FRIEND OR FOE?

Mulai dari awal
                                    

******

Anna menancapkan gasnya lebih kencang, menggenggam setir kemudi mobil tersebut erat-erat. Melaju kencang di jalanan yang masih cukup sepi tersebut. Langit perlahan-lahan mulai terang, cahaya matahari mengintip dari arah laut sebelah timur. Terasa hangat, angin pagi menerpa rambut dan wajahnya, seakan menghapus air mata, yang tak sadar mengalir keluar membasahi pipi.

Ia tak tahu apa yang dipikirkan Sean. Lelaki itu sangat keras kepala. Berapa kali ia harus buktikan kalau ia berpihak padanya, kenapa sikap Sean sangat mengecewakan? Ia bersedia melakukan apapun yang dikatakan Sean untuk membantunya. Apa saja. Tapi kenapa pemuda itu tak mau dengar?!

'..Aku ingin kau di rumah dan aman..'

'Aman?!'

Bulshit!

Anna tak percaya Sean mengatakan itu. Jelas ia akan baik-baik saja. Yang harus dikhawatirkan adalah diri Sean sendiri. Sean selalu dalam bahaya dan masalah yang bertumpuk-tumpuk, posisinya selalu terancam. Tapi kenapa ia justru yang mengatakan itu?! Fu*k!!

Anna menancapkan gasnya lebih kencang lagi. Semakin tak dapat menahan diri ketika isi kepalanya terus saja teringat kalimat Sean lainnya yang susah dipahami.

'Harus kau tahu, untuk saat ini, apa yang terjadi di gedung Pusat kelautan yang baru kita tinggalkan itu, semuanya tak ada kaitannya dengan ibumu lagi...'

Anna menimbang-nimbang kalimat itu. Tak ada kaitannya dengan Nathalie Miller?!

'...Katakan! Apa benar kau anak dari si kaya kepar*t itu?!...'

Entah kenapa tiba-tiba ia teringat akan Jason. Akan semua yang dikatakan juga oleh pemuda itu sebelum menyerangnya di gedung itu.

'...Nyonyaku menceritakan segalanya, tapi aku masih saja heran kenapa kalian memiliki sifat yang berbeda. Kau, dan Nathalie ibumu itu...' Ujar Jason saat itu.

Pikiran Anna menelaah semua kalimat yang diucapkan Jason. Entahlah, seperti kata kunci yang masih berhubungan dengan kata-kata Sean tadi.

'..NYONYAKU menceritakan segalanya. Tapi aku tetap saja heran kenapa..'

"NYONYA?! Dia bilang Nyonya?!"

Anna teringat lagi akan kalimat lain yang diucapkan Jason terhadap Sean saat Sean meninju berulang kali kubus kaca yang mengurungnya, saat Jason hampir berbuat seronok padanya.

'Percuma kau lakukan itu. Kau hanya melukai dirimu sendiri. Kau tahu IBUMU takkan senang melihatnya.'

"Ibu!...

Dia juga bilang ibu?!

IBUNYA SEAN?!..."

Seketika Anna menghentikan laju mobilnya tepat di tengah-tengah jalanan, mengerem kuat hingga bunyi roda terdengar mendengung di belakang. Kyle yang duduk di sebelahnya, terdorong kuat hingga dadanya menghantam dasbor.

"Bukankah ibunya Sean adalah... ALEXA?!"

Anna melepaskan genggaman pada kemudinya, ia merogoh saku celana dan mengeluarkan sesuatu dari sana. Secarik kertas yang sebenarnya, masih sangat ia ragukan. Sesuatu yang ia dapat dari tamu wanita yang kata Mrs. Thompson, pernah berkunjung ke rumahnya di malam saat ia menghabiskan banyak waktu dengan Sean di pantai beberapa hari lalu. Tamu wanita dari Louisiana yang tak sempat ia dan Sean temui.

"Alexa Lie?"

Anna membaca sederet ID yang tercoret di permukaan kertas tersebut.

'Astaga!! Alexa Lie?! Dia benar masih hidup?!'

Sulit mempercayai sesuatu yang muncul dalam otaknya. Sebelumnya ia meremehkan coretan itu karena ia pikir itu adalah bagian permainan dari Nathalie. Seperti yang biasa ibu kandungnya itu lakukan agar Anna mau menemui, atau sekedar berbicara dengannya lagi. Memakai nama orang lain agar Anna bersedia menerima kunjungan kecilnya. Namun rupanya ia salah besar.

Kyle mulai tersadar, mengerjap-ngerjap dan merintih kecil mengusap dadanya yang terasa sedikit nyeri karena dorongan kuat beberapa detik lalu itu. Pemuda tersebut membuka matanya, mengangkat kepala perlahan-lahan dan berusaha menyelaraskan pernafasannya.

"Anna?" Katanya ketika melihat siapa orang pertama yang tertangkap pandangan lesunya itu. Jangankan menebak apa yang Anna lakukan, untuk menjernihkan kesadarannya saja ia masih kesusahan. "Anna apa yang terjadi?"

"Kyle?" Gadis itu berpaling.

"Dan, di mana kita?" Kyle melayangkan pandang ke luar jendela. Matanya menyipit terkena sorotan mentari pagi yang naik semakin tinggi.

"Kyle, Mermaid Alexa masih hidup!" Ujar Anna tiba-tiba setelah terdiam beberapa saat. Menyenangkan mengetahui saudaranya itu telah sadar, dan ia menyesal tak sempat memasangkan sabuk pengaman pada pemuda itu. Namun, itu bukan hal yang penting sekarang.

"Apa?! Apa masih hidup?!"

"Mermaid Alexa, dia masih hidup." Kata Anna lagi. "Dan dia.. Dia terlibat dengan semua.. ini."

Kyle menegakkan punggungnya, terasa sedikit linu. "Apa yang kau bicarakan?! Aku.. Ah sial, punggung dan dadaku sakit."

Anna memasukkan kembali kertasnya ke saku, bersiap dengan kemudinya, berniat melanjutkan perjalanan mereka kembali. Tanpa basa-basi ia kemudian menancapkan gas mobil tersebut hingga Kyle terhenyak ke belakang.

"Aku akan membawamu pulang. Setelah itu aku akan mencari tahu siapa lagi orang-orang yang terlibat dengan semua ini. Kuharap perkiraanku tentang Mermaid Alexa, semuanya salah."[]

-

THEIR MERMAN [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang