Nathalie tersenyum. Dia sepakati? Yah.. Kata-kata itu mengingatkannya akan berapa banyak biaya yang sudah ia keluarkan untuk keluarga kecil itu.

Setiap bulan, Nathalie mengirim cukup banyak uang ke rekening suami istri itu khusus untuk biaya kehidupan Anna. Tentu saja tanpa putrinya tersebut ketahui. Entahlah, Nathalie hanya ingin menjamin kehidupan anak semata wayangnya yang memutuskan untuk memisahkan diri darinya tersebut tetap hidup dengan layak di keluarga barunya. Hidup dengan berkecukupan meski ia tak pernah mendapat ijin dari Anna sendiri untuk berbicara, atau bahkan hanya sekedar bertemu. Sepertinya trauma masa lalu yang tak sengaja ia buat di benak Anna, masih saja meninggalkan luka yang cukup dalam.

"Seharusnya aku tak mengajaknya ke kapal saat itu." Gumam Nathalie pada dirinya sendiri.

"Maaf?"

"Ah, tidak. Aku hanya sangat menyesal tentang apa yang sudah terjadi pada Anna. Pada masa lalu kami."

"Meski aku tidak tahu kesalahan apa yang sudah anda lakukan padanya, di masa lalu, tapi aku tahu bagaimana sifat Anna. Cepat atau lambat dia akan memaafkanmu. Dia anak yang baik. Dia hanya perlu waktu." Hibur Mrs. Thompson.

"Terimakasih."

"Aku menyesal sampai saat ini aku tak berhasil membujuknya. Dia tak menceritakan apapun padaku. Dia hanya menceritakannya pada ayahnya, maksudku suamiku, ayah angkatnya. Jadi aku tak tahu harus memulai dari mana."

"Suami anda adalah salah satu pegawai kami yang cukup dekat dengannya, dulu." Nathalie mendadak teringat akan salah satu petugas kebersihan yang bekerja di Aquarium miliknya tersebut belasan tahun silam.

Anna, gadis kecilnya yang terlalu aktif itu sering menyapa dan mengajak bermain para pekerja di sana setiap mereka berkunjung. Dan Terry Thompson, adalah satu-satunya orang yang sering merespon ajakan dan celoteh Anna. Mereka semakin dekat setiap kali mereka bertemu. Nathalie ingat Anna-kecil, bahkan pernah bercerita kalau pria itu adalah jelmaan peri tua dari pohon Fir yang membuatnya merasa sangat bahagia jika bersama. Nathalie tak menyangka kedekatan itu berlanjut hingga tragedi di atas kapal itu terjadi.

"Sepertinya mereka sudah datang." Ujar Mrs. Thompson menghancurkan pikiran Nathalie ketika mendengar sebuah mobil tiba-tiba memasuki pekarangan.

"Mereka?"

"Anna dan Kyle. Itu mungkin mereka. Aku akan melihatnya." Mrs. Thompson berdiri dari kursi dan berjalan menuju ruang depan. Dan tanpa menyentuh minuman hangatnya lagi, Nathalie pun mengikutinya meninggalkan ruangan itu.

-

Anna dan Kyle turun dari mobil angkut itu. Dan mereka langsung terdiam beberapa saat ketika melihat mobil lain yang terparkir di depan rumah mereka. Seolah saling bertanya siapa yang tengah berkunjung pagi-pagi ini menggunakan kendaraan mewah itu.

Mrs. Thompson tersenyum saat kedua muda-mudi itu akhirnya beranjak menghampiri beranda depan. Sementara Nathalie langsung merasa lega mendapati tak terjadi apa-apa pada putrinya, Anna, mengingat perselisihannya dengan Alexa cukup sengit beberapa waktu ini.

"Selamat pagi Tuan dan Nona." Sapa Mrs. Thompson agak menyindir. Ia melipat tangannya di depan dada sambil bersandar di pinggiran pintu.

"Ouh gawat!" Kyle terkejut melihat ibunya. Rautan wajahnya seperti seorang pencuri yang tertangkap basah tengah mencuri.

"Dari mana kau?!"

"Aku?"

"Kau dan adikmu, Anna. Dan.. Apa yang kau bawa itu?" Mrs. Thompson melirik mobil angkut di belakang mereka.

Belum sempat Kyle menjawab, Anna lebih dulu berbicara. "Mobil siapa ini bu?" Tanyanya balik tak merespon pertanyaan wanita itu. Entahlah, ia merasa sangat tertarik pada tamu mencurigakan lain yang mendadak berkunjung di kediamannya tersebut.

THEIR MERMAN [COMPLETE]Where stories live. Discover now