LIMA BELAS

6K 207 5
                                    

Mood Arisa benar-benar berantakan setelah pembicaraannya dan ketiga temannya berakhir. Bohong rasanya kalau dia bilang dia tidak kepikiran dengan semua peringatan yang Allie berikan soal Altana dan Sashi. Kepercayaan dirinya untuk menaklukkan Altana yang beberapa hari lalu masih berkobar kini sedikit meredup.

"Ah... Arisa. Arisa, stop being so negative." Arisa menasehati dirinya yang tengah berbaring diranjangnya yang berukuran kingsize.

Jadi tadi Arisa memutuskan untuk pulang setelah dari café, rencana jalannya bersama ketiga temannya dia batalkan. Baik Micha, Navisha dan Allie tidak keberatan dengan keputusannya karena mereka pikir pasti sedang membutuhkan waktu untuk sendiri. Dan Arisa berterima kasih untuk pengertian ketiga temannya itu karena memang dia sedang membutuhkan waktu untuk berpikir. Bukan berpikir untuk menyerah, tapi untuk memikirkan cara apalagi yang harus dilakukannya agar menaklukkan Altana.

Seperti tidak tau malu banget memang yang dilakukan Arisa ini kalau benar Altana memang masih menyukai Sashi, tapi bukankah pria itu yang sepakat untuk memberinya kesempatan? Tidak salahkan dia berjuang untuk apa yang dia mau? Kalaupun nantinya dia kalah karena Altana tidak memilihnya, setidaknya dia sudah berjuangkan?

Drrrttt... drrrrtttt...

Bunyi getar handphone Arisa pada nakas tempat tidurnya membuyarkan lamunannya. Beruntung dia tidak terlalu hanyut dalam lamunannya, jadi cukup dengan getaran saja Arisa bisa menyadari ada panggilan masuk ke HP-nya itu. Diambilnya benda pipih itu dan dengan segera Arisa bangun dari posisi tidurnya dan menerima panggilan itu saat elihat sia yang meneleponnya.

"Halo, selamat sore pak Altana. Ada yang bisa saya bantu?" Sapa Arisa pada penelepon diseberang sana.

"Selamat sore Sa," balas Altana. Lalu sempat terjadi keheningan beberapa saat sebelum Arisa mendengar pria itu melanjutkan perkataannya. "Malam ini kamu ada acara tidak? Kalau tidak ada, mau nggak menemani aku ke pesta ulang tahun teman aku?"

Kali ini gantian Arisa yanga terdiam sejenak karena tidak menyangka akan mendapat undangan seperti itu dari Altana.

"Arisa?"

"Eh,,, eoh iya pak," jawab Arisa tersadar dari keterkejutannya.

"Bagaimana? Kamu tidak bisa ya?" Tanya Altana menunggu jawaban Arisa.

Menggelengkan kepalanya meski Altana tidak bisa melihatnya, Arisa kemudian memberi jawabannya melelaui kata-kata. "Nggak. Arisa nggak ada acara kok pak malam ini. Jadi Arisa bisa menemani pak Altana ke pesta itu."

Kembali terjadi jeda sebelum kemudian Altana melanjutkan perkataannya.

"Baiklah kalau begitu, kamu siap-siap ya. Kita berangkat sekitar jam 7 malam nanti," kata Altana kemudian pamit dan memutuskan sambungan telepon mereka.

Seolah lupa dengan mood-nya yang tadi masih memburuk karena melihat Altana dan Sashi tadi siang, Arisa kini kembali bersemangat. Turun dari ranjangnya Arisa kemudian membuka lemari besarnya untuk memilih gaun yang akan digunakannya. Dicobanya satu persatu gaun itu untuk melihat mana yang membuatnya bisa tampil maksimal karena dia benar-benar ingin tampil sempurna untuk Altana.

Bagaimanapun ini adalah acara pertama yang mereka datangi berdua sebagai pasangan, jadi Arisa akan melakukan sesuatu agar Altana bisa melihat usahanya. Milih gaun, sepatu dan akseseoris terbaik dan cocok untuk pesta ulang tahun menurutnya, Arisa kemudian bersiap-siap. Berharap penampilannya bisa maksimal sehingga Altana tidak menyesal membawanya kepesta temannya itu.

"Arisa fighting! Kamu bisa melakukannya." Kata Arisa sebelum masuk ke kamar mandi dan memulai ritualnya mempercantik diri untuk pesta malam ini.

I Want You Sir!Where stories live. Discover now