-oh."

"Apakah kau bisa berdansa?"

"Apa?"

∞∞∞

"Ternyata pria itu cukup menyebalkan juga."

Hinata menarik napas berat dan berjalan turun ke koridor kelas tiga. Ketika ia melewati aula utama, bar tampak ramai oleh pria yang berumur antara tengah empat puluh. Pria-pria dengan pakaian lusuh dan sepatu usang yang terdapat sedikit lumpur yang sudah mengering di bagian belakangnya.

Para pemabuk saling bersulang minuman beralkohol sembari mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal. Asap rokok yang berkumpul di tengah ruangan bar terlihat seperti kabut di malam hari, membuat ruangan itu tampak gelap. Beberapa wanita yang terlihat nakal tampak mencoba menggoda pria-pria itu untuk mendapatkan penghasilan. Namun mereka hanya sekedar bercumbu dan membiarkan pria-pria itu menyentuh payudara dan selangkangan karena di bar itu sama sekali tidak ada kamar.

Hinata berhenti di depan pintu bar saat ia menemukan sesosok pria berambut pirang yang sedang bercanda dengan seorang wanita berpakaian seksi.

"Naruto?" Hinata mendengus. Ia berkacak pinggang. "Sedang apa dia dengan wanita seksi itu?"

Hinata memutuskan untuk masuk ke dalam bar itu. Pria-pria yang awalnya lebih memilih untuk menghabiskan minuman mereka atau mengobrol dengan candaan yang tidak lucu—dan meraba wanita-wanita seksi, kini terdiam saat Hinata melangkah masuk. Hinata tahu ia sedang menjadi perhatian semua orang yang ada di bar kecil itu, namun gadis itu memilih untuk mengabaikannya.

W A L T Z ✔Where stories live. Discover now